CERITA INI HANYA FIKSI, BILA ADA KESAMAAN DALAM NAMA, TEMPAT, TOKOH, DAN SEBAGAINYA HAL ITU HANYA KEBETULAN BELAKA.
I hope you like it. Happy Reading, Guys~
---
Tiga orang itu berjalan dalam hening, tidak ada yang memulai pembicaraan. Latisha merasa canggung karena berada di antara kedua laki-laki yang sebelumnya berseteru.
Dareen menatap Rajendra dengan tajam, "Latisha, kok lo bisa ketemu sama cowok mencurigakan ini?".
Gadis itu mulai menjelaskan kejadian saat ia pertama kali bertemu dengan Rajendra, "Hee, jadi tanda tangan sama foto bareng itu hasil dari orang dalem." Ucap Dareen dengan nada meledek.
Rajendra kesal mendengar ucapan itu, "Ya mau hasil dari orang dalem atau murni fans, kan yang penting dapet tanda tangan sama foto bareng mereka." Balas Latisha santai yang membuat Dareen cemberut.
"Lo dateng buat jenguk Latisha, berarti lo anak sekolahan kan? Kenapa ga sekolah? Bolos?" tanya lelaki yang mendorong tiang infus itu bertubi-tubi.
Dareen enggan menjawab, Latisha yang mengetahui hal itu kembali menyenggol pinggang sahabatnya, "Di sekolah gue ada rapat guru, jadi muridnya di liburin." Jawabnya terpaksa.
"Hee, sekolah gue juga lagi libur. Emang lo sekolah dimana?" tanya Rajendra lagi.
"Sekolah bla bla." Jawab Latisha karena ia paham Dareen tidak mood menjawab pertanyaan yang dilontarkan Rajendra.
"Oh, kalo gitu sampe ketemu lagi, cowok lebay. Duluan ya Latisha." Ucapnya di awal dengan nada meledek dan lembut di akhir.
Dareen sudah siap dengan kepalan tangannya, namun Latisha menahan Dareen agar tidak mengejar Rajendra.
Latisha melihat Rajendra dengan raut wajah datar saat menghampiri teman-temannya yang ada di depan pintu masuk rumah sakit, "Kayaknya dia ga berharap di jenguk." Gumamnya yang masih dapat didengar Dareen.
"Hah? Sok tau banget." Celoteh Dareen asal yang mendapat tamparan dari Latisha tepat di punggungnya.
---
Bunyi notifikasi masuk terdengar jelas berasal dari ponsel Dareen di ruangan yang di penuhi lantunan musik dari ponsel Latisha yang berada di nakas.
Dareen melihat sekilas lalu meletakkan kembali ponselnya lalu kembali rebahan di sofa dengan posisi terlentang.
"Lo ga balik? Mama lo ga nyariin?" tanya Latisha yang memecah hening diantara mereka berdua.
"Nanti katanya mama mau kesini, sekalian jenguk lo katanya." Jawabnya tanpa merubah posisi tidurnya.
Latisha yang fokus membaca novelnya hanya mengangguk-angguk sebagai jawaban, kemudian ia membalik halaman novel yang ia baca.
"Trus tadi chat dari siapa? Kok ga di bales? Pacar lo ya? Lagi ngambek lo sama pacar lo?" tanya Latisha bertubi-tubi tanpa melepaskan pandangannya dari buku penuh tulisan itu.
Dareen beranjak dari posisinya menjadi posisi duduk, "Bukan, dari Latika. Males bales chat dia, bawelnya bukan main." Ucapnya sambil mengambil dan mematikan ponselnya.
"Hee, pantes jomblo. Tipe ceweknya aja banyak mau kayak gitu." Balas Latisha tajam dengan raut wajah santai.
"Kampret,"
"Trus kenapa itu di matiin? Kalo tante telpon gimana?" ucapnya sambil melihat ke arah ponsel Dareen yang sudah dimatikan.
"Kadang Latika sampe spam telpon gue. Kalo sampe mama telpon, kan ada lo." Ucapnya terkekeh di akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuebiko {SELESAI}
Teen Fiction"Kamu pilih hidup atau mati?" "Mati." Bagi Dareen, Latisha adalah dunianya. Ia tak dapat hidup jika gadis itu benar-benar pergi dari dunia ini. Saudara kembar si gadis membencinya, atau rasa sakit yang ia rasakan saat tubuhnya drop. Apakah gadis i...