CERITA INI HANYA FIKSI, BILA ADA KESAMAAN DALAM NAMA, TEMPAT, TOKOH, DAN SEBAGAINYA HAL ITU HANYA KEBETULAN BELAKA.
I hope you like it. Happy Reading, Guys~
---
Suasana di kamar rawat Latisha yang tadinya penuh isakan kini menjadi sunyi senyap, Dareen kembali duduk di sofa sambil menscroll ponselnya sedangkan Latisha sibuk mengusap sisa-sisa air matanya lalu ia kembali membuka novelnya. Dan itu terus berlanjut hingga 15 menit.
Waktu pun terus berlalu, langit yang tadinya biru itu kini berubah menjadi gelap dan bulan pun mulai menyinari langit gelap itu.
Dareen masih memainkan ponselnya, ia membuka Instagram lalu menutupnya dan membuka Youtube lalu menutupnya lagi kemudian kembali membuka Instagram.
Ia jarang mengecek WhatsApp atau LINE nya karena tidak ada hal yang penting dari grup kelasnya, lagi pula tidak ada yang mengechatnya lagi setelah Latika mendekati Rajendra.
Walau Dareen terbilang tampan dan cukup populer di kalangan para cewek-cewek di sekolahnya, ia selalu tidak memperdulikan mereka. Karena ia selalu sibuk dengan buku-buku pelajarannya.
Dan begitu ia sampai di kelas, ia langsung membuka bukunya dan mulai belajar, tidak ada celah bagi para cewek-cewek itu untuk mendekatinya. Dareen pun tidak tertarik dengan cewek-cewek yang berusaha mendekatinya, karena baginya Ibunya dan Latisha lebih penting.
"Latisha emang ga punya cita-cita?" tanya lelaki bersurai coklat tua itu memecah keheningan di antara mereka sambil menoleh ke arah Latisha.
Gadis itu termenung, jelas sekali ia berpikir tentang jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan sahabatnya itu. Beberapa menit pun berlalu, namun masih belum ada jawaban.
Dareen tak punya pilihan selain menunggu Latisha menjawab pertanyaannya. Sejak kecil gadis itu tidak pernah berbicara tentang cita-citanya, mungkin ia ingin mengatakannya namun ia terlalu cepat menyerah setelah di rawat.
"Punya." Itu jawaban singkat yang keluar dari mulut Latisha, Dareen yang tadinya sudah mengalihkan pandangannya kini kembali menoleh ke arah gadis yang sedang menatap novel ditangannya.
Lelaki berkaos hitam itu kembali menunggu jawaban lain dari Latisha, "Gue pengen jadi novelis." Lanjutnya sambil memasang raut wajah sendu memandang novel yang ia pegang.
"Lo sering baca banyak novel, kenapa ga coba aja dari sekarang? Kan lo bisa terbitin dulu di Wattpad, siapa tau karya lo dilirik penerbit." Balas Dareen kembali memasang posisi bersandar disofa sambil melipat kedua lengannya diatas kepala dan ia memejamkan matanya.
Detikan jam dinding terdengar jelas di ruangan yang sunyi itu, karena tidak ada jawaban, Dareen membuka matanya dan menoleh ke arah Latisha. Ia melihat gadis itu masih menunduk melihat novel di tangannya.
Tak lama ia menutup novel itu dan memasang posisi tidur yang membelakangi Dareen, "Udah malem, lo ga pulang?"
Dareen kembali menatap langit-langit kemudian menutup matanya, "Besok masih minggu, gue udah bilang mama kok kalo mau nginep." Ia merebahkan dirinya di sofa.
Keheningan terjadi diantara mereka, dan tak lama kedua insan di dalam ruangan itu terlelap.
---
Hari minggu, ini hari yang paling tidak ditunggu-tunggu kedua setelah hari senin bagi Rajendra. Pasalnya, ia sudah yakin Latika pasti akan mengiriminya pesan yang berisi permintaan untuk menemani gadis itu ke mall.
Tingg...
Hanya dengan mendengar bunyi notifikasi chat yang masuk di ponselnya saja ia sudah bisa menebak yang mengirim pesan padanya adalah Latika, ia mendiamkannya sebentar karena terlalu malas untuk beranjak dari tempat tidurnya. Namun semakin lama ia tidak menjawab, Latika akan menyepamnya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuebiko {SELESAI}
Teen Fiction"Kamu pilih hidup atau mati?" "Mati." Bagi Dareen, Latisha adalah dunianya. Ia tak dapat hidup jika gadis itu benar-benar pergi dari dunia ini. Saudara kembar si gadis membencinya, atau rasa sakit yang ia rasakan saat tubuhnya drop. Apakah gadis i...