Alur yang kita baca bersama, alur yang sebelumnya kita lihat, suka dan duka yang kita lihat sebelumnya, adalah sebuah kenangan.
Kenangan manis dan pahit dari seorang gadis berusia 12 tahun ini telah kita ketahui bersama. Kenangan 2 tahun yang lalu begitu banyak tantangan dan keseruan, membuat sang gadis tersenyum tipis.
Dia yang duduk dijendela untuk melihat pemandangan bulan purnama yang menerangi bersama dengan bintang-bintang disekitarnya, membiarkan angin lembut menerpah wajah cantiknya itu.
Rambut putih yang terpantul sinar rembulan membuatnya terlihat sangat menawan, dengan mata berwarna keunguan seperti indahnya sebuah permata, menambah kecantikkan sosoknya.
Tok! Tok!
Dia mengalihkan pandangannya ke kanan, dimana pintu kamarnya diketuk seseorang. Dengan perlahan dia turun dari jendela kamarnya dan membuka pintu yang diketuk itu.
"Akashi-san, aku membawakan surat dari seseorang yang ditujukan padamu."
Gadis bernama Akashi itu mengambil amplop yang berisikan surat itu padanya. Dia menatap kembali pria berkepala-2 Itu dengan senyuman canggung.
"Apa.. apa ini dari penggemarku lagi? Aku hanya bilang satu hari sajakan pada penggemarku untuk mengirimkan surat mereka padaku? Apa aku salah menjelaskan ya produser?"
Pria yang berpangkat sebagai produser itu tertawa kecil sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya. Sang gadis hanya bisa menunggu jawaban dari produsernya itu.
"Itu bukan dari penggemar, tapi dari temanmu yang ada diTokyo, kampung halamanmu tau.."
Seketika sang gadis berbinar senang, dia menjabat tangan produsernya itu dengan cepat seakan-akan tangannya bisa putus. Kemudian dia langsung masuk ke kamarnya sambil berucap sebelum menutup pintunya..
"Sankyu na!, produser!"
Sang pria hanya menggelengkan kepala saja dengan sikap idolnya itu, mereka menjadi rekan sekerja. Dia pun berjalan menjauh dari kamar sang gadis.
"Dasar anak itu.."
-------------------------------
Kini amplop yang berisikan kertas itu disobek sang gadis dengan teliti. Dia meraih isi amplop itu menggunakan jepitan khusus agar tidak kenapa-napa. Setelah itu dia meletakkannya diatas meja dengan perlahan, mungkin dia sangat menghormati surat itu. Dia pun memakai sarung tangan dan berakhir mengambil kertas yang telah dia letakkan diatas meja dengan susah payah menggunakan tangannya itu.
Mata itu membaca setiap huruf yang tertera diatas dikertas itu.
"Untuk Akashi Shugino, dari Keisuke Baji, teman tertampanmu."
Sang gadis tertawa membacanya, dia pun meneruskan membaca pesan itu sampai selesai.
Dia tertawa terbahak-bahak membaca setiap huruf yang ditulis oleh temannya, Baji. Lain kali tulisan kanji yang dia tulis tidak nyambung dengan kalimat lainnya yang dapat mengakibatkan artian lain.
"Untuk kesekian kalinya, temanku Chifuyu memperbaiki penulisanku dalam surat ini. Kuharap kau tidak tertawa saat membacanya. Jika kau tertawa saat membacanya, usahakan jangan membeberkan kepada siapapun tentang ketidaktahuanku soal huruf kanji. Itu memalukan bodoh!"
Sang gadis malah tambah pecah ketawanya sampai jatuh ke lantai. Dia memukul lantai yang tak berdosa sakin lucunya temannya itu. Dia pun membaca isi surat selanjutnya.
"Berhentilah tertawa dan bacalah dengan serius!"
Sang gadis menahan tawanya, bisa-bisanya Baji memerintahkannya untuk tidak tertawa dan serius dalam sebuah surat?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Akashi's Blood || Tokyo Revengers X Oc ||
Storie brevi"Lari! ada boys hunter!" "Kalau kalian melihat gadis bergelang lonceng, larilah!" "Keturunan Akashi semuanya kuat!" "Manji-chan! Kei-chan! Shugi-chan! tunggu aku!" "nee, Shin-chan dan aniki selalu sama-sama terus, apa kalian berdua gay?" "Salam kena...