TS|| part 12

38.2K 4.3K 183
                                    

Happy reading^^
.
.
.
.
.
.
.
.








Setelah membersihkan dirinya, Belva pun langsung keluar dari kamar mandi. Namun sebelum itu Belva melihat sekeliling kamarnya untuk memastikan aman, sebab Belva tadi lupa membawa baju ganti sehingga kini tubuhnya hanya dibaluti oleh handuk.

"Aman gak?" tanyanya di balik pintu kamar mandi.

Dirasa sudah aman Belva pun langsung keluar dari kamar mandi dan menuju kearah lemari pakaiannya, seketika mata Belva terkunci pada seorang pria yang sedang tidur diatas kasur miliknya.

Dengan rambut yang sedikit berantakan dan wajah polos pria itu saat tertidur membuat Belva mengakui bahwa suaminya itu lebih tampan jika tidak banyak bicara.

"Nah, gitu kan lihatnya adem kaya kulkas dua pintu," puji Belva dan langsung jalan perlahan takut membangunkan Gevan.

Jika makhluk itu terbangun dengan kondisi Belva yang hanya terbalut handuk bahaya, bisa bisa Belva terkena cibiran lagi oleh Gevan.

Sampai di depan lemari pakaiannya,gadis itu langsung membuka lemari dan mengambil setelan baju untuk dia bawa ke kamar mandi. Karena tidak mungkin jika dirinya harus memakainya tepat di hadapan Gevan meski makhluk itu sedang tertidur.

Belva menutup kembali pintu lemari setelah mengambil baju yang sudah dia pilih,wajah Belva berubah panik saat gadis itu memutarkan tubuhnya tiba tiba makhluk yang tadi sedang tenang tertidur kini sudah berada di hadapannya sembari mengangkat satu alisnya.

"Indahnya pemandangan ban--"

"Aaaaaaa!!!!" teriak Belva membuat Gevan ikutan terkejut dibuatnya.

"Diem!!" ujar Gevan sembari memukul kening Belva dengan telunjuknya.

"Mau apa anda?! Inget gak boleh suka sama anak SMA," ucap Belva.

"Tapi anak SMA di depan saya sudah berani keluar kamar mandi cuma pake handuk." ujar Gevan kembali membuat Belva kesal.

Belva hanya menatap Gevan dengan tatapan tajamnya,hingga tiba-tiba Gevan pun memajukan tubuhnya membuat punggung Belva terbentur lemari di belakang.

"Awww," ringisnya sembari memegangi punggung yang terbentur.

"Bi--bisa minggir gak? Mau pake baju nih," ujar Belva.

"Gak," jawab Gevan dan langsung menghalangi sisi kanan dan kiri Belva dengan kedua tangannya.

Jangan bilang nih manusia nafsu sama gue? Woailahh gua masih sekolah om!!- batin Belva berteriak.

Gevan memajukan wajahnya mengikis jarak antara dirinya dan Belva, sedangkan gadis itu tengah mengatur detak jantungnya dan menahan kegugupan nya.

Wajah Gevan beralih pada leher jenjang Belva yang begitu mulus,deru nafas Gevan dapat dirasakan oleh Belva.

"Mau punya anak berapa?" tanya Gevan membuat Belva membelalakkan matanya.

Plakk.

Satu tamparan tepat mendarat mulus di wajahnya membuat Gevan meringis memegangi wajah yang terkena tamparan maut Belva.

"Makan tuh tamparan!!" ujar Belva dan langsung kabur meninggalkan Gevan yang meringis kesakitan,jangan lupakan gelak tawa Belva yang begitu puas menampar pria tampan itu.

Awas aja lu kalo nanti gua bikin gak bisa jalan!!- batin Gevan penuh penekanan.

"Sabar kan dan tabah kan hati Gevan ya Tuhan," ucap Gevan sembari mengusap wajahnya yang terkena tamparan.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang