TS|| part 27

30.1K 3.7K 323
                                    

Suasana di ruangan menjadi lebih tenang dari sebelumnya,semua orang yang berada di ruangan tersebut tengah melakukan pemeriksaan sidik jari.

Belva yang bosan menatap Gevan yang sedari tadi panik,hanya bisa diam sembari menunggu hasil.

"Lo kok gak nangis sih El?" tanya Neona.

"Udah gue bilang,gue gak apa-apa." ujar Belva.

"Lo pas nyabut kelihatan statisfying anjir,kaya gak ada beban." ujar Neona.

"Lagian cuma dikit Neo,cuma nyentuh tulang dikit." ujar Belva seketika membuat Neona reflek memukul lengan Belva yang sudah terbungkus perban.

"Aww!!" ringis Belva membuat Gevan langsung menoleh kearahnya.

"Heh!!" sentak Gevan pada Neona sembari menatap gadis itu tajam.

"Sumpah gak sengaja," ucap Neona sembari mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

"Anak aneh,sama jarum suntik nangis minta pulang giliran belati nancap gak ada panik-paniknya." ujar Gevan.

Kini giliran Neona yang harus memeriksa sidik jarinya,untuk memastikan apakah gadis itu pelaku nya atau bukan.

"Bel,lo gak percaya sama gue? Yakali gue ngelukain sahabat gue sendiri," ujar Neona.

"Yaudah periksa aja biar gak kelamaan,ngantuk gue besok sekolah anjir kalo lo lupa." ujar Belva.

Neona mengangguk dan menyerahkan telapak tangannya untuk diperiksa oleh petugas yang dihadirkan langsung untuk menyelesaikan kasus ini.

"Tidak sama," ujar petugas itu.

"Ya enggak lah,yakali gabutnya gue ngelempar Belva pake belati." ujar Neona.

"Seringnya pake sepatu ya Ne," ujar Belva membuat Neona terkekeh.

Setelah selesai, petugas itu langsung beralih kepada pria yang sedari tadi diam sembari memperhatikan Belva.

Jujur Arion panik,dia takut dirinya tertuduh atas apa yang sama sekali tidak dia lakukan,karena Arion sempat memegang belati itu tadi.

Arion menyerahkan telapak tangannya dan dengan segera petugas itu memeriksa. Semua orang menatap ke arah Arion,karena hanya tersisa dia yang belum diperiksa dan ditambah belum ada satupun yang memiliki sidik jari yang sama.

"Sebentar," ucap petugas seketika membuat degup jantung Arion berpacu lebih cepat.

Bukan gue- batin Arion.

"Kami menemukan dua sidik jari disini,milik nona Belva dan milik anak muda ini." ujar petugas membuat seluruh ruangan dibuat terkejut dengan hasilnya.

Bugh

Gevan memukul wajah Arion hingga pria itu tersungkur ke lantai, sedangkan Arion hanya pasrah sembari berpikir tentang apa yang telah terjadi.

"Lo dendam sama gue? Jangan lo luapin ke Belva!! Kalo perlu lempar aja ke gue langsung!!!" sentak Gevan.

"Bukan gue,gue berani bersumpah Bel,gak mungkin gue lakuin itu." ujar Arion pada Belva

"Udah jelas-jelas sidik jari lo ada disitu, Arion!!!"

Bugh

Semua orang panik melihat keributan tersebut, sedangkan Belva terus menahan lengan Gevan hingga pada akhirnya gadis itu turun tangan karena tidak tega melihat Arion yang menjadi samsak Gevan.

"Gak!!" pekik Belva sembari menghadang Gevan dengan kedua tangannya.

"Kenapa lo lakuin itu Arion? Lo marah sama gue? Gue minta maaf," ujar Belva pada Arion sembari membantu pria itu berdiri.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang