Keesokan harinya,mereka kembali menjalankan aktivitas seperti biasanya. Setelah mengganti perban yang berada di lengan Belva,pria itu pun langsung membawa tas milik Belva ke dalam mobil.
Belva sibuk meniup lukanya yang telah tertutup oleh perban, sesekali dirinya meringis kesakitan saat lengannya tak sengaja tersenggol.
"Gak usah ditiupin,udah ditutup juga lukanya." ujar Gevan sembari membukakan pintu mobil untuk Belva.
"Makasih," ujar Belva dan langsung masuk ke dalam mobil.
Gevan berputar ke arah pintu mobil di seberangnya,pria itu membuka pintu mobil dan kemudian menyalakan mobilnya.
"Bener mau sekolah?" tanya Gevan.
"Iya," jawab Belva.
"Kalo nanti kesakitan lagi kaya semalem gimana?"
"Minta dianter Neona pulang nanti," jawab Belva membuat Gevan mengangguk.
"Yaudah,kita jalan awas lengannya kesenggol, dijagain yang bener." ucap Gevan yang masih khawatir dengan luka di lengan Belva.
Setelah itu Gevan langsung menancapkan gas mobilnya untuk mengantarkan gadisnya sekolah lebih dulu sebelum dirinya ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang sempat dia tinggalkan.
*****
Sesampainya di depan gerbang sekolah,Gevan menghentikan mobilnya kemudian membantu Belva untuk memakai tasnya.
"Minta duit," ujar Belva sembari menengadahkan tangannya untuk meminta uang.
Gevan mengambil dompetnya, Belva yang melihat isi dompet milik suaminya itu hanya tersenyum manis dan berharap mendapatkan uang lebih.
"Yang merah dua gak apa-apa om,saya ikhlas lahir batin." ujar Belva membuat Gevan sedikit melirik ke arah Belva.
"Nih," ujar Gevan sembari menyodorkan salah satu kartu debitnya kepada Belva.
Gadis itu membelalakkan matanya, dirinya tak percaya jika Gevan memberikan kartu debitnya, Belva hanya berpikir bahwa Gevan akan hanya memberikan satu lembar uang seratus ribu seperti sebelumnya.
"Ambil," ujar Gevan membuat Belva langsung mengambil kartu tersebut.
Sama kek papa,minta lima puluh ribu malah dikasih seratus ribu. Bedanya om Gevan dimintain duit,eh dikasih sumbernya langsung- batin Belva.
"Dipegang baik-baik jangan boros,kalo ketahuan boros saya ambil kartunya." ujar Gevan membuat Belva mengangguk patuh.
"Itu buat keadaan darurat,ini yang buat jajan." ujar Gevan sembari menyodorkan selembar kertas berwarna merah.
"Cukup?" tanya Gevan.
"Cukup,tapi om kartunya dituker sama yang warna hitam itu boleh?" tawar Belva sembari melirik ke arah kartu tersebut.
"Ngelunjak,cantik?"
"Makasih,yaudah Belva sekolah dulu bye-bye." ujar Belva dan langsung membuka pintu mobil.
"Gak sopan," ujar Gevan.
Belva yang sudah berada diluar mobil, mendengar ucapan Gevan langsung kembali masuk ke dalam mobil.
Gadis itu mengambil tangan Gevan kemudian menempelkan punggung tangan Gevan ke pipinya. Setelah itu Belva langsung berlari memasuki gerbang sekolah meninggalkan Gevan yang masih terdiam.
"Sial,dari deket cantik banget anjir!!"
*****
Belva mulai melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah,gadis itu menatap sekelilingnya yang juga tengah menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Sah [On Going]
Novela JuvenilPulang sekolah bawa ilmu terdengar biasa, tapi pernah tidak mendengar pulang sekolah bawa suami? "Bisa bisanya gua lagi enak makan es krim tiba tiba dibawa nikah," Lirihnya. Kisah seorang gadis yang mendadak menjadi seorang istri saat dirinya pulang...