Happy Reading.
Saat ini usia kandungan Jihan sudah memasuki bulan ke tujuh dan besok akan di adakan acara syukuran ketujuh bulan kehamilan Jihan yang akan di laksanakan di rumah orang tua Adit.
"Assalamualaikum" salam Adit saat masuk ke dalam kamarnya di rumah orang tuanya.
"Waalaikumsalam, baru pulang mas" ujar Jihan yang langsung menghampiri Adit dan meninggalkan pekerjaan nya yang sedang merapikan kamar.
"Iya" jawab Adit singkat dan langsung memberikan jas putih kepada Jihan.
"Kenapa mas?" Tanya Jihan yang paham dengan keadaan suami nya.
"Capek banget hari ini" jawab Adit dan Jihan meletakan jas Adit lalu kembali menghampiri Adit dan membawanya ke dalam pelukan Jihan.
"Sabar ya sayang semoga lelah kamu menjadi lillah" ujar Jihan dan Adit tersenyum juga mebalas pelukan Jihan walau terhalang dengan perut buncit Jihan yang makin besar karena posisi Adit yang duduk di tepian ranjang dan Jihan yang berdiri memeluk Adit.
"Amin semoga saja" jawab Adit dan Jihan mengecup bibir Adit sekilas.
"Dek mama kamu udah berani cium papa, gimana dong lanjut gak nih" ujar Adit kepada perut Jihan sambil mengusapnya.
"Awwsss" rintih Jihan reflek sambil mengusap perutnya yang menunjukan tonjolan kaki kecil milik anak Jihan dan Adit yang menendang dari dalam.
"Eishh sayang jangan gitu sayang kasihan mama kesakitan nak" ujar Adit mengusap perut Jihan dimana tonjolan itu berada.
"Anak kamu cemburu mas dia gak mau kalau mama nya cium papa nya" jawab Jihan.
"Iya kayaknya anak nya laki laki sayang dia cemburu an pakai nendang lagi"
"Iya mungkin mas, yaudah sana mas bersih bersih dulu setelah itu istirahat" Adit menuruti perintah istrinya dan dia pun masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Jihan menyiapkan pakaian Adit untuk ia kenakan.
Malam harinya Jihan berbaur bersama keluarga Adit yang datang bersama untuk membantu acara yang akan dia adakan besok yaitu acara tujuh bulanan kehamilan Jihan.
"Bund itu siapa?" Tanya seorang pria kepada Bunda.
"Makanya pulang kerumah sibuk main sihh lo, itu Jihan istrinya abang lo Adit" jawab Bian kepada pria itu. Pria itu bernama Davin dia anak angkat dari orang tua Adit yang mengasuhnya sejak kecil dan Davin ini anak dari almarhum adik ayah Riyan karena sebuah kecelakaan beruntun dulu orang tua Davin meninggal dan hanya Davin yang selamat dari kecelakaan itu.
"Oohh istrinya abang, mana gue tau kan gue taunya abang nikah lagi tapi gue gatau istrinya yang sekarang" jawab Davin.
"Jihan sini nak duduk" ujar bunda kepada Jihan dan Jihan hanya tersenyum lalu duduk di sebelah bunda.
"Aduhh pelan pelan bumil jangan capek capek lohh" ujar Nia istri Bian.
"Iya kak" jawab Jihan kepada Nia.
"Tante Jihan, hallo adek kecil, ihh perut Tante gede banget" ujar Rama sambil mengusap usap perut Jihan.
"Dulu mama juga seperti ini pas hamil Rama" jawab Jihan kepada Rama.
"Ihh tante bohong ya mana muat Rama di perut mama" jawab Rama dengan polosnya membuat semua tertawa.
Pletakk...
"Jaga mata lo, ada suaminya di sini" ujar Adit menyentil kening Davin saat dia menangkap adik nya itu yang memperhatikan Jihan dengan intens.
"Cantik kali istri lo bang, cari dimana?" Jawab Davin yang memang terpesona dengan kakak iparnya Jihan.
"Di Goa, gue bertapa sebulan akhirnya dapat dia" jawab Adit bercanda.
"Lo pikir apaan dapat cewe cantik gini di goa" jawab Davin yang malah menimpali ucapan candaan Adit.
"Jihan mungkin kamu belum tau ya dia siapa?" Tanya bunda kepada Jihan.
"Iya bund, Jihan gatau" jawab Jihan jujur karena dia juga pertama kalinya bertemu dengan pria ini yang mungkin usianya masih sekitar sembilan belas tahunan.
"Ini namanya Davin dia anak angkat bunda sama ayah dia keponakan ayah yang menjadi anak ayah dan bunda Sekarang" jawab Bunda kepada Jihan.
"Oohh kenapa di angkat anak sama ayah sama bunda memang orang tua nya kemana?" Tanya Jihan yang memang tidak tau apa apa.
"Hmm sayang ambilin mas minum ya" ujar Adit yang memecahkan keheningan.
"Yaudah bentar mas" jawab Jihan lalu menuju ke dapur.
"Vin maaf ya kalau lo tersinggung sama ucapan istri gue" jawab Adit saat Jihan pergi.
"Gapapa kali bang santai aja, gue tau istri lo belum tau apa apa tentang gue" jawab Davin dan Adit mengusap kepala Davin dia baru sadar ternyata adik angkatnya ini sudah beranjak dewasa.
"Mas ini minumnya" ujar Jihan dan Adit menerima segelas air putih dari Jihan.
"Ohh iya tadi Jihan tanya kemana—" ucapan Jihan terpotong oleh Adit.
"Sayang jangan banyak bicara diam ya" ujar Adit dengan lembut kepada Jihan agar tidak bertanya lagi karena takut jika nanti Davin akan teringat kepada orangtuanya.
Davin menepuk paha Adit yang berada di sebelahnya. "Orang tua aku udah meninggal kak mereka kecelakaan, dan cuma aku yang selamat makanya ayah Riyan dan Bunda Rini mengasuh aku tapi memang aku gak tinggal di sini aku kos di daerah bandung karena kuliah di sana" jelas Davin kepada Jihan.
Seketika Jihan merasa tidak enak hati kepada Davin karena sejak tadi Jihan bertanya dimana orang tuanya karena jujur saja Jihan tidak tau soal ini.
"M-maaf Davin k-kakak gatau" jawab Jihan yang benar benar tak enak hati.
"Gapapa kak santai aja" jawab Davin kepada Jihan.
"Yasudah jangan melow gini, Davin mau coba kue buatan kakak gak?" Tanya Jihan langsung mencairkan suasana.
"Nggak usah kak" jawab Davin.
"Ihh gak boleh gitu ini cobain kamu belum tau rasanya kan" ujar Jihan menyodorkan kue kepada Davin.
"Makasih kak" jawab Davin menerima kue itu dan memakan nya dengan lahap.
"Hmm enak, kakak sendiri yang buat?" Tanya Davin.
"Iya dong"
"Wihh enak ntar kalau aku balik ke bandung kakak mau buatin gak?" Tanya Davin.
"Beli aja istri gue lagi hamil gak boleh berat berat kerja" jawab Adit.
"Ckk posesif banget sihh lo, ntar gue bantuin bikin" jawab Davin.
"Yauda boleh ntar kakak bikinin buat kamu" jawab Jihan dan membuat Davin tersenyum kemenangan dari Adit.
"Kamu ingat aku larang kamu apa, usia kandungan sudah tujuh bulan berarti kamu sudah harus benar benar istirahat total sayang"
"Cuma buat kue aja mas gak banyak kok"
"No gak boleh"
"Mas terakhir dehh lagian kan Davin juga belum pernah makan kue buatan aku"
"Yaudah terakhir setelah itu gak ada lagi permohonan buat masak atau hal lain ngerti?"
"Iya mas iya ngerti" keluarga yang berada di ruang tamu turut bahagia melihat Jihan dan Adit yang semakin hari semakin lengket saja.
*****
Wahhh gak nyangka part sebelumnya tembus seratus lebih vote 🤗🤗 makasih yang selalu vote cerita ini
Jangan lupa untuk part ini juga vote dan komen nya ya
Thank you
Selamat malam🌛
Senin, 22 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Iparku Suami Ku (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! biar tau kalau pas update. ⚠️JANGAN JADI SILENT READER 😓 Mampir kalau kepo. Banyak typo bertebaran mohon di maklumi😚 Bagaimana jika kamu menikah dengan kakak ipar mu sendiri? Apa kamu senang atau sedih? Ini cerita tentang kak...