TS|| part 34

30.8K 4.1K 891
                                    

Hai,nungguin gak?

Gak ngilang kan kalian? Wkwk

Oke,happy reading and enjoyyy🌻

**************














Di teras rumah Gevan sibuk mondar-mandir layaknya gosokan,wajahnya menampakkan ekspresi khawatir. Di tambah hujan yang cukup deras semakin membuat pikirannya tak karuan.

"Kemana dia?" ujarnya dengan rasa yang mulai tidak tenang.

Suara gemuruh petir membuat Gevan semakin khawatir dengan gadis yang sampai sekarang belum pulang.

Hingga sebuah mobil mulai memasuki halaman rumahnya, seketika Gevan yang awal mulanya panik kini mulai membaik.

"Itu dia."

"Kak Gevan,El udah pulang?" tanya Neona yang baru saja keluar dari mobil bersama teman-temannya yang lain termasuk Arion.

"Kok tanya saya? Bukannya dia ada latihan basket sama kalian?"

"Kak,tadi sore El sempat telepon saya katanya dia lagi nunggu kita,tapi kita sama sekali gak tau kalo ada latihan. Belva bilang kalo ada tim kita yang ngabarin,tapi justru tim kita itu malah sama sekali gak chatan sama Belva." jelas Neona yang tak kalah paniknya dengan Gevan.

Perasaan Gevan semakin tidak enak,entah apa penyebabnya dia sangat yakin ada sesuatu yang terjadi dengan istrinya itu.

"Disitu hujan,duduk disini." ujar Gevan mempersilakan mereka duduk di kursi teras.

"Kita tadi udah ke sekolah dan cari Belva,tapi dia gak ada." ujar Zoundra.

"Yang ada malah ini," ucap Arion sembari menunjukkan ponsel milik Belva yang layarnya sudah retak.

Gevan mengambil ponsel milik Belva,dia semakin khawatir sekaligus panik pada saat melihat benda yang selalu Belva bawa kemana-mana.

"Coba telepon orangtuanya," ucap Panca.

"Iya,siapa tau dia ada disana." sambung Haris.

Gevan langsung mengambil ponselnya yang berada diatas meja dan kemudian menghubungi orangtua Belva sekaligus orangtuanya untuk menanyakan keberadaan Belva.

*****

Disisi lain,gadis itu masih setia dengan lamunannya. Tubuh mungil itu menggigil kedinginan,hingga akhirnya mobil taksi tersebut berhenti di tempat yang sudah ditunjukkan oleh Belva.

"Ini pak,maaf Belva cuma lima puluh ribu,bapak mau nunggu saya ambil sisanya?"

"Gak apa-apa neng,saya gak tau neng kenapa,tapi saya senang bisa nolong neng." ujar supir taksi yang usianya kurang lebih sama dengan kakeknya.

"Makasih ya pak,maaf jadi ngerepotin,kalo gitu saya duluan ya pak." ujar Belva dan langsung keluar dari dalam mobil taksi tersebut.

Belva berjalan lunglai di jalan yang sudah dibasahi oleh hujan,gadis itu memilih jalan kaki untuk sampai dirumahnya. Beruntung hujan yang turun tidak sederas seperti sebelumnya,namun tetap saja gerimis kembali menemaninya di perjalanan.

Tangisnya belum berhenti, kejadian tadi benar-benar membuatnya takut,bahkan sejak di dalam taksi tadi dirinya was-was dengan supir taksi yang memiliki niat baik untuk menolongnya.

Tak lama dirinya sampai di depan gerbang rumahnya, terlihat banyak mobil yang terparkir seperti waktu dirinya menghilang karena Gevan dulu,namun kali ini tidak sebanyak sebelumnya.

Belva melihat kedua orangtuanya,orangtua Gevan, teman-temannya dan juga Gevan tengah menampakkan wajah panik.

Terutama Gevan,pria itu tengah menelepon orang suruhannya untuk mencari keberadaan Belva. Hingga akhirnya Neona menyadari kehadirannya.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang