"Yosha! Dapat bukti yang bagus!!"
Begitu banyak kertas yang berserakan dikamarnya. Baik itu dilantai, didinding kamar, meja belajar, bahkan bisa sampai bertumpuk-tumpuk di depan pintu.
Shugino yang masih berpikir, mengambil kesempatan untuk menggigit ujung bolpoinnya. Kacamata bermodel kotak itu masih saja bersinggah di depan matanya.
"Mendapatkan sehelai rambut putih di baju Shugi-chan..
Sudah jelas rambut Shugi-chan itu putih!!"
Shugino mengacak-acak rambut yang ada dikepalanya. Terlihat dia mungkin akan mengangkat bendera putih untuk kasus Shugine.
"Apa.. kata polisi itu benar ya?"
Shugino menurunkan bahunya, wajahnya murung. Dia merasa tidak bisa menyelesaikan kasus ini. Dia mulai berpikir menggunakan logika. Polisi saja tidak bisa memecahkan kasus ini, apalagi dirinya yang jelas tidak memiliki gelar apapun.
"Aku menyerah Shugi-chan.."
Shugino mengusap wajahnya dengan telapak tangannya. Dia menghembuskan napas yang berat. Tapi tak sengaja, matanya menatap selembar kertas yang berisi gambar sebuah barang yang tak sengaja ditinggalkan oleh pembunuh ketika membunuh Shugine.
Shugino meraih kertas itu dan melihatnya dengan teliti. Sepertinya dia pernah melihat benda itu. Tapi tidak tahu dimana.
"Sepertinya aku belum bisa untuk menyerah, mungkin aku harus menyelidiki ini lebih lagi."
Shugino pun tersenyum tipis. Tapi senyumnya pudar ketika Mikey menendang pintu kamarnya. Otomatis, Shugino segera menghidar dari situ. Mikey yang tidak menghiraukan kertas-kertas yang diinjaknya terus melangkah menunju Shugino.
"Nee, Shugino-chan. Ponselmu."
Mikey memberikan ponsel Shugino yang terlihat masih dalam sebuah panggilan telpon. Shugino segera mengambilnya dan membaca nama kontak yang menelponnya.
"Ryuu-chan"
Ternyata Draken yang menelponnya. Tumben Mikey tidak ikut campur dalam hal ini. Dia malahan langsung pergi keluar kamar setelah memberi ponsel itu pada Shugino.
"Ryuu-chan, apa ada masalah?"
"Datang ke restoran Dannys skarang. Akan ada rapat antar kapten divisi Touman."
Shugino menepuk dahinya. Bukankah sudah dia bilang berapa kali, kalau dia sudah tidak menjabat sebagai kapten divisi kelima?
"Aku bukan kapten divisi kelima lagi, Ryuu-chan."
"Tapi kau termasuk pendiri Touman."
Shugino hanya bisa pasrah dengan counter yang diberikan Draken. Dasar Emma lovers.
"Baiklah, aku akan bersiap ke sana."
"Baguslah. Ku tutup telponnya."
"..."
Telpon yang sudah ditutup oleh Draken menyala kembali ketika seseorang menelpon Shugino. Dia pun melihat nama kontak yang menelponnya.
"Rapat antar kapten divisi diminta oleh kapten divisi satu, Hanagaki Takemichi. Dia mau membahas kembali mengenai permasalahan Shiba Hakkai. Sepertinya dia mau mengajak Black Dragon perang.."
Shugino hanya mendengar saja apa penjelasan Mutou kepadanya. Karena sudah biasa, Mutou menyampaikan seluruh informasi kepada Shugino seperti ini.
Sssrrrhh~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Akashi's Blood || Tokyo Revengers X Oc ||
Conto"Lari! ada boys hunter!" "Kalau kalian melihat gadis bergelang lonceng, larilah!" "Keturunan Akashi semuanya kuat!" "Manji-chan! Kei-chan! Shugi-chan! tunggu aku!" "nee, Shin-chan dan aniki selalu sama-sama terus, apa kalian berdua gay?" "Salam kena...