7. Lebih dekat dan lebih dekat

389 43 2
                                    

Co-translator xrodetax 🌮🎉

Jan (nie) ​: Jadi, kamu dan One sedang meneliti tentang investasi awal?

One ​​: Ya

Gun ​: Ya, kami hampir selesai. One, cepat dan kirimkan.

Jan (nie) ​: Untuk Porsche dan Tee, kalian bisa mencari informasi tentang pendirian perusahaan publik.

Tee ​: Baiklah, Bu.

Jan (nie) ​: Ibu Jan.

Porsche ​: *Mengirim emoticon*

Itu adalah grup percakapan kami dimana kami sedang mempersiapkan presentasi kami untuk minggu depan, grup ini terdiri dari 5 orang termasuk Porsche.

Porsche tidak mengganggu kehidupanku. Meskipun ada beberapa mata kuliah yang kami hadiri bersama, temanku mencegah Porsche mendekatiku.

Itulah mengapa aku merasa baik-baik saja ketika bekerja kelompok dengan Porsche, karena Porsche aku anggap hanya sekedar teman sekelompok saja.

Setelah hari Jumat yang lalu, dimana aku menghabiskan hampir sepanjang hari bersama dengan Nong Weha, sekarang hampir setiap hari kami bertemu .... (Hanya untuk belajar).

Contohnya, hari ini ...

Sky ​: Aku sudah sampai, aku akan menunggumu di tempat yang sama.

Nong Weha mengirimiku pesan LINE, memberitahuku bahwa dia sudah sampai di apartemenku.

Gun : Baiklah, aku akan menemuimu di bawah.
Setelah hari Jumat yang lalu, Nong Weha menawarkan diri menjadi sukarelawan (Setengah memaksa) untuk mengantarkanku ke Yayasan Tuna Netra.

Di hari Senin, sebelum meninggalkan apartemen dan pergi ke universitas, aku menerima pesan dari Nong Weha yang mengatakan bahwa dia akan datang menjemputku untuk pergi ke Universitas bersama, aku tidak memahaminya.

Ketika aku bertanya, dia mengatakan sedang dalam perjalanan, jadi aku tidak banyak berdebat karena arah yang kami tuju sama, universitas yang sama, jadwal kuliah yang sama dan aku akan menghemat uang untuk biaya transportasi.

Meskipun ada beberapa aktivitas yang meningkat, aku juga harus menambahkan perasaan tidak nyaman ketika kami sarapan bersama.

Ketika dia menjemputku, Nong Weha mengajakku untuk sarapan bersama setiap hari.

Dan aku tidak keberatan jika orang yang ada di depanku, yang sedang menyedokkan bubur ke bibirnya tidak terlihat sangat tampan.

Dan jika kita menambahkan statusnya yang seorang artis, itu akan sangat mudah untuk mengurangi semua mata yang tertuju pada mejaku, yang aku gunakan bersama dengan Nong Weha.

Katakan padaku, bagaimana aku tidak berpikir terlalu berlebihan?

Aku tidak bisa menyangkalnya, aku merasa malu pada suasana yang ada diantara kami, itu bukan tidak nyaman seperti pada awalnya.

Ehmmmm ... Tapi aku tidak ingin menyombongkan diri.

Setelah sarapan, aku berpisah dengan Nong Weha karena kami harus pergi ke kelas kami masing-masing, tapi di sore hari, aku bertemu dengannya lagi dan karena hari ini adalah hari Jumat, pasti tidak perlu dikatakan kemana kami akan pergi.

Jan – "Mmm .. Kenapa kamu tersipu? Bahkan ketika kamu berlari menyeberangi lapangan bola, wajahmu tidak semerah ketika kamu berdiri di sebelah pria itu." Jan menyenggolku dengan sikunya, aku takut bagaimana caranya meledekku.

Aku bertemu dengan Jan saat kami sedang menaiki tangga yang membawa kami ke kelas yang sama.

Gun – "Jangan berkata seperti itu, kamu bisa menyakiti Nong Weha. Kami datang bersama karena kebetulan kami bertemu di jalan dan punya kesempatan untuk sarapan bersama." Aku menjelaskan pada temanku karena aku tidak ingin dia salah paham.

[END] He is My Sky [Indo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang