Happy Reading.
Pagi ini sinar matahari mengintip dari jendela gorden kamar yang luas dan berisikan sepasang pengantin baru yang masih terlelap di tidurnya dengan saling memeluk di bawah selimut putih.
Siapa lagi pasangan pengantin baru kalau bukan Jihan dan Adit yang masih terlelap dengan saling memeluk. Semalam setelah resepsi mereka langsung memutuskan tidur tidak ada malam pertama karena mereka sama sama kelelahan dengan rangkaian acara yang membuat mereka lelah.
Jihan mengeliat dari tidurnya karena merasa berat pada bagian pinggangnya. Saat membuka mata Jihan terkejut dengan tangan Adit yang berada di pinggangnya memeluk Jihan. Perlahan Jihan melepaskan pelukan tangan Adit tetapi Adit menggeliat hingga semakin mengeratkan pelukannya dan menelusupkan wajahnya di dada Jihan.
Jihan memelototkan matanya karena dia merasakan nafas Adit yang berhembus di dada nya di tambah lagi Jihan yang menggunakan piama dengan kerah yang rendah membuat Jihan bisa merasakan nafas Adit dengan jelas.
"M-mas Adit" ujar Jihan dan menunduk melihat ke arah Adit yang tidak kunjung bangun.
"Mas A-adit b-bangun" ujar Jihan dan barulah Adit menggeliat dengan lega Jihan bernafas karena Adit merubah posisi nya menjadi terlentang. Buru buru Jihan menaikan piama nya agar belahan dada nya tidak terlihat.
"Ini jam berapa?" Tanya Adit dengan suara khas orang bangun tidur.
"N-nggak tau" jawab Jihan yang masih gugup.
Adit melihat jam di handphone nya dan ternyata sudah pukul enam tiga puluh atau setengah tujuh pagi. Adit mengusap wajah nya lalu duduk dari tidurnya melihat Jihan yang diam dan terus memegangi piama di dada nya.
Adit ikut diam dan mengingat sesuatu tapi tidak ada yang dia ingat hanya dia mengingat kalau semalam bibirnya menempel dengan bibir Jihan walau hanya sekejap.
"Apa aku berbuat sesuatu ke kamu?" Tanya Adit kepada Jihan.
"Hahh? N-nggak" jawab Jihan lalu turun dari kasur menuju ke kamar mandi.
Saat baru keluar dari kamar mandi Jihan menuju ke lemari mengambil pakaian nya yang entah kapan sudah berada di sana. Adit yang melihat Jihan dia tersenyum jahil dan mendekati Jihan di lemari lalu memeluknya dari belakang.
"Apa kamu sudah mandi?" Tanya Adit menciumi pundak Jihan. Jihan memelototkan matanya dia merasakan kupu kupu berterbangan di tubuhnya karena pelukan Adit.
"S-sudah" jawab Jihan mencoba biasa saja karena jika menolak percuma juga pasti Adit tidak akan melepas pelukan nya.
"Aku mau nagih ucapan kamu" ujar Adit dan Jihan bingung ucapan mana yang mau Adit tagih.
"Ucapan apa?" Tanya jihan yang bingung.
Adit mengeratkan pelukan nya dan perlahan menarik tali bathrobe yang di kenakan Jihan. "Lihat tubuh kamu" bisik Adit.
"Aaaa nggakkk nggakk nggakkk" teriak Jihan sambil memukuli lengan Adit.
"Awwss sakit Jihan sakitt" rintih Adit memegangi lengan nya.
"MAKANYA JANGAN MESUM" teriak Jihan kepada Adit.
"Hahaha iya iya maaf cuma bercanda" ujar Adit menoel hidung Jihan gemas.
CUP
"Aku mandi dulu" ujar Adit setelah mencium pipi Jihan. Jihan berdiri dengan diam sambil menahan tawa nya dia merasa senang di perlakukan seperti barusan dengan tiba tiba di cium oleh Adit.
Adit baru saja keluar dari kamar mandi dan dia menggunakan handuk yang menutupi pusar sampai ke atas lutut nya dan setelah itu menuju ke lemari untuk mengambil pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Iparku Suami Ku (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! biar tau kalau pas update. ⚠️JANGAN JADI SILENT READER 😓 Mampir kalau kepo. Banyak typo bertebaran mohon di maklumi😚 Bagaimana jika kamu menikah dengan kakak ipar mu sendiri? Apa kamu senang atau sedih? Ini cerita tentang kak...