CERITA INI HANYA FIKSI, BILA ADA KESAMAAN DALAM NAMA, TEMPAT, TOKOH, DAN SEBAGAINYA HAL ITU HANYA KEBETULAN BELAKA.
I hope you like it. Happy Reading, Guys~
---
Latisha berjalan mengelilingi rumah sakit, tentunya ia sudah tidak asing dengan bau obat-obatan yang ada di seluruh gedung putih itu karena bau obat-obatan itu sudah menyatu dengan bau tubuhnya.
Ia melewati UGD yang tidak terlalu ramai. Kebetulan ada seorang anak laki-laki yang terbaring lemas di ranjang yang sedang di dorong para tenaga medis, dan ada seorang wanita paruh baya yang terlihat seperti ibunya memasang wajah khawatir.
Gadis bersurai coklat yang selalu membawa tiang infusnya itu melihat anak laki-laki itu penuh rasa iba, namun fisik anak itu tidak terluka sama sekali. Ia terus menatapnya hingga anak laki-laki serta wanita paruh baya di sampingnya itu menghilang dari pandangannya.
Latisha melanjutkan jalan-jalannya, ia ke kantin untuk membuka selera makannya. Ia sangat bosan dengan makanan yang di sediakan rumah sakit yang itu-itu saja.
Kemudian ia kembali ke kamarnya, ia melewati tempat jaga para perawat dan ia melihat wanita paruh baya yang tadi ia lihat di UGD. Ia hanya sekedar melewatinya, akan tetapi langkahnya terhenti begitu mendengar wanita itu menyebut nama Rajendra.
Ia menggeleng dan segera berpikir nama Rajendra lumayan pasaran, jadi bisa saja Rajendra yang lain.
"Rajendra yang sebulan yang lalu di rawat karena kecelakaan motor ya, bu?" tanya salah seorang perawat sambil membaca informasi yang ada di layar komputernya memastikan orang yang dicari wanita paruh baya itu.
"Iya." Mendengar jawaban wanita yang umurnya berkisar 40 tahunan itu, langkah Latisha kembali terhenti.
Gadis itu menghampiri wanita itu, "Permisi, saya kebetulan kenal dengan Rajendra yang ibu cari. Ada apa ya, bu?" tanya gadis itu sopan.
Kedua insan itu menoleh bersamaan ke arah datangnya suara dan perawat itu memberitahu bahwa kamar rawat Rajendra bersebelahan dengan Latisha, wanita paruh baya itu berterima kasih pada perawat yang ada di hadapannya.
"Latisha, ya? Boleh minta waktunya sebentar?" tanya wanita itu yang dibalas anggukan oleh gadis bersurai coklat. Keduanya duduk di salah satu bangku tunggu terdekat.
Baik Latisha maupun wanita di sebelahnya saling terdiam, Latisha ingin memulai pembicaraan namun ia bingung harus mulai dari mana. Tak lama wanita itu membuka mulutnya.
"Nama saya Adelina Pertiwi, mamanya Rajendra." Ucap Adelina memecah keheningan diantara keduanya, Latisha lumayan terkejut.
'Dunia memang sempit.' Batinnya.
"Anu, Rajendra punya adik?" Latisha tak bisa menahan rasa penasarannya lagi, berbagai pikiran aneh muncul bila ia tak menanyakannya.
Adelina menoleh ke arah gadis di sebelahnya, "Tidak, Rajendra anak bungsu." Jawabnya yang membuat Latisha bingung.
"Lalu yang tadi bersama tante?"
Wanita itu mulai menceritakan kejadian yang tadi membuatnya panik setengah mati, dan Latisha mendengarkan ucapan lembut yang keluar dari mulut Adelina.
Ia kebetulan sedang berjalan di taman dan menemukan seorang anak laki-laki yang ia bawa kesini tadi sendirian, wanita itu penasaran dan menghampiri anak itu dan sebelum anak itu menjawab ia sudah pingsan di tempat.
Cerita itu menjawab hampir semua pertanyaan Latisha, "Lalu kenapa tante bisa tau Rajendra pernah di rawat disini?"
"Tante tau dari teman tante yang kebetulan melihat kecelakaan Rajendra, teman tante baru ingat untuk mengabari tante." Jelasnya kemudian Latisha mengangguk-angguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuebiko {SELESAI}
Teen Fiction"Kamu pilih hidup atau mati?" "Mati." Bagi Dareen, Latisha adalah dunianya. Ia tak dapat hidup jika gadis itu benar-benar pergi dari dunia ini. Saudara kembar si gadis membencinya, atau rasa sakit yang ia rasakan saat tubuhnya drop. Apakah gadis i...