(Name) melangkah mendekati Jin-Woo, walaupun dia terpaksa berhenti di jarak 1½ meter dari si pemuda. Ia memanggil Jin-Woo dengan lantang, yang berhasil menarik perhatian sang pacar.
Jin-Woo menoleh, melebarkan senyumannya ketika sadar bahwa (Name) tidak jauh darinya. Berniat melangkah mendekat, ia menghela napas kecil ketika tubuhnya terasa tertahan. Sepertinya system melarang mereka untuk saling mendekat--lagi.
"Jadi Jin-Woo.. Kenapa kau tidak melakukan Quest Harian?" Tanya (Name) menatap si pemuda datar, tidak mempedulikan para lipan raksasa disekitar mereka. Jin-Woo tertawa canggung.
"Maaf soal itu, tapi karena itulah aku berhasil selamat.." Jin-Woo mulai menceritakan tentang apa yang terjadi di Dungeonnya. (Name) menyimak cerita itu, walaupun ia sudah tahu berkat novel yang dibacanya. Si gadis berambut panjang itu memasang Barrier pada Jin-Woo, sesekali pemilik rambut (H/c) menghindari serangan lipan raksasa dengan melompat.
(Name) baru saja akan mengatakan tentang masa depan Jin-Woo, namun tidak ada suara yang keluar darinya. Gadis itu memegangi lehernya dengan sebelah tangan, merasa ada yang aneh. Hingga ia sadar kalau layar (F/c) muncul dihadapanya.
[Peringatan!]
[Akses tidak diizinkan oleh system](Name) memasang wajah datar. 'Baru sekarang ada yang kaya beginian ya..?' Pikirnya seraya memijit pangkal hidungnya.
Seekor lipan raksasa menyerang si gadis bermanik (E/c), namun entah kenapa ia tidak menghindar. Ia malah memegang tubuh besar sang lipan dengan satu tangan, langsung meremukkan monster itu.
'Krak!!'
[Anda telah naik level!]
Jin-Woo yang masih berada di dalam Barrier (Name) membulatkan mata. 'Gadisnya ini.. Sejak kapan dia menjadi sangat kuat seperti itu?' Sementara si gadis berambut panjang itu melakukannya untuk menyalurkan rasa kesal. Sebelum-sebelumnya mereka tidak masalah ketika (Name) memberi bocoran pada si Jin-Woo, kenapa sekarang baru dilarangnya!?
Akhirnya dia membatalkan skill Barrier, yakin kalau si pemuda bisa melewati ini. "Kita lanjutkan ketika semua ini sudah selesai!" Seru (Name) sambil mengeluarkan Sherry's Wrath. Jin-Woo mengangguk lalu mengeluarkan Belati Rasaka dari Inventory, bersiap menyerang gerombolan lipan raksasa.
.
..
.(Name) duduk diantara mayat monster raksasa, sedang membersihkan darah dan cairan lain yang menempel pada pedangnya. Jin-Woo juga berdiri tidak jauh dari tempat (Name), matanya melihat sekeliling, barangkali ada monster lipan yang belum mereka bunuh. Masih ada ½ jam sampai waktu hukuman habis.
"Maaf ya.." Gumam (Name) pelan, yang membuat si pemuda menatapnya heran. Maaf? Untuk apa dia meminta maaf?
"Aku bermaksud memberitahumu apa yang harus kau lakukan selanjutnya, tapi.." Suara (Name) kembali menghilang.
[Peringatan!]
[Akses tidak diizinkan oleh system]"Yah, system menghentikanku." Lanjut (Name) ketika suaranya sudah kembali. Jin-Woo menatap sang pacar, ingin sekali ia mengelus rambut (H/c) yang disukainya itu.
"Tidak apa, kau selalu membantuku (Name). Kau mendengarkanku saja itu sudah cukup." Jin-Woo tersenyum hangat nan tulus, berhasil membuat jantung (Name) berdebar kencang dan pipinya memerah.
YOU ARE READING
The Regressor (Solo Leveling × Reader)
FanficGelap, dingin, dan sunyi.. Itulah yang selalu (Name) rasakan dalam hidupnya. Sampai ketika ia selesai membaca novel hingga tertidur, dia mati. Dan notifikasi muncul di hadapannya. [The Healing's God bersimpati pada anda] [The Healing's God memberika...