Tim Jin-Woo dan (Name)..
"Tunggu! Kita tidak bisa masuk lebih dalam." Seru Hee-Jin mencoba menahan Jin-Woo dan (Name), juga anggota lainnya.
"Kenapa?" Tanya Jin-Woo menatap pemilik rambut sewarna arang itu datar.
"Tidak bisakah kau lihat? Area ini dipenuhi tanda teritori Ice Bear! Seluruh hutan ini sendiri adalah teritori Ice Bear! Kita harus kembali sekarang! Sebelum para monster tiba!" Jin-Woo yang mendengar itu menghela napas, lalu kembali menatapnya datar dan tenang.
[Reader 0005 tertawa karena kebodohan 'karakter Hee-Jin']
[The Element's God menyambut kedatangan Reader 0005](Name) melirik si gadis bermanik Emerald itu tidak berminat, lalu kembali menatap jalan bersalju dihadapan.
"Jadi kau mengatakan kalau tempat ini penuh dengan Ice Bear."
'Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?' Batin Hee-Jin. "Iya. Ja-Jadi kita harus kembali.."
"Itulah mengapa kita menuju kedalam hutan." Balas Jin-Woo seraya menarik bahu (Name) agar menempel padanya, melangkah santai memasuki hutan. Pipi sepasang kekasih itu memerah tipis.
"Hah!? Kau tidak dengar aku!? Apa kau cari mati!?" Pekik si gadis berambut arang panjang.
"Maaf aku menyela, tapi bukankah kau sendiri sudah melihat 'Hyakki' barusan bukan? Setidaknya didalam sini, kita hanya perlu mengkhawatirkan Ice Bear. Lagipula Ice Bear lebih mudah dilawan daripada Hyakki." Sela (Name) tiba-tiba dan membuat si gadis bermanik Emerald terdiam.
"Benar.. Kenapa aku tidak kepikiran hal itu.." Gumam Hee-Jin menundukkan kepala.
"Lagian, bukankah kalian kedinginan dengan pakaian itu?" Tanya Jin-Woo lalu membuka Inventory, mengeluarkan pakaian hangat khas musim dingin.
"Semuanya, pakai ini. Akan menjadi masalah jika kalian semua mati kedinginan sebelum menghadapi monster apapun." Ujar Jin-Woo lagi seraya menyerahkan pakaian itu pada rekan setimnya.
Mereka semua tampak terkejut. "Sihir Spatial!?" Kaget Hee-Jin.
"Bukankah Sihir Spatial hanya terbatas untuk satu atau dua item saja? Untuk bisa mengambil begitu banyak.."
"Siapa dia sebenarnya..?"
(Name) yang memperhatikan sejak tadi menatap si pacar dengan manik berbinar, Jin-Woo sweatdrop seraya balik menatap datar si gadis.
"(Name), aku tahu kau membawa peralatanmu sendiri." Ucapan Jin-Woo membuat si gadis berambut (H/c) cemberut, walau terhalang masker hitamnya.
"Cih. Pelit." Komentar (Name) lalu ikut mengaktifkan Inventory, ia mengambil mantel hangat yang sudah ia beli sebelumnya.
"Aku tidak pelit. Aku hanya menghemat Gold ku." Balas Jin-Woo tersenyum sabar.
Sementara rekan setim mereka menatap interaksi itu kaget. Ternyata sepasang kekasih itu lebih baik dari yang mereka kira. "Sebenarnya siapa diri kalian..?" Tanya Song-I masih terkejut.
Jin-Woo nyaris menepuk kepala si gadis berambut bob, namun niatnya itu ia urungkan karena merasakan tatapan tajam dari sang pacar. Sang pemuda tinggi terkekeh pelan, lalu menurunkan tangannya.
"Karena kami adalah orang yang membawamu kesini, sudah menjadi tanggung jawab kami untuk melindungimu." Song-I terlihat tertegun, pipinya sedikit memerah malu.
"Akan tetapi, jangan tanya apapun padaku. Hal itu juga berlaku untuk kalian. Jangan tanya apapun padaku, dan jangan minta apapun padaku." Lanjut Jin-Woo seraya menatap mereka serius.
YOU ARE READING
The Regressor (Solo Leveling × Reader)
FanfictionGelap, dingin, dan sunyi.. Itulah yang selalu (Name) rasakan dalam hidupnya. Sampai ketika ia selesai membaca novel hingga tertidur, dia mati. Dan notifikasi muncul di hadapannya. [The Healing's God bersimpati pada anda] [The Healing's God memberika...