Hari ini, Mikey menyuruh mereka untuk berkumpul ditempat biasanya. Yaitu sebuah kafe kecil yang mungkin sudah agak jarang pengunjung datang ditempat itu.
Selain berkumpul, Shugino sedang melamar pekerjaan sebagai seorang penyanyi disebuah perusahaan yang bisa dibilang tidak terkenal atau tidak ternama. Karena itu adalah perusahaan terakhir yang diketahui oleh Shugino. Jika dia tidak diterima, kata Pachin ngamen aja dijalan.
Mengambil napas panjang sebelum membuka pintu. Lalu dia membuka pintu itu, tapi dengan menutup matanya karena gugup. Dia gugup akan terjadi hal-hal yang seperti biasa dia terima.
Tapi yang ini berbeda.
Malahan ketika Shugino membuka matanya, dilihatnyalah dekorasi nan meriah didalam ruangan itu. Diikuti oleh beberapa pegawai yang bersorak kegirangan menyambutnya.
"Apa.. ini?" Tanya Shugino dalam hati.
Tiba-tiba saja seorang manager tua datang memeluk erat Shugino yang masih bingung dengan situasi ini.
"Syukurlah! Ternyata ada juga yang mau menjadi bintang kita! Akashi-san desyo ne?" Ucap manager tua itu pada Shugino, Shugino hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Takku sangka kau mau mendaftarkan dirimu diperusahaan tua ini, kami satu perusahaan mengucapkan terima kasih banyak atas kepercayaanmu mendaftar diperusahaan ini!" Sang manager membungkuk pada Shugino, diikuti oleh para pegawainya.
"Ti-tidak perlu membungkuk, tuan. Aku kesini untuk mendapatkan pekerjaan bukan untuk mendapat kehormatan. Hehehe.." ucap Shugino sambil menggaruk pipinya.
Semua orang yang membungkuk berdiri tegak kembali. Kemudian sang manager berlutut mengsejajarkan tingginya dengan Shugino, kemudian memegang kedua bahu Shugino.
"Aku sungguh tidak percaya ada orang yang mau bekerja sebagai bintang diperusahaan yang sudah mau ditutup ini. Akashi-san, kami tak perlu menyeleksimu atau apapun itu, kami menerimamu dengan sepenuh hati. Tolong kerja samanya, Akashi-san." Ucap Manager sambil tersenyum, yang membuat kumis putihnya itu terangkat.
"Ja-jadi, aku diterima?!" Pekik Shugino tak percaya.
"Mouichiro!!" Seru semua orang yang ada dalam ruangan itu. Bahkan ada balon huruf yang bertuliskan..
"Welcome Akashi-san."
"KYAA! URESHI!!! ARIGATO GOZAIMASU MINNA-SAMA!!!" Pekik Shugino yang kelewatan senang.
"Doutashimashite, Akashi-san." Jawab sang manager sambil tersenyum.
--------------------------
Kini Shugino mengendarai motor biru metalicnya itu menuju ke tempat biasanya mereka berkumpul.
Dia mengendarai motornya dengan senyum yang merekah diwajahnya, walaupun memang sering dia tersenyum, tapi tak pernah dia senyum selebar itu. Apalagi sambil mengendarai motor dengan memakai helm ungu bermotif lope-lope.
Bahkan waktu lampu merah, banyak mata memandanginya seperti orang gila atau penyakitan. Kalian tahu sendiri kan kalau Shugino terlihat seperti Shugine? Jadi mereka pikir kalau Shugino yang memakai helm motif lope-lope itu adalah seorang lelaki banci.
Shugine : itu memang mempermalukanku sih, tapi tak mengapa selagi nee-san menyukainya!
Yukina : -_-
Sesampainya didepan kafe, dia melepas helmnya itu dan berjalan menuju pintu masuk kafe.
Tapi dia mendengar suara kegaduhan dari teman-temannya. Tak perlu heran sih.
"Konnichiwaaaaa!" Seru Shugino dipintu masuk, mereka yang lagi berdebat jadi terhenti karenanya.
"Oi! Shugino! Kau lama sekali!" Marah Mikey sambil menggandeng leher Shugino tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Akashi's Blood || Tokyo Revengers X Oc ||
Historia Corta"Lari! ada boys hunter!" "Kalau kalian melihat gadis bergelang lonceng, larilah!" "Keturunan Akashi semuanya kuat!" "Manji-chan! Kei-chan! Shugi-chan! tunggu aku!" "nee, Shin-chan dan aniki selalu sama-sama terus, apa kalian berdua gay?" "Salam kena...