Chapter 6 : Ulang Tahun.

109 26 7
                                    

Berbulan-bulan Kazutora dan Si kembar berteman dengan baik, walaupun lain kali Shugine ngotot selalu disampingnya Shugino, Kazutora tetap senang dengan ke dua manusia itu.

Sejauh ini yang diketahui Kazutora tentang kedua kembar tak seiras itu, ibu yang meninggal sejak 1 tahun yang lalu, satu suka makan, satu tukang protes, yang jago matematika dan yang jago gelud, yang ceria dan tsundere, bahkan menyukai saudari sendiri, dinasehatin malah kena tabok, kakak mereka Zura yang selalu mengantar-jemput mereka di sekolah, dan kebiasaan-kebiasaan unik mereka.

Bahkan si kembar sering pergi ke rumahnya Kazutora untuk main ps-nya Kazutora. Shugine selalu mengalah pada kakaknya untuk membiarkan Shugino memainkannya duluan, pada akhirnya Shugino lah yang menguasainya.

"Kenapa kau tidak bermain Shugine?" Tanya Kazutora sambil menghidangkan cemilan disebuah piring.

"Nee-san sangat menyukainya, jadi aku hanya ingin melihat senyumannya saja." Ucap Shugine sambil tersenyum tipis pada Kazutora.

Kazutora yang mendengar ucapan Shugine langsung bermuka datar,
"Kau masih waras? Gadis yang sedang tertawa gila didepanmu itu kakakmu tau-"

Ucapan Kazutora terhenti karena sudah dijitak oleh Shugine,
"Sudahku bilang! Aku tak peduli!!" Seru Shugine.
Sambungnya lagi..
"Apa jangan-jangan, kau menyukai nee-san ya?" Tanya Shugine dengan tatapan demonnya.

"Aku menganggap Shugino-chan sebagai saudariku." Ucap Kazutora dengan mantap.

Shugine kembali pada sifat tenangnya, kemudian menghela napas, seakan napas itu berkata "Syukurlah."

"Tapi dulu aku menyukainya." Ujar Kazutora sambil tersenyum.

"Kazutora, mau di ikat di tiang listrik?"

"I-itu dulu! Itu dulu! Sekarang tidak!" Pekik Kazutora sambil menggelengkan tangannya.

"Tapi jika kau menyukai nee-san, lihat saja nanti!" Ucap Shugine memperingatkan.

"Ha'i~ha'i." Jawab Kazutora sambil mengibas-ngibaskan tangannya malas.

"Fix! Anak ini sudah gila." Ucap Kazutora dalam hati.

Mikey dan Baji selalu heran dengan si kembar, lain kali sudah pergi ke suatu tempat tanpa memberi tahu kepada mereka. Walaupun begitu, Shugino dan Shugine masih tetap bermain dengan Mikey dan Baji. Jadi mereka tidak terlalu mempersoalkan si kembar.

----------

Suatu hari, Baji dan Shugine duduk di teras rumah Mikey. Memegang sebuah celengan anggur dan babi, mengguncang-guncangkannya untuk mendengar berapa receh yang ada di dalamnya.

Yukina : Kalo punya author sih.. celengan rindu :/

Helaan napas keluar bersamaan, seperti tak ada harapan. Mereka pun memutuskan untuk membuka celengan mereka dengan memotongnya, karena celengannya dari plastik, bukan dari keramik.

Shugine dan Baji saling memerintah satu sama lain, hanya untuk mengambil sebuah pisau di dapur.

"Shugine, kau saja yang mengambilnya!" Ucap Baji sambil menunjuk ke arah dapur.

"Iyada! Disana ada aniki, nanti ditanya bagemana?!" Balas Shugine sambil mengingat senyuman Zura yang marah.

"Bilang saja kau ingin memotong rumput di teras!" Ucap Baji sambil memperagakan motong-motong rumput sambil duduk.

"Alasan macam apa itu?! Aniki tidak bodoh tau!!" Balas Shugine sambil menunjuk kepalanya, menandakan Zura nggak bodoh.

"Kalau begitu ambil saja diam-diam!" Ucap Baji sambil menggoyang-goyangkan bahu Shugine.

The Akashi's Blood || Tokyo Revengers X Oc ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang