Setelah beberapa minggu mengenal Mitsuya, Shugine selalu berhasil membuat Shugino jadi lebih sibuk dengan dunia lain dari pada harus dengan si ubanan psikopet.
"Rencana selanjutnya, ajak dia untuk mengajarimu hal-hal yang kurang kau pahami." Ucap Mitsuya sambil membaca secarik kertas yang isinya adalah sebuah rencana mereka untuk menjauhkan Shugino dari genggaman Izana.
(Mitsuya nggak tahu Izana ya guys! Mitsuya cuma tahu kalo Izana itu dipanggil 'Dia' aja)
"Yang kurangku pahami ya?"
"Eum, contohnya kau bilang kalau kau tidak pandai dalam bela diri, jadi minta dia untuk mengajarimu Shugine."
"IYADA! IYADA! IYADA! IYADAAAAA!!! AKU TIDAK MAU PATAH TULANG LAGI LATIHAN DENGAN NEE-SAN!!!" Pekik Shugine kayak jenitcu di anime sebelah.
Mitsuya menatap datar Shugine, ini nih, kalo cuma tekad tapi nggak ada pergerakkan.
"Jika kau begitu, kau tidak akan berhasil menarik Shugino-chan dari genggamannya."
Shugine yang udah nangis terhenti menatap Mitsuya, kemudian dia berpikir akan perkataan Mitsuya barusan, "Benar juga! Kalau aku tidak punya pergerakkan, nee-san pasti dalam bahaya!"
"Apa kau mau orang itu akan mempengaruhi Shugino-chan seumur hidup? Hanya karena kau tidak membuat pergerakkan ini?"
"WAKARIMASHITA SENSEI!"
"Jangan teriak-teriak Shugine, gendang telingaku akan pecah tau."
Shugine pergi dari hadapan Mitsuya, melangkah kembali menuju ke rumahnya. Mempersiapkan mentalnya untuk latihan dengan Shugino adalah cara yang terbaik untuk menghilangkan rasa takut.
Takut patah tulang.
Karena lebih baik jika Zura yang mengajari Shugine dari pada Shugino yang mengajarinya. Sekeras apapun Zura dalam latihan, dia tak akan bisa sekeras Shugino.
Dia tidak mengenal waktu saat latihan..
"A-ano nee-san, bisa ajari aku Taekwondo?""Ha?"
Shugino mengorek lubang telinganya dengan telunjuknya, ingin mendengar sekali lagi pertanyaan langka yang diucapkan oleh Shugine.
"Uso darou?(bohongkan?) Dia bilang apa barusan? Melatihnya Taekwondo?" Pikir Shugino yang duduk di kursi belajarnya.
"Tolong latih aku Taekwondo." Ucap Shugine sekali lagi, yah walaupun ada rada-rada takut.
Shugino menatap heran plus bingung, yang pertama, Shugine adalah orang yang tidak mau latihan bela diri. Yang kedua, dia itu tidak akan tahan dengan latihan yang diberikan oleh Shugino. Dan yang terakhir, jika ada Zura yang sudah menjadi master, kenapa harus Shugino yang melatihnya?
Tiba-tiba Shugino menepuk kedua pipi Shugine, ingin menyadarkan sang adik yang keinginannya tidak biasa.
"Shugi-chan, kau sakit? Atau kelelahan? Aku tak menyangka kalau kau ingin latihan Taekwondo yang sangat kau benci, apa kau yakin?"
Inilah yang dinginkan Shugine, perhatian Akashi Shugino kembali padanya. Seketika itu semburat merah muncul dipipi sampai telinga Shugine, wajah yang terlalu dekat itu bagusnya..
"Nee-san sangat wangy hari ini~" ucap Shugine dengan wajah.. you knowlah.
"Benarkah? Aku bahkan belum mandi pagi tadi."
Shugine langsung menggelengkan kepalanya, menyadarkan diri supaya menjalankan rencana yang telah dirancang oleh Mitsuya. Shugino menatap bingung, apa adiknya baik-baik saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Akashi's Blood || Tokyo Revengers X Oc ||
Conto"Lari! ada boys hunter!" "Kalau kalian melihat gadis bergelang lonceng, larilah!" "Keturunan Akashi semuanya kuat!" "Manji-chan! Kei-chan! Shugi-chan! tunggu aku!" "nee, Shin-chan dan aniki selalu sama-sama terus, apa kalian berdua gay?" "Salam kena...