1 5

17 5 0
                                    

CERITA INI HANYA FIKSI, BILA ADA KESAMAAN DALAM NAMA, TEMPAT, TOKOH, DAN SEBAGAINYA HAL ITU HANYA KEBETULAN BELAKA. 

I hope you like it. Happy Reading, Guys~

---

"Lo cemburu ya?" tanya Rajendra setelah berhasil memproses keadaan yang ia lihat terutama sifat Dareen yang aneh menurut Latisha.

Lelaki berkaos hitam itu terkejut kemudian memasang wajah aneh saat menoleh ke arah Rajendra. "Hah?!" serunya balik bertanya setelah mendengar pertanyaan yang konyol baginya.

"Lo keliatannya ga suka kalo gue deket-deket Latisha, lo marah-marah ga jelas padahal gue sama Latisha cuma temenan. Bukannya udah jelas itu artinya lo cemburu?" jelasnya pada lelaki yang menatapnya tajam dihadapannya itu.

Dareen menarik kerah kaos lelaki bersurai hitam itu, "Di antara cewek sama cowok ga ada yang namanya temenan." Jawabnya menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya, nada bicaranya sangat pelan sehingga hanya Rajendra yang bisa mendengar ucapannya.

Rajendra menaikkan alisnya begitu mendengar respon lelaki yang menarik kerah bajunya, "Itu artinya di antara kalian juga dong? Pasti salah satu diantara kalian ada yang nyimpen rasa suka. Bener ga?" tanyanya di akhir sembari menyerigai.

Mendengar itu emosi Dareen bagai sudah dipuncaknya, ia mulai mengepalkan tangan kirinya.

Latisha asik membalik-balikkan halaman novelnya, sejak awal ia kelihatan tak peduli dengan kedua lelaki yang saling bersitegangan itu.

"Kalo mau berantem jangan disini ya, nanti ruangannya berantakan." Ucap Latisha membuka suara dan nampak menengahi situasi tegang itu, gadis itu tidak mengalihkan pandangannya sama sekali dari novel.

Kedua lelaki itu menoleh ke arah Latisha secara bersamaan, "Kalo lo udah tau kita keliatan mau berantem, seharusnya lo misahin kita?" tanya Dareen yang masih menarik kerah kaos lelaki dihadapannya.

Rajendra kemudian melepas paksa tangan Dareen yang menarik kerah kaosnya, ia melihat kerah bajunya yang mulai melar karena ulah lelaki bersurai coklat gelap itu. Lelaki itu menghela napas meratapi nasibnya, "Baju kesayangan gue..." gumamnya kecil.

"Toh itu urusan kalian, ngapain gue ikut campur. Kalian juga ngomongnya bisik-bisik gitu, mana gue denger kalian bahas apaan." Jelas gadis itu masih membaca novelnya.

Kini Latisha menoleh ke arah dua lelaki itu, ia menatap curiga, "Lo ngajak Rajendra ngedate?" tanyanya ke Dareen.

"HAH?! GILA YA?" ucap keduanya berbarengan lalu keduanya saling bertatapan kemudian saling buang pandang, "Gue masih lurus, anjir." Lanjut Dareen yang membuat Latisha tertawa.

"Abisnya tingkah lo aneh banget kalo Rajendra deket sama gue, gue kira lo cemburu sama karna gue deket-deket sama Rajendra."

Dareen mendekati Latisha, ia menempeleng kepala Latisha pelan. "Aneh-aneh aja ngomongnya, gue masih suka cewek." Kedua insan itu mulai beradu mulut lagi.

'Si cowok lebay yang cemburu karna gue deket-deket lo, Latisha. Yah dengan kata lain dia suka sama lo.' Batin lelaki bersurai hitam legam yang duduk disofa sambil melihat kedua insan yang beradu mulut itu.

'Kita mulai bersaing sehat dari sekarang ya, cowok lebay.' Rajendra menyeringai.

---

Karena semalam Latika bilang ke Rajendra bahwa ia akan berangkat sendiri, kini ia berangkat ke sekolah sendiri. Walau raut wajahnya datar di dalam hatinya ia sangat senang, ia juga berharap agar seharian ini Latika tidak menghampirinya. Namun ia segera sadar bahwa itu tidak mungkin. Ia memutuskan untuk menjauhi Latika secara perlahan.

Saat jam istirahat Rajendra melihat pintu kelasnya yang terbuka, namun sejak tadi ia tidak melihat sosok Latika yang biasa menghampirinya setelah bel berbunyi. Ia merasa heran dan di sisi lain ia senang karena Latika tidak menghampirinya.

"Tumben Latika ga ke sini, biasanya dia nempelin lo terus." Ucap Emilio sambil push rank, walau sedang serius ia tetap menyempatkan untuk bertanya.

Rajendra menopang dagunya, "Entah, gue jadi bingung harus seneng ato sedih." Jawabnya dengan mata malas.

Emilio menoleh ke arah teman sebangkunya setelah ia selesai bergelut dengan gamenya, "Kalo lo cape diikutin dia terus, lo bilang langsung aja kali ke dia."

Kini lelaki bersurai hitam legam itu menghela nafas, "Kalo bisa juga udah gue bilang dari kemaren kali. Tiap gue mau ngomong selalu aja dipotong." Jelasnya sambil menatap kosong papan tulis putih bersih.

"Yaudah, ngejauh pelan-pelan aja." Jawab Emilio lalu ia kembali memainkan ponselnya. Rajendra tidak merespon, ia sudah merencanakannya sejak tadi pagi.

"BTW cewek yang di RS itu gimana? Lo masih kontakan sama dia? Gue penasaran deh orangnya kayak gimana. Cakep ga?" ucap lelaki gondrong itu dengan pertanyaan beruntun.

Rajendra nampak tidak niat untuk menjawab pertanyaan teman sebangkunya itu, namun karena tak mendapat respon, Emilio memaksa Rajendra agar ia menjawab pertanyaannya.

"Kemaren gue kesana, gue kabur dari Latika. Dia mainnya ke cafe trus ngomong ga berenti-berenti, dianya asik ngomong guenya bosen karna topiknya ga menarik." Jelasnya masih dengan posisi yang sama.

Emilio menoleh dan memiringkan kepalanya, "Trus? Cewek yang di RS itu cakep ga? Gue ga berminat dengerin cerita soal lo yang kabur dari Latika itu, gue penasaran sama cewek yang lo temuin di RS itu."

"Ga mau jawab." Jawab lelaki berambut hitam itu singkat. Dan Emilio tetap memaksa namun jawaban yang keluar dari mulut Rajendra tetap tidak.

Latika sengaja menghindari Rajendra, ia memutuskan untuk melakukan saran kedua temannya kemarin.

"Tarik ulur?"

Vania dan Keysha mengangguk bersama, mereka tampak antusias. "Dalam hubungan itu penting buat tarik ulur. Nah, selama ini kan lo selalu dideket Rajendra, coba untuk beberapa hari ke depan lo berusaha menjauh dulu dari dia." Jelas Keysha.

Latika yang mendengar ucapan Keysha hanya mengangguk-angguk paham, "Dia pasti bakal nyariin lo." Sambar Vania kemudian meminum minumannya.

"Yang gue lakuin udah bener kan, ya?" gumamnya sambil menyantap roti yang baru ia beli di kantin.

Dareen tidak mood untuk membuka buku pelajarannya, ia termenung sembari memikirkan kejadian hari minggu kemarin.

"Lo cemburu ya?"

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepala Dareen, ia membuka ponselnya dan mengetik sesuatu di kolom pencarian.

Cemburu adalah

Itu yang ia ketik di kolom pencarian, dan setelah pencariannya muncul ia mengklik salah satu web.

Rasa cemburu ada karena tidak ingin kehilangan atau ingin melindungi sesuatu yang dianggap berharga.

Ia membacanya dan mulai berpikir, 'Berarti gue cemburu karna gue mau ngelindungin Latisha.' Batinnya menyimpulkan.

Bel pulang berbunyi, Dareen beranjak keluar kelas dan berencana menuju parkiran namun ia tak sengaja berpas-pasan dengan Rajendra. Keduanya saling menatap dan terdiam.

"Lo suka sama Latisha, kan? Makanya lo cemburu kemaren itu."

Dareen memasang wajah bingung, "Suka? Bukannya cemburu itu karna gue mau ngelindungin Latisha dari cowok kayak lo?" jawabnya polos yang membuat Rajendra ikut bingung.

'Dia kayaknya emang bego soal percintaan.' Batin lelaki bersurai hitam itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Terserah lo mau nganggepnya gimana, intinya gue ga bakal nyerah." Ucapnya lalu ia jalan terlebih dahulu menuju tangga.

Lelaki bersurai coklat tua itu berdecih kesal begitu mendengar ucapan Rajendra. 

To Be Continue


Jangan lupa vote sama komen kritik sarannya ya^^

Kuebiko {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang