Jelek? Minder?

83 8 1
                                    

Aku Up ulang di sini. Nggak banyak berubah kok. Cuman. Yaaah. Mungkin alurnya beda. Comen yak kalau ada apa".











Apa jawaban kamu, kalau ditanya apa itu jelek?

Kalau aku tentu aja jawab sekaligus kasih contoh apa itu jelek. Tinggal tunjuki muka aku, nanti orang juga tahu apa itu jelek. Jelasnya jelek itu adalah sesuatu yang nggak enak banget dilihat. Itu menurut aku kalau kamu, terserah!

Bicara tentang jelek dalam segi ini kalau cewek jelek pasti punya satu masalah besar yang sulit dihindar bahkan dihilangkan dalam hidup dia. Yaitu, Minder. Sikap ini adalah salah satu penyakit paling mematikan bagi orang jelek. Banyak orang jelek yang nggak bisa mencapai cita-cita mereka dalam meraih sesuatu. Terutama pacar, atau gebetan yang kita cintai. Nggak sedikit karena minder ini, orang kayak aku putus asa dan milih nyerah ngejer orang yang dia suka. Andaikan aja kalau yang mereka, khususnya cewek, kalau yang mereka suka itu adalah seorang cowok ganteng atau pangeran sekolah.

Kalau buat cowok yang merasa jelek, sih. Aku ngak terlalu neken. Karena cowok itu nggak sensitif kaya cewek. Cowok juga dari sudut kesempatan buat jadian sama cewek yang dia suka lebih gedhe. Kuncinya, usaha dan doa juga. Tapi bukan doa pelet. Kalau jodoh nggak kemana. Siapa tahu nggak dapat cewek itu, nantinya dapat cewek lain yang lebih cakep? Cowok di dunia makin lama makin sedikit, kalau cewek, mah, udah bejibun. Jadi, cowok mana pun dapat dipastikan laku alias punya pasangan cewek. Meski nggak sama seperti yang diharapkan. Gitu, deh.

Di segi aku sendiri yang cewek. Aku sampai sekarang enggak pernah, tuh minder sampai segitunya. Karena mungkin udah kebal kale, soalnya dari kecil udah disadarin kalau aku memang punya tampang yang bikin diri sendiri minder. Tapi, so ok aja. Kalau orang yang punya akal juga tahu. Kalau muka cantik tapi berhati busuk itu nggak lebih dari sampah. Itu aku yang ngomong.

Kenyataannya. Di dunia ini, kecantikan itu paling utama. Bullshit, dah, kalau Al–kakak laki-laki aku–ngomong tipe cewek baik hati lebih baik dari pada yang punya tampang cantik. Apalagi lawannya cewek jelek yang punya IQ nggak seberapa. Beda aja ceritanya kalau lawannya cewek jelek tapi pinter, atau setidaknya berhati malaikat. Kayak diflim atau komik. Tapi itu kebanyakkan khayalan doang. Di pandangan orang banyak, cowok ganteng itu cocoknya sama cewek cantik juga. 

Balik lagi ketopik. Aku memang punya tampang yang nggak bisa dibilang nggak seberapa karena mamang nggak ada apa-apanya. Tapi kalau minder sampai putus asa sama orang yang aku suka. Sampai sekarang aku belum ketemu alasannya buat nyerah sama dia. Karena bagi aku tampang aku bukan alasan buat nyerah suka sama orang itu. Meski sampai udah hampir lulus Sma. Dia masih nggak nyadar kalau aku udah suka dia udah lama. Lama di sini tentu aja bukan setahun dua tahun tiga tahun atau empat tahun. Tapi udah bertahun-tahun semenjak SD kelas lima. Iya, SD kelas lima. Di umur aku yang masih kesebelas aku udah suka sama dia sampai usia aku udah tujuh belas kaya sekarang.

Bisa dibilang dia satu-satunya di dunia ini yang pertama kali ngenalin aku apa itu suka dalam artian romantis. Meski tidak secara langsung. Melainkan dengan proses galau.

Dan selama itu pula aku merahasiakan rasa suka aku kedia. Kami kenal cuma sekedar teman SD. Yang entah mengapa Tuhan masih mempertemukan kami di Smp dan Sma yang sama.

Nggak sedikit siswi yang pernah dia pacari. Dari SD kelas enam aja dia udah pernah pacaran tiga kali dengan tiga orang cewek yang terkenal cantik di sekolah kami. Apalagi SmP dan Sma. Dia udah belasan kali pacaran dan jangka pendek. Bayangi seberapa sering aku patah hari dan cuma bisa nangis dalam hati karena itu. Tapi sampai sekarang aku nggak punya alasan buat nggak suka sama dia. Mau dibilang dia playboy ina inu. Mau dikata aku jelek dan harus mundur dari suka dia karena nggak mungkin aja kalau aku bisa jadian sama dia dan mulai cari cowok yang sama ancur kayak aku.

Singkat cerita kalau aku itu udah suka keseseorang selama delapan tahun sampai sekarang. Dan nggak akan pernah minder apalagi putus asa buat suka terus sama dia. Setidaknya aku masih bisa lihat dia seneng, masih bicara sama dia, dan nggak berharap lebih jauh lagi. Tapi bukan minder, kayak kebanyakan cewek jelek. Aku hanya menunggu sampai saat yang tepat. Saat dimana dia sadar kalau aku adalah satu-satunya orang yang nggak menjilat dia. Satu-satunya orang yang nerima dia apa adanya tanpa embel-embel harta warisan yang dia punya atau karena tampang dia yang nggak bisa dibilang biasa melainkan luarbiasa itu.

Aku akan buktikan kalau aku adalah cewek yang terbaik buat dia. Nggak ada yang lain. Jadi sekarang selagi dia bersenang-senang sama pacar-pacar dia. Aku hanya perlu menata ulang hati. Bersial-siap untuk mulai menyukai dia lagi. Dan kemudian nanti kita bakalan bersatu.

Karena sesuatu yang ditunggu pasti akan datang. Cepat. Atau. Lambat.

Tapi ya sudahlah nggak usah diingat-ingat terus. Yang terpenting sekarang aku jalanin keseharian aku kaya biasa lagi. Pergi sekolah, les komputer, main di taman kompleks.

Saran aku aja buat yang merasa diri sendiri jelek. Kalau nggak perlu berkecil hati, alias minder atau sebagainya untuk dapaten orang yang kamu suka dalam artian cinta. Karena kalau yang kamu tawari itu adalah cinta yang tulus. Dia pada akhirnya akan melihat kamu sebagai orang yang dia mau dalam kehidupan dia.

Udah itu aja.

Cewek Jelek (Nyol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang