Happy Reading.
Pagi ini Jihan menyiapkan sarapan untuk keluarga nya seperti pagi biasanya dan saat ini dia memasak makanan favorit anak dan suaminya karena Jihan ingin sarapan pagi ini membuat keluarga nya senang.
"Pagi ma" sapa Fino dan mencium kedua pipi Jihan.
"Pagi nak, sudah tampan saja anak mama ini" ujar Jihan dan mengusap tangan Fino yang melingkar di pinggang Jihan.
"Papa bilang pagi ini ada meeting ma makanya aku siap siap sepagi ini. mama masak apa?" tanya Fino.
Sebelum Jihan menjawab, sebuah teriakan terdengar lantang di telinga mereka berdua, sehingga membuat kegiatan Jihan dan Fino terhenti.
"LEPASKAN TANGAN MU DARI ISTRI KU" teriak Adit kepada Fino.
"Ya ampun mas jangan teriak teriak" tegur Jihan kepada Adit.
"Sana minggir, cepat kamu berangkat ke kantor" ujar Adit mengusir Fino dan menarik tangan anaknya, lalu menggantikan posisi Fino yang awalnya memeluk Jihan.
"Apa sihh pa ini masih jam berapa kantor juga pasti belum di buka" ujar Fino kepada papa nya.
Fino saat ini sudah tumbuh menjadi pria dewasa dengan usianya yang sudah memasuki kepala dua. Dia di minta papa nya untuk meneruskan perusahaan papa nya menjadi seorang CEO menggantikan Adit, karena kebetulan jugak Fino lulusan fakutas bisnis, karena dia memang memiliki kegemaran yang sama dengan papa nya yaitu masuk dalam bidang bisnis.
"Sudah sekarang bangun kan adik kamu pasti Asyila belum bangun" ujar Jihan dan Fino pun kembali menuju ke atas, menuju ke kamar adiknya.
Sesampainya di kamar Asyila adik nya, Fino membuka pintu kamar itu dan melihat adiknya masih tergeletak di atas tempat tidur, tetapi dengan posisi yang sudah jauh dari posisi awal saat tidur.
"Dasar kebo" gumam Fino. lalu Fino menuju ke kamar mandi mengambil air setengah gayung.
Setelah mengambil air dari kamar mandi di kamar Asyila, Fino pun kembali menghampiri Asyila dan..
Byuurrr.....
"Aaaa........." Teriak Asyila yang langsung turun dari tempat tidurnya setelah Fino mengguyur nya dengan air.
"Mampus" ujar Fino lalu keluar dari kamar Asyila.
"KAKAK JANGAN LARI....." teriakan Asyila semakin membuat Fino lari kembali menghampiri orang tuanya di dapur.
"Tolongin aku pa, Asyila mau pukul aku" ujar Fino bersembunyi di balik badan papa nya.
"Ada apa sihh kalian ini ribut terus kerjanya" ujar Adit kepada Fino.
"PAPA JANGAN LINDUNGIN KAK FINO, DIA JAHAT"
"Heyy Ashila kenapa sayang?" tanya Jihan kepada anak nya.
"Ma lihat kak Fino, dia bangunin Asyila jahat banget, masa Asyila di siram air" ujar Asyila dengan suara sesenggukan menahan tangisnya.
"Ya ampun Fino. Mama kan cuman suruh bangunin bukan di siram, jangan kelewatan kalau gurau sama adiknya." Marah Jihan kepada Fino.
"Lagian dia gak bangun bangun ma" ujar Fino
"Dasar anak nakal"
Plakk
Adit memukul lengan Fino cukup keras membuat Fino merintih kesakitan.
"Sakit pa"
"Syukurin, kamu sendiri yang bikin papa mukul kamu"
"Gak asik papa kan cuma bercanda"
"Sudah sudah, Asyila kamu mandi dulu ya habis itu sarapan ya" ujar Jihan kepada Asyila
"Iya ma"
Seperti ini lahh suasana rumah Adit dan Jihan semenjak anak anak nya beranjak dewasa, rumah mereka selalu ramai dengan kericuhan, candaan, yang selalu mereka lontarkan.
Kehidupan Jihan yang dulu kelam saat ini sudah tidak lagi ia rasakan, Jihan saat ini merasakan kebahagiaan bersama keluarga kecilnya.
Jihan tidak merasakan kesedihan seperti dulu. Karena Adit selalu memberikan kebahagiaan untuk nya dan untuk anak anaknya.
Usia Jihan dan Adit mungkin saat ini sudah tidak bisa di bilang muda lagi, tetapi mereka selalu menjaga anak anak mereka dengan baik hingga menjadikan kepribadian baik untuk anak anaknya.
Fino anak pertama Jihan dan Adit yang saat ini tumbuh menjadi pria dewasa yang mandiri dan tidak pernah sekalipun merepotkan Adit dan Jihan.
"Pa, Ma ada yang mau Fino bicarain sama mama dan papa" ujar Fino setelah makan.
"Bicara apa serius sekali seperti nya" ujar Jihan sambil membereskan piring piring sisa makanan di bantu oleh Syila.
"Mama sini duduk dulu" ujar Fino dan Jihan yang awalnya membereskan sisa makanan akhirnya kembali duduk di sebelah sang suami.
"Makasih sudah merawat Fino selama ini. Fino sayang sama kalian, seperti yang papa dan mama tau selama ini Fino selalu merepotkan kalian"
"Kamu bicara apa, kamu anak yang mandiri tidak pernah merepotkan kami, kamu beli mobil hasil jerih payah kamu, kamu bangun perusahaan sendiri dengan kerja keras kamu. Itu semua kamu lakukan sendiri Fino jadi tidak boleh berfikir kamu selalu merepotkan papa dan mama ok" ujar papa nya.
"Makasih pa, ma. Kalian adalah orang tua terbaik untuk Fino. Tapi di sini Fino mau izin sama papa dan mama kalau Fino ingin pindah ke rumah Fino sendiri" ujar Fino membuat kedua orang tuanya terkejut.
"Fino, untuk apa kamu pindah dari sini. Kita bisa tinggal bersama kan?"
"Ma, Fino mau jadi anak yang benar benar mandiri, usia Fino juga sudah 26 tahun. Nanti Fino akan menikah, Fino anak laki laki tidak mungkin nanti Fino akan tinggal menumpang di rumah orang tua Fino"
"Tapi kamu kan bisa nak setelah menikah baru pindah, mama gak bisa jauh sama Fino, Fino tau itu kan?" ujar Jihan
"Sudah lahh sayang ini keputusan Fino jadi jangan halangi dia, kamu sebagai orang tua seharusnya mengerti keputusan anak kamu. Fino juga sudah dewasa dia bisa mengambil keputusan nya sendiri" ujar Adit menenangkan istrinya.
"Pokoknya mama gak setuju" ujar Jihan lalu pergi begitu saja meninggalkan Fino dan Adit
"Ma dengar dulu—" ucap Fino akan mengejar mama nya tetapi di tahan oleh papa nya.
"Mama kamu lagi emosi, biarkan dia sendiri dulu. Nanti papa bantu bicara sama mama kamu ya"
"Papa yakin bisa bicara sendiri sama mama?"
"Kamu meragukan papa?"
Fino tersenyum sedikit lalu berbicara "Makasih pa"
"Sama sama. Yasudah kamu jangan fikirkan hal ini, cepat berangkat ke kantor nanti papa akan datang siang siang ke sana"
"Iya pa Fino berangkat salam kan kepada mama"
"Iya, kamu hati hati".
Pantas saja Jihan marah dan merasa sedih karena anak yang sejak kecil ia rawat dengan baik penuh cinta dan kasih sayang. Tetapi saat ini dia harus terpisah dengan anaknya setelah anaknya beranjak dewasa.
Jujur Jihan tidak siap berpisah dengan anaknya tetapi mau tidak mau dia juga harus memahami anaknya yang ingin hidup mandiri. Dan dengan perasaan berat hati antara mau tidak mau Jihan harus merelakan anaknya untuk hidup mandiri tanpa kedua orang tuanya.
••••
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Iparku Suami Ku (END)
Fiksi UmumFOLLOW SEBELUM BACA!! biar tau kalau pas update. ⚠️JANGAN JADI SILENT READER 😓 Mampir kalau kepo. Banyak typo bertebaran mohon di maklumi😚 Bagaimana jika kamu menikah dengan kakak ipar mu sendiri? Apa kamu senang atau sedih? Ini cerita tentang kak...