Jin-Woo POV
Kami semua sudah siap dengan perlengkapan kami. Energi sihir yang mengalir keluar dari Gate ini memang lebih lemah daripada yang kemarin, pengukuran dari Asosiasi sepertinya tidak salah juga. Tapi kenapa? Kenapa aku merasakan perasaan mengerikan yang sama ketika aku berada di Red Gate?
Aku menoleh pada sosok gadis disebelahku, barangkali dia merasakan hal yang sama. Namun ekspresinya tidak berubah, tetap menatap datar ke depan. Apa hanya aku yang terlalu gugup?
"Kenapa melamun? Ayo cepat." Suara familiar terdengar, menyadarkanku dari pikiranku sejenak. Mendapati (Name) yang berdiri di depanku sambil mengulurkan tangan, membuatku tersenyum lega.
Aku meraih tangannya menggenggamnya cukup erat. Yah.. Aku bahkan bukan anggota Tim Penyerang, seharusnya aku santai saja dan tidak memikirkan hal-hal aneh. Kami semua pun memasuki Dungeon itu.
Jin-Woo POV End
[Warning! Terdeteksi The Readers dalam radius 100km.]
[Berhati-hatilah dengan The Reader.]'Wtf? Ada Reader juga disini?' Batin (Name) membaca notifikasi yang muncul dihadapan.
Tim penyerang bersama sepasang kekasih itu mulai berjalan menyusuri lorong besar Dungeon. Seorang Healer wanita--yang (Name) tidak ingat siapa namanya--tampak mengajak Jin-Woo berbincang. "Tidak perlu gugup begitu. Ki-Hoon oppa.. Maksudku, ketua dan semuanya yang ada disini adalah Hunter yang sangat hebat."
"Oke, mari kita bergerak." Perintah Ki-Hoon yang ada dibarisan depan.
"Ayo lah." Jin-Woo mengangguk kecil, sementara (Name) hanya diam mengikuti mereka.
Healer itu mulai berceloteh. "Tim Penyerang kita yang akan mengatasi semua pertarungan, jadi.. Selama kalian masih ada di dalam formasi, seharusnya kalian akan aman dari serangan monster. Biasanya ada orang yang berkata seperti ini; jika Mage terkena serangan, itu menjadi tanggung jawab Tanker; jika Healer yang terkena serangan, itu tanggung jawab Tim Penyerang; dan jika pembawa barang terkena serangan, itu tanggung jawab Guild. Itulah kenapa kalian tidak akan pernah berakhir di situasi menjadi target monster, selama Tim Penyerang itu tidak gagal."
Dalam hati (Name) tertawa hambar. 'Selama Tim Penyerang tidak gagal.. Haha.. Sayangnya seluruh tim ini akan terluka, lagipula aku tidak berniat terlibat lebih jauh dengan Guild si ular merah kacamata dengan mencoba menolong mereka.' Gadis itu memutar bola matanya malas.
Begitu terdengar suara dari seberang, mereka langsung memasang posisi siaga. Bahkan kalau dilihat dengan seksama, tidak ada celah dari posisi mereka. (Name) menatap mereka tanpa ekspresi, tidak menunjukkan ketertarikan sama sekali. Berbeda dengan Jin-Woo yang tampak melebarkan kedua matanya.
'Jadi ini kekuatan Attack Force Guild Hunters!'
"Apa i-itu?!"
Dari kejauhan, terlihat segerombolan serigala berlari cepat ke arah mereka. Karena para serigala itu termasuk golongan Monster Class-C, mereka bisa mengatasinya dengan mudah tanpa bantuan Jin-Woo maupun (Name).
'Sayang sekali, padahal serigala itu imut.' Pikir (Name) sedikit cemberut sambil berjongkok memperhatikan mayat serigala yang tergeletak dihadapan.
"Apa ini?"
"Bagaimana bisa ada serigala di Dungeon Rank-A?"
"Apakah keberadaan Serigala Dungeon memang selangka itu di Dungeon Rank-A?"
"Tidak juga, tapi.. Serigala Dungeon adalah monster yang muncul di Dungeon Rank-C, karena mereka terlalu lemah dan berada terlalu rendah di rantai makanan, biasanya mereka yang diburu. Selain itu mereka tidak bisa menjaga jumlah kawanan mereka karena mereka selalu dimakan oleh monster yang lebih kuat lagi. Para serigala itu seharusnya tidak bisa memburu monster disini walaupun mereka bertarung dengan kawanan mereka, karena mereka tidak bisa mengalahkan mangsa mereka, monster yang lemah tak akan selamat." Jelas si Healer.
"Hei, itu." Ucap (Name) sembari menunjuk leher salah satu serigala, ia bersyukur Jin-Woo cepat tanggap dengan kata-katanya.
'Bekas seperti kalung / ikatan?' "Mereka bukan serigala Dungeon biasa. Ada sesuatu yang memelihara mereka." Ucap Jin-Woo diikuti anggukan kecil dari (Name).
"Itu artinya ada sesuatu yang menjaga mereka tetap hidup, untuk digunakan sebagai anjing pemburu." Ujar Ki-Hoon.
'Yah, kurasa Tusk termasuk monster yang cerdas hingga bisa memimpin para High Orc.' Batin (Name) seraya menatap kegelapan, merasakan hawa keberadaan High Orc yang semakin dekat. Berbeda dari sepasang kekasih yang bereaksi waspada, anggota tim 2 tidak bisa untuk tidak terkejut.
"High Orc?!"
"Kenapa ada High Orc disini?!"
[The Torture's Goddess menantikan pertumpahan darah.]
'5, 10, 15, 20, tidak.. 30 High Orc, itu lebih banyak dari cerita aslinya?' Batin (Name) heran setelah menghitung jumlah High Orc yang muncul.
Salah satu High Orc melemparkan tombaknya, dan Ki-Hoon berhasil menangkis serangan itu ke atas--meskipun ia hampir tidak bisa menahan reaksi yang ia dapat dari serangan tadi.
Pertarungan tidak dapat terhindarkan. Para High Orc mulai menyerang anggota tim 2 dengan kasar--ah tidak, sebenarnya itu tidak begitu kasar, hanya saja mereka yang terlalu lemah untuk bertahan. Tanker yang berusaha memfokuskan serangan musuh padanya berakhir tidak mempan, membuat para High Orc mencoba menyerang Mages.
Walau lemah, mereka berjuang sekuat tenaga melawan para High Orc. Berbeda dengan (Name) yang tampak duduk santai di sebelah batu terdekat. Tas yang ia bawa sudah ia sandarkan pada batu tersebut. Jin-Woo melirik kekasihnya singkat.
"(Name)." Panggilnya.
"Ya?" (Name) menoleh ke arah sang pacar.
"Kamu tidak ingin menolong mereka? Jelas mereka kalah kekuatan maupun jumlah."
"Hmm.. Aku tidak berniat menolong mereka sekarang, tapi aku tidak melarangmu jika kau ingin membantu mereka, Jin-Woo." Jawab (Name) setelah menyeruput segelas teh hangat dari Inventory. Jika kalian penasaran kenapa (Name) tidak diserang, sebenarnya bukan tidak diserang, melainkan 'tidak bisa' diserang berkat Skill Barrier miliknya.
"...." Jin-Woo tidak membalas, namun ia sudah bergerak lebih dulu menolong anggota tim 2 tanpa terlihat. (Name) mendengus memperhatikan High Orc yang mati satu persatu.
'Jin-Woo, nanggung banget anjir kamu nolong setengah setengah begitu. Eh tapi gapapa sih, toh seharusnya levelmu naik lebih banyak daripada cerita asli.' Pikirnya.
"Ah, mungkin seharusnya aku membungkam salah satu anggota yang mencurigai Jin-Woo?" Gumam (Name) yang bangkit dari tempat duduknya.
'Hmm.. Mungkin lain kali saja.' Batinnya lagi. (Name) mulai melangkah mendekati tim yang sedang berdiskusi tentang penyerangan yang tiba-tiba menjadi lebih mudah di pertengahan hingga akhir tadi.
"Syukurlah kau baik-baik saja." Ucap Jin-Woo setelah 'pura-pura' keluar dari persembunyian dibalik batu besar, lalu memeluk tubuh sang pacar singkat.
Healer itu bercerita tentang bagaimana High Orc itu terkoyak-koyak ketika menggantung di udara, ia curiga kalau ada yang diam-diam menggunakan sihir. Ketua bertanya pada salah satu Mage, Gina, yang dijawab dengan tegas bahwa ia tidak mungkin melakukannya. Mage yang lain juga mengatakan kalaupun ada yang membantu, pasti bukan dari tim mereka, sembari menatap (Name).
'Lah? Kok aku? Kan Jin-Woo yang menolong kalian..' (Name menoleh, mendapati sang kekasih juga menatapnya. Mereka tiba-tiba melakukan kontes menatap.
Bersambung...
1048 kata
A/N : Halo//digebuk massa gegara hiatus bertahun-tahun. Ekhem, sebenarnya Rei sudah mau lanjut dari 2 tahun lalu, tapi karena alasan kesehatan jadi tertunda begini (ಥ︿ಥ) Oh iya, sebagian karena ulah adikku, Ren, yang seenak jidat ganti password akun ini dan Rei gak dikasihtau//lempar belati ke Ren, tapi meleset. Seperti sebelumnya, ini gaje, banyak typo, bahasa non baku, bahasa kasar, dsb. Jangan lupa vote dan comments, nantikan kelanjutannya ya ~
YOU ARE READING
The Regressor (Solo Leveling × Reader)
FanfictionGelap, dingin, dan sunyi.. Itulah yang selalu (Name) rasakan dalam hidupnya. Sampai ketika ia selesai membaca novel hingga tertidur, dia mati. Dan notifikasi muncul di hadapannya. [The Healing's God bersimpati pada anda] [The Healing's God memberika...