9. Perasaan yang sedang berkembang

352 37 1
                                    

Co-translator xrodetax 💯💯

[GUN]

Tit tit, tit tit

Tidaaakkk

Di sebuah tempat tidur berukuran medium di apartment mewah di pusat kota Thailand, langit di luar masih gelap saat terdengar dering ponsel, yang terdengar berbeda dari yang biasa aku gunakan, berdering kencang, mengindikasikan sudah pukul 5 pagi.

Aku perlahan bangun setelah mendengar bunyi dari alarm yang biasa aku dengar setiap hari, tapi aku masih tidak terbiasa karena hari ini aku harus bangun lebih awal dari biasanya dan semalam, aku pergi tidur setelah lewat tengah malam. Aku meregangkan badanku dengan malas sambal meraih ponselku yang mulai membuat suara menyebalkan di kepala tempat tidurku.

Biasanya setelah meraih ponselku, aku akan memainkannya sebentar sambil menghilangkan rasa kantukku.

Tup

Hmmmm

Di tempat tidurku yang berukuran medium ini, aku sering merenggangkan kaki dan tanganku sembarangan karena aku tidur sendirian. Tapi ketika aku merenggangkan tanganku kali ini, aku menyentuh tubuh seseorang.

Nong Weha! Benar! Semalam dia datang menginap di kamarku karena hujan lebat. Dan yang lebih penting, kami akan pergi ke pantai bersama pagi ini. Perlahan semua ingatan kejadian kemarin kembali ke kepalaku. Ini membuatku kembali berbaring di tempatku, menghadap ke orang yang tidur di sebelahku. Aku sedikit merasa takut, tapi juga sedikit berani.

Wajah tertidur dari suami nasional ini membuatku terjaga sepenuhnya sekarang, tanpa mempedulikan bagaimana kami tidur bersama selama beberapa jam semalam. Disamping sudah terjaga sepenuhnya, aliran darahku seperti dipompa dengan cepat. Eh, aku cukup yakin ada yang salah dengan pendingin ruangan, kenapa tiba-tiba terasa panas!

Dengan cepat aku menghentikan pikiranku dari sesuatu yang mungkin ... yeah ... aku menghilangkan rasa maluku dengan bergegas lari ke kamar mandi untuk mandi lalu bersiap-siap. Kami harus sampai di Universitas pada pukul 06.30 pagi. Hari ini, karena Nong Weha menginap maka kami harus menambahkan waktu ekstra untuk kami berdua mandi dan bersiap-siap, jadi aku harus mandi duluan sehingga Nong Weha punya waktu untuk tidur lebih lama. Menurutku, seorang artis terkenal seperti Nong Weha tidak punya banyak waktu untuk beristirahat.

Aku membutuhkan kurang lebih 20 menit untuk mandi dan bersiap-siap. Lalu aku membangunkan Nong Weha untuk mandi dan bersiap-siap juga. Meskipun waktu masih menunjukan pukul 05.20 pagi dan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke Universitas dari apartmentku. Tapi aku tidak tahu berapa lama yang Nong Weha butuhkan untuk mandi dan bersiap-siap, jadi lebih baik aku segera membangunkannya.
"Nong Weha, waktunya bangun."

"...."

"Nong Weha, sudah pagi, kita tidak bisa naik bus tepat waktu." Setelah percobaan pertama, masih belum ada respon dari orang yang sedang tidur. Kali ini, aku mengguncangkan sedikit bahunya agar dia cepat bangun.

"..."

"Nong Weha." Aku mengerahkan sedikit tenaga.
"Ummmm." Dia mendesah pelan dan raut wajahnya tampak kesal saat seseorang mengganggu tidurnya.

Tapi yang membuatku terpana adalah saat dia menggenggam tanganku untuk menghentikan usahaku mengganggu tidurnya.

"Nong Weha ayo bangun." Tapi meskipun begitu, dia harus bangun agar kami tidak ketinggalan bus.
Dan tiba-tiba!

"Oops." Nong Weha berbalik ke sisi lain sambil masih menggenggam tanganku. Tarikannya membuatku kehilangan keseimbangan dan aku jatuh ke dalam pelukannya.

[END] He is My Sky [Indo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang