Co-translator yan_fei 🫶🏻🫶🏻
Senior - "Jumat ini, masing-masing dari kalian harus melakukan bagian yang sudah ditentukan. Apa kau sudah mengirim undangan ke para senior, Jan?"
Jan - "Semua terkendali."
Senior - "Oke, semua sudah terkontrol. Sampai bertemu hari Jumat setelah kelas pagi."
Hari anggota baru line code diterima semakin mendekat. Ini adalah penerimaan resmi "Malam Alfabet". Pada hari itu, semua senior line code-mu akan diumumkan dan acara ini juga termasuk untuk mereka yang sudah lulus juga.
Panitia penyelenggara acara berkorespondensi untuk mahasiswa di tahun kedua dan ini merupakan tanggung jawab kami untuk membuat "Malam Alfabet" menjadi acara angkatan kami. Kami akan melakukan yang terbaik demi para junior yang masih baru.
Bicara tentang kode junior, juniorku mengganggap serius perkataanku. Dia tidak pernah kembali untuk mencari jawaban atau mengejutkanku di mana pun. Dia sudah menemukan jawaban atas kekhawatirannya. Jadi, kenapa kau tidak mau berpartisipasi di acara ini? Kenapa kau mencoba menghindariku, kode juniorku?"
Jika dipikir kembali, aku kira dia tidak akan datang ke acara ini. Berdasarkan jadwalnya, dia ada rekaman di hari itu dan tentu saja dia tidak mau melihat wajahku.
Gunn - "Ya Tuhan! Aku benci hukuman tahun ini. Siapa yang bisa membayangkan bahwa seorang senior akan melakukan apa yang diminta oleh juniornya untuk dilakukan?"
Jan - "Aku setuju denganmu. Untungnya, Porche masih belum tahu kalau si idiot ada di code line-ku. Kalau pun dia tahu, mungkin dia tidak ingin dekat-dekat... ups!! Maaf, aku lupa."
Gunn - "Hahaha, tidak usah khawatir. Tapi apakah Nong Le tahu kalau Oh itu line code-nya Nueng?"
Nueng - "Oh Jo***Rung memaksa ingin tahu siapa yang menjadi code-ku, aku masih berharap itu tetap menjadi rahasia."
Hukuman untuk para senior yang tertangkap oleh juniornya adalah mengikuti perintah dari junior sebaliknya jika juniornya tidak bisa menemukan seniornya, maka juniorlah yang harus mengikuti perintah senior. Itu lebih baik daripada tarian ayam panggang!!
Jan - "Haha, beberapa dari mereka layak mendapatkannya. Aku harap mereka memberi perintah yang sulit."
Gunn - "Selama ada suasana yang bagus di antara semua, tidak akan ada masalah." Kebanyakan dari mereka anak-anak yang sangat baik.
Nueng - "Kali ini kita tidak bisa bersama-sama, aku harus membantu anak-anak mengatur panggung. Baiklah, kalau begitu, jaga dirimu dan jangan ke mana-mana sendirian, aku bisa istirahat untuk menemanimu kapan saja jika kamu butuh."
Jan - "Kamu senang sekali memperlakukannya seperti bayi, padahal dia bisa sendiri. Beritahu aku jika kamu butuh sesuatu."
Gunn - "Iya, jangan khawatir. Terakhir kali aku membantu menurunkan barang-barang dan kita adalah grup yang besar, tapi masih saja aku hampir pingsan."
Nueng - "Pada acara itu kita tidak tidur seburuk sekarang dan kita juga tidak begitu lelah." Kenyataannya aku merasa sedikit lemah.
Jan - "Kita akan tetap lanjut, ya teman-teman, kita harus terdepan sebanyak mungkin walaupun jika itu sudah terlambat. Aku harus membantu panitia penyelenggara acara dan aku tidak tahu akan bekerja hingga pukul berapa."
Perintah Jan sudah final, kami bertiga segera bekerja. Kita belum selesai dan tidak punya waktu tambahan. Tiga berikutnya sudah dijadwalkan dengan apa yang harus kami lakukan, tetapi sejujurnya, yang harus kukerjakan termasuk kecil jika dibandingkan dengan teman-teman yang lain.
Jan bertugas sebagai pengatur dekorasi panggung dan panitia pengatur pertunjukkan. Band-band dari tiap generasi masing-masing akan tampil dan kemudian satu diantaranya mereka semua akan tampil bersama-sama. Beberapa dosen juga hadir, jadi mereka semua bekerja dengan serius.
Teman kampus - "Bisakah bawakan aku air? Kami sibuk.", pinta seorang teman kampus yang seangkatan denganku
Gunn - "Tentu saja! Ada di mana?"
Teman kampus - "Di Gymnasium, tepatnya ada di depan kamar mandi, di sana ada staf yang bisa membantumu. Barangnya tidak begitu berat, tapi ada dua kotak dan kamu tidak akan bisa membawanya sendiri."
Gunn - "Jangan khawatir" Aku tidak berotot tapi punya tenaga. Aku berjalan langsung menuju Gymnasium dan saat masuk aku melihat kotak yang dibilang oleh teman kampusku. Aku membungkuk untuk mengambil kedua kotak itu yang sudah ditumpuk satu dengan lainnya.
Gunn - "Ohhh!" Aku sedikit goyah saat salah menarik kotak.
Gunn - "Terima kasih banyak." Seseorang membantuku hingga tidak goyah. Jika aku terkubur di bawah semua kotak itu, aku akan hancur seperti pisang.
Gunn - "Porche!!!" Aku menjatuhkan kotak dari tanganku saat menyadari siapa orang yang membantuku.
Porche "Aww!!" Kotak air yang tadinya kupegang terjatuh dengan keras mengenai kakinya Porche, syukurlah itu hanya mengenai jari kakinya saja dan dia mengenakan sepatu mahasiswa yang kokoh.
Gunn - "Maafkan aku!" Aku segera mengangkat kotak air tersebut dari kakinya Porche.
Porche - "Kenapa kau menyakiti mantan pacarmu?"
Gunn - "....."
Porche - "Haha, aku bergurau, kenapa kau mengambilnya sendirian? Aku bisa membantumu membawakannya..... gratis."
Kata terakhir yang dia ucapkan membuatku merinding. Porche menunduk mendekatiku untuk menyentuh telingaku dengan bibirnya saat dia mengatakannya.
Gunn - "Tidak usah, terima kasih banyak." Aku segera menolaknya.
Porche - "Jangan takut padaku. Dulu, Akulah yang membawakan semua barang-barangmu. Dan aku merasa itu hal yang wajar."
Gunn - "....."
Gunn - "Mmm, aku duluan. Temanku sudah menunggu." Aku ingin segera terbebas darinya, lalu aku akan datang lagi untuk mengambil lebih banyak air. Sekarang yang kubutuhkan adalah kabur dari orang yang ada di hadapanku.
Porche - "Tunggu dulu, kenapa kau menghindariku?"
Gunn - "....."
Porche - "Ayo, kita makan bersama-sama, kita bisa pergi ke tempat barbekyu. Aku tahu kau menyukainya, dulu kita sering pergi ke sana."
Aku menarik nafas panjang sebelum merespons Porche dengan tidak sabar.
Gunn - "Porche, berhentilah membicarakan masa lalu. Sekarang kita tidak punya hubungan apa-apa..."
Porche - "Aku sudah putus dengan Rin."
Gunn - "....."
Porche - "Aku putus dengannya minggu lalu."
Wajah Porche menunjukkan kesedihan.
Gunn - "Maaf, aku tidak bisa membantumu, Porche."
Porche - "Kumohon, kalau kau bisa membantuku..... Ayo, kita kembali bersama lagi."
Gunn - "Porche, jangan bilang hal lainnya padaku. Kaulah yang meninggalkanku dulu. Bagaimana bisa kau mengatakan hal ini sekarang? Maaf, tapi aku terlalu sibuk." Aku tidak punya waktu untuk berpaling, ketika hal itu sudah dimulai lagi.
Porche - "Apakah karena aku tidak setampan atau seterkenal suami barumu?"
Gunn - "....."
Porche - "Kau pikir aku tidak tahu apa-apa mengenai Sky (Weha)?"
Gunn - "Aku dan Weha tidak punya hubungan apa-apa." Jawabku kesal.
Porche - "Benarkah?" Porche tersenyum tidak percaya atas jawabanku sebelum aku menjelaskan segalanya pada Porche, untuk membereskan kesalahpahaman. Orang yang sedang kami bicarakan tiba-tiba saja muncul.
Weha - "Halo, Porche."
Porche - "Halo, apa kabar?" Apakah dua orang di depanku ini saling membalas sapa dengan santai?
Sekarang aku ingin melarikan diri dari situasi ini. Satunya adalah mantan pacar yang sudah putus denganku dan sekarang ingin kembali menjalin hubungan, lalu yang satunya lagi adalah cinta rahasiaku yang selama ini menghindariku sejak aku menyatakan perasaanku. Kenapa Tuhan tega sekali menempatkanku di tengah kedua orang ini?
Weha - "Aku perlu bicara denganmu." Denganku?
Gunn - "Akuu... Mmm."
Weha - "Oh ya, Porche, apakah kamu ada hal penting berkaitan dengan Phi?"
Porche - "Tidak, tidak sama sekali. Kami kebetulan bertemu dan aku datang menyapa teman lamaku. Ada yang harus kulakukan, sampai jumpa!" Mereka berjabat jangan kemudian mengucapkan perpisahan.
Porche langsung pergi setelah mereka selesai berbicara, meninggalkan si pendatang baru denganku. Kami saling bertatapan satu sama lain, tapi aku tidak mau bersamanya sekarang. Setelah apa yang terjadi, bertemu dengan Porche mungkin membuatnya berpikir lagi bahwa aku ini 'promiscuous' aku bisa melihat kesedihan pada pancaran matanya, aku tidak bisa melihat apa yang ada di pikiran orang yang ada di hadapanku. Aku tidak tahu apa yang berkecamuk di dalam kepalanya setelah aku menyatakan perasaanku padanya, tapi kami sepertinya semakin menjauh.
Weha - "Maafkan aku!!"
Gunn - "Mmm?"
Weha - "Maaf, aku menyakitimu lagi. Maafkan aku sudah berbicara jahat dan aku juga minta maaf sudah membuatmu menangis."
Gunn - "N'Weha, kau tidak usah meminta maaf. Sebenarnya, sudah sewajarnya jika kau mengartikannya seperti itu, Sky, aku dikelilingi oleh teman-teman sekelasku dan aku mengerti kenapa kau mempercayainya....di samping itu, aku jatuh cinta dengan adik tingkatku..." Di akhir kalimat, suaraku bergetar.
Weha - "....."
Gunn - "Lalu kenapa kau datang menemuiku? Apa ada masalah? Kalau kau perlu lembar catatan terkait topik, kau hanya perlu mengatakannya padaku dan aku..."
Aku mencoba mengalihkan topik dan bersikap seperti seorang kode senior, tapi sebelum selesai berbicara, pria tinggi di depanku menarikku. Hmmph!! Dia menciumku.
-Dengan kuat-
Sayang, dia memelukku dengan erat di dalam dekapannya dan kemudian membungkuk mencium bibirku. Aku begitu terkejut betapa tak berdayanya apa yang aku rasakan. Aku membeku dari ujung kepala hingga ujung kaki dan mataku membelalak... Aku tidak bisa berpikir tapi saat aku kembali tersadar...
Gunn - "Apa yang kau lakukan N'Weha?!" Aku mendorong pria tinggi itu tapi kekuatanku tidak bisa menggerakkannya. Dia hanya menggerakkan bibirnya,
Weha - "Maafkan aku karena membuatmu menangis. Bisakah kita tidak bermarahan lagi?"
Gunn - "....."
Weha - "Jangan menghindariku. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Kau boleh marah padaku tapi satu hal yang kupinta.. Jangan bersembunyi dariku lagi, kumohon."
Sky berbicara padaku dengan lembut sambil menatap mataku, tatapannya yang sedih membuatku tidak mampu berpaling.
Gunn - "Oke" pada akhirnya, aku lemah dengan anak yang ada di depanku.
Weha - "Terima kasih."
Gunn - "....."
Weha - "Tunggu, sedikit lagi..." berjanjilah kau tidak akan berpikir terlalu banyak tentang hal ini.
Gunn - "N'Weha, kau tidak membenciku?"
Orang-orang tidak suka melihat dua orang pria bersama.
Dia perlahan menggelengkan kepalanya sebelum menempelkan bibirnya yang lezat kembali pada bibirku.
Tik tok
Tik tok
Tik tok
Ini pertama kali dari sekian banyak hari aku bertemu Weha, dia meminta maaf padaku dan kami menyelesaikan kesalahpahaman antara kami. Dia membantuku membawa air, tetapi dia tidak ingin masuk. Sky bilang padaku dia sedang menungguku, dia ingin melihatku hari ini sebelum dia berangkat bekerja.
Teman kampus - "Kamu ambil airnya dari mana? Kita hampir saja menyuruh teman yang lain untuk membeli lagi dua kotak air, kita sudah menyerah andaikan kamu menghilang." Kata seorang teman yang sama yang sebelumnya berbicara padaku.
Gunn - "Maafkan aku. Tadi ada sedikit masalah kecil dan karena itu aku agak lama."
Teman kampus - "Jangan khawatir, tidak masalah. Hari ini tidak ada hal lain yang dilakukan. Jika kamu mau menunggu dan melihat bagian ini selesai, kamu boleh pergi sekarang."
Gunn - "Oke, aku pergi dulu. Sampai jumpa besok."
Aku mengucapkan perpisahan ke teman kampusku sebelum meninggalkan area, dan aku mencari laki-laki tinggi itu. Langit sudah gelap dan lampu-lampu di pagar fakultas bersinar terang, aku baru saja melihat Weha keluar dari sudut gelap di mana dia sedang bersembunyi.
Weha - "Apa kau masih butuh bantuan?"
Gunn - "Hari ini aku sudah selesai."
Aku lupa mengatakan bahwa Weha tidak membawa kendaraannya hari ini jadi kami naik transportasi umum karena tidak menemukan taksi. Weha bilang padaku bahwa Manajernya akan menjemput dia dari dekat rumahku untuk membawanya ke tempat rekaman.
Weha - "Kau baik-baik saja?"
Gunn - "Ya, ini normal di bus penuh."
Hal yang normal di dalam bus kursinya tidak ada yang kosong, kami berdiri sangat dekat satu sama lain. Saat pergi bekerja ada banyak orang menggunakan transportasi umum tetapi di malam seperti hari ini.... Aku merasakan udara yang segar, aku suka lingkungan begini. Tidak terburu-buru dan juga lebih murah.
Orang di sebelahku tentu tidak berpikir sama, dia tidak naik bus. Belasan orang melihat kami..... Ini pasti satu dari sekian banyak alasan.
Atmosfir di antara kami sudah meningkat, tetapi tidak sepenuhnya membaik.
Weha - "Kau akan datang di acara malam? Ada hal yang ingin kusampaikan padamu."
Gunn - "Tetapi, kau tidak akan ada pekerjaan di hari itu, kan?"
Weha - "Umm."
Gunn - "Aku ingat kau harus syuting drama."
Weha - "Aku akan coba datang tepat waktu."
Gunn - "Aku sudah harus pergi, senior tingkat dua adalah yang menjadi panitia penyelenggara acara."
Weha - "Ya, benar, bisakah kau menungguku? Aku tidak tahu pukul berapa aku akan tiba."
Gunn - "Aku akan menunggumu."
Aku sudah berjanji untuk menunggunya.....
Setelah itu kami tidak berbicara lagi tapi atmosfir di antara kami semakin membaik. Aku tidak tahu kenapa, tetapi pria ini bersiap mendekat padaku lagi.
Gunn - "Pergi dulu."
Weha - "Ya," Kami menunggu di depan rumahku.
Gunn - "Aku tidak akan pergi, kutunggu sampai mereka menjemputmu."
Weha - "Uhm..."
***
Gunn - "Semangat bekerja!" Aku katakan padanya, bahwa itulah yang dikatakan saat berpisah. Walaupun aku tidak akan pergi bekerja sekarang.
Weha - "Terima kasih."
Aku merasakan kehangatan dari Nong-ku saat aku dekat, aku tidak berani berpikir yang lain.... Aku masih orang yang merasakannya dan merasa hebat. Sekali ini saja... Aku ingin memanfaatkan kehangatan orang ini selama mungkin, sebelum berpisah.
Sky begitu sulit dijangkau..... Aku mungkin orang yang tidak layak mendapatkannya...
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] He is My Sky [Indo]
Ficção AdolescenteAuthor : @Gusssnk English Trans : @hanayukii_ Co-Translator : @xrodetax Saat melangkah ke pagar universitas. Bertemu teman baru dan orang baru adalah yang diharapkan orang-orang Termasuk harapan bertemu Code yang baik. Dan saat melangkah ke tahun...