Keesokkan harinya, Emma tidak melihat Shugino difutonnya.
Dia berkeliling mencari Shugino di area rumah, tapi batang hidungnya aja nggak kelihatan.
Shinichiro yang sudah siap dengan seragam sekolahnya dari tadi menatap Emma yang nampak gelisah kesana-kemari mencari sesuatu.
"Emma-chan, daijoubu desu ka?" Tanya Shinichiro memastikan keadaan Emma.
"Ee.. ano.. Shinichiro-aniki liat Shugino tidak?" Tanya Emma malu-malu.
"Ohh Shugino sudah pergi ke rumah sepupunya pagi-pagi sekali, soalnya sepupunya yang menjemputnya. Takeomi orangnya nggak sabaran sih.." ucap Shinichiro yang cicit dibagian akhir.
"Apa dia tidak memberitahumu?" Tanya Shinichiro.
"Di-dia sudah memberitahuku semalam, tapi ku pikir dia berangkat nanti siang hari, ternyata berbeda dari dugaanku." Jawab Emma dengan wajah murung.
Shinichiro yang melihat Emma yang murung, membuatnya menghayati rasa murung dari Emma. Kemudian dia mengelus pucuk kepala Emma dengan lembut. . .
"Tenang saja, Shugino hanya seminggu saja menginap disana, takkan lama kok. Sebagai ganti Shugino, izinkan aku untuk menemanimu Emma-chan." Ucap Shinichiro sambil tersenyum.
Emma menatap senyum tulus itu,
"Eum, Shinichiro-aniki." Ucapnya.Shinichiro menatap Emma senang, lalu dia ingat sesuatu . . .
"Emma-chan, ini seragam sekolahmu yang sudahku setrika, tinggal dipakai saja." Ucap Shinichiro sambil memberikan saragam yang sudah rapi pada Emma."Arigato gozaimashita Shinichiro-aniki" ucap Emma sebagai rasa terima kasih.
"Ano, apa Zura-aniki pergi menginap juga?" Tanya Emma pada Shinichiro.
"Iie, hanya Shugino saja yang pergi menginap, Zura tidak mau menginap dirumah orang, dia tidak akan bisa tidur. Shugine juga tidak terbiasa dengan lingkungan lain, jadi mereka tinggal dirumah." Jawab Shinichiro sambil menunjuk Zura yang keluar dari kamarnya sambil mengikat dasi sekolah.
"Emma-chan, ohayou!" Salam Zura dengan semangat pagi hari.
"O-ohayou gozaimasu Zura-aniki." Jawab Emma sambil berlari kecil menghampiri Zura.
"Emma-chan, aku telah menyiapkan sarapan dan bekal di meja, sekarang pergi mandi ya, sebentar lagi kita berangkat kesekolah, nanti oji-chan bakal marah loh kalau terlambat.." ucap Zura sambil tersenyum canggung, mengingat amuk sang kakek bukanlah kaleng-kaleng.
"Ha'i." Angguk Emma kemudian pergi menjalankan tugasnya.
"Bagaimana? Apa dia tertarik denganmu?" Tanya Zura pada Shinichiro.
"Yah aku berusaha sebaikmungkin untuk mendekat dengan gadis itu, tapi ku rasa dia akan terbiasa disini." Jawab Shinichiro sambil memegang bahu Zura.
"Tadi juga dia bertanya soal Shugino, kupikir dia merindukannya." Ucap Shinichiro kemudian beranjak kearah dapur.
"Jangan lupa ingatkan Wakasa jam 1 siang kita akan ada tawuran Zura." Sambung Shinichiro sambil melambaikan pelan tangannya.
"Aku sarapan dulu!" Sambungnya sambil berlari cepat masuk kedapur.
"Mungkin juga ini adalah kabar baik untukmu Shugino-chan." Gumam Zura sambil mengeratkan ikatan dasinya.
——————————
Siangnya~
Sepulang sekolah, Emma mendapati sebuah seragam taekwondo yang berada diatas kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Akashi's Blood || Tokyo Revengers X Oc ||
Historia Corta"Lari! ada boys hunter!" "Kalau kalian melihat gadis bergelang lonceng, larilah!" "Keturunan Akashi semuanya kuat!" "Manji-chan! Kei-chan! Shugi-chan! tunggu aku!" "nee, Shin-chan dan aniki selalu sama-sama terus, apa kalian berdua gay?" "Salam kena...