CERITA INI HANYA FIKSI, BILA ADA KESAMAAN DALAM NAMA, TEMPAT, TOKOH, DAN SEBAGAINYA HAL ITU HANYA KEBETULAN BELAKA.
I hope you like it. Happy Reading, Guys~
---
Beberapa hari pun berlalu, tinggal hitungan jari sampai hari Ujian Nasional tiba. Hari ke hari, Dareen hanya belajar dengan tujuan agar bisa diterima di universitas ternama yang ia idamkan.
Hari sabtu, sebagian besar orang sangat menyukai bila hari ini tiba. Namun tidak dengan Dareen yang tiba-tiba mendapat kabar buruk saat ia sedang belajar. Ibunya tiba-tiba masuk ke kamarnya dan memberitahu kabar buruk yang baru ia dapat dari rumah sakit.
"Latisha tiba-tiba drop, dia dipindahin ke ICU." Lelaki itu segera mengambil jaket serta kunci motornya, ia tak mendengar ucapan ibunya yang sedari tadi memanggilnya.
Pikirannya hanya dipenuhi dengan Latisha, gadis yang menampakkan senyuman manisnya kini kembali menutup matanya di ruang ICU dengan keadaan lemah. Kejadian dulu terulang kembali, lelaki itu sangat khawatir bila tiba-tiba gadis itu menghentikan napasnya.
Begitu Dareen tiba di rumah sakit, ia segera berlari ke ruang ICU dan melihat gadis yang sangat ia kenal dengan masker oksigen diwajahnya terbaring lemah, gadis itu tidak bereaksi seperti biasa ketika dirinya datang.
"Hm? Ngapain lo disini? Lusa lo mau UN kan?"
"Jangan senyum-senyum sendiri gitu, serem anjir."
Jika gadis itu melihat Dareen berada di rumah sakit ini, mungkin saja ia akan berbicara seperti itu pada Dareen.
Ia kacau, lelaki itu duduk di sebelah ranjang dimana gadis lemah itu terbaring. Ia meraih tangan kanan Latisha yang tertancap jarum infus.
"Lo kenapa lagi?" gumamnya kecil sembari menundukkan kepalanya hingga menempel dengan tangan Latisha yang ia pegang.
Evalina menyentuh bahu Dareen yang sedang menunduk itu, lelaki itu segera menoleh ke arah ibunya.
"Latisha drop karna dia Hipoglikemia, perawat yang biasa nganter dan ngambil piring makanannya bilang kalo jarang ada yang nemenin dia, Latisha makannya cuma sedikit. Walaupun perawat itu udah sering bilang untuk makan lebih banyak lagi, tapi ga di gubris sama Latisha." Jelas wanita itu kemudian memasang wajah merasa bersalah karena ini bisa sebab dirinya yang membuat sebuah perjanjian kecil dengan gadis itu.
Ah, Dareen pernah membacanya di suatu artikel internet. Seorang penderita diabetes yang memiliki pola makan tak baik dapat menyebabkan terjadinya Hipoglikemia.
Tubuh Latisha yang terbilang lemah terkadang dapat membuat dirinya drop, terlebih ia mulai bosan dengan makanan rumah sakit yang sudah sering ia makan sejak umur 11 tahun.
Beruntung ia masih bisa makan makanan kesukaannya, namun isi kimbapnya harus sesuai dengan yang saran dokter. Dareen tak bisa melupakan raut wajah gadis itu yang terlihat senang saat lelaki itu memberinya suprise kecil-kecilan dengan kotak makan yang berisi kimbap kesukaannya.
Kenangan yang telah ia jalani bersama gadis di hadapannya itu kini semuanya mulai terputar kembali di pikirannya, tatapannya kosong. Ibunya pun tahu bahwa pikiran anak lelakinya itu kacau, wanita itu memutuskan untuk membiarkannya sebentar.
Hari pun mulai berganti malam, Evalina menghampiri anaknya yang kini menelungkupkan wajahnya bersama dengan tangan Latisha yang lelaki itu genggam.
Wanita itu memegang pelan bahu anaknya, "Dareen, udah malam. Yuk pulang, jam besuk udah lewat." Ucapnya dengan nada lembut.
Dareen mengangkat kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya guna menyadarkan dirinya, "Dareen mau nginep disini, jaga Latisha." Jawabnya tanpa menolehkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuebiko {SELESAI}
Teen Fiction"Kamu pilih hidup atau mati?" "Mati." Bagi Dareen, Latisha adalah dunianya. Ia tak dapat hidup jika gadis itu benar-benar pergi dari dunia ini. Saudara kembar si gadis membencinya, atau rasa sakit yang ia rasakan saat tubuhnya drop. Apakah gadis i...