Cotrans yan_fei 🥛🥛
Weha POV
Setelah kegiatan yang menggairahkan, pria kecilku berbaring telanjang tidur pulas di dekapanku karena kelelahan.... Aku tidak bisa berhenti tersenyum.
Jika kau bertanya padaku apa yang kupikirkan, aku hanya bisa berkata bahwa rasa bahagia mengalir di dalam diriku, dan hatiku seperti akan keluar dari dadaku.
Beberapa hari terakhir, aku tidur di tempat kekasihku, aku mengakui jika aku kehilangan ketenangan beberapa kali saat kumelihat wajahnya yang tersipu-sipu.
Aku senang sekali membuatnya tersipu, aku jadi lebih tidak sabaran, tetapi aku harus belajar untuk ujian akhir karena itulah aku menahan diriku.
Kuakui bahwa aku juga khawatir, kenapa aku tidak pernah berpikir bagaimana cara melakukannya saat melakukan seks, itu tidak perlu sampai perlu menyebut pria kecilku belum pernah melewatinya juga.
Aku harus melakukannya dengan benar, jadi aku harus mempelajarinya dengan benar. Aku mencari tahu di internet bagaimana cara memberikan kepuasan dan membuat pria kecilku bahagia.
Aku berbalik melihat pria yang sedang bersembunyi di dalam dekapanku, dia mendongak dan menatap mataku penuh dengan rasa malu.
Menjadi yang pertama buatku, kelihatannya yang kulakukan tidak begitu buruk.....
Weha - "Apa kau tidak mengantuk? Kau pasti sangat kelelahan."
Gunn - "Ugh, karena ulah siapa? Sudah kubilang dua hari lagi aku ada ujian, aku tidak bisa beristirahat." Pria kecilku berkata dengan suara pelan.
Ya, ini pertama kalinya kami bersama tapi tentu saja tidak mungkin hanya satu kali, kami melakukannya sampai tiga kali dan tidak ada yang tidur di antara kami meskipun kelelahan.
Weha - "Jadi apa yang mau kau lakukan jika bukan tidur? Apa kau ingin kubuat tubuhmu bernyanyi, Sayang?"
Gunn - "Tidak, sekarang aku hanya ingin tidur." Aku tahu, pria kecil itu tidak mengakuinya.
Weha - "Hahahaha!!! Selamat tidur."
Gunn - "Ya, selamat tidur. Jangan! Singkirkan tanganmu."
Sejujurnya aku tidak ingin malam ini berakhir. Aku tidak membiarkan pria kecilku tidur dengan tenang; Aku mengelus dada atasnya dan tentu saja kekasihku menepis tanganku.
Weha - "Aku tidak bermaksud begitu, selamat tidur."
Kali ini pria kecilku tidak menjawab, dia mengeluarkan tangannya untuk mematikan lampu.
Suasana masih gelap dan sunyi, menyebabkan suara AC dan mobil-mobil yang lewat terdengar secara bergantian, pria kecilku membuat gerakan-gerakan kecil yang kuduga karena dia tidak bisa tidur juga.
Weha - "Tidak bisa tidur?"
Gunn - "Hm, iya... Aku tidak tahu kenapa."
Weha - "Apa kau berlibur, Gunny? Bulan depan aku harus bekerja di Taiwan. Bagaimana kalau kita pergi bersama?"
Saat aku melihat pria kecilku tidak bisa tidur, aku mengundangnya untuk melakukan perjalanan denganku.
Aku seorang selebriti dan tentu saja kehidupan cintaku tidak bisa hanya orang biasa, sehingga aku hanya punya beberapa kesempatan kecil untuk menghabiskannya dengan pasanganku.
Aku harus melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bekerja; Itu bisa menjadi sebuah pilihan yang bagus menghabiskan waktu dengan kekasihku setelah selesai bekerja.
Gunn - "Hmmm, kupikir aku bisa pergi. Ibuku masih belum bicara apa-apa mengenai liburan. Sepertinya keluargaku tidak pergi ke mana-mana."
Weha - "Kalau begitu, ayo kita pergi bersama!"
Aku berdoa supaya hal ini memungkinkan.
Gunn - "Baiklah, tapi aku tidak bisa janji, aku harus bicara pada orang rumah dulu."
Sempurna!
Weha - "Aku sangat bahagia!"
Mmuahh!!!
Aku memberi ciuman di pipi pria kecil yang berbaring di sampingku, tentunya dia mengeluh lagi. Kenapa dia berekspresi seperti itu? Kau tahu itu terlihat menggemaskan dan terlalu imut!!
Semakin kumelihatnya, semakin kuingin mendekat.
Sebelum tertidur, hari baru telah tiba. Aku terbangun karena bunyi alarm hari biasa, aku membiarkan pemilik kamar melanjutkan tidurnya karena dia tidak perlu datang di pagi hari. Dan juga, aktivitas kemarin malam menguras tenaganya, membuatnya tertidur dengan pulas dan damai, tidak seperti biasanya. Hanya saat aku beranjak dari kasur, dia bergerak sedikit.
Aku mengambil kunci dan kartu akses sebelum pergi, menguncinya untuk keamanan dan menuju elevator.
Aku tidak ingin berpisah terlalu lama dengan pria kecilku, aku tahu beberapa stand makanan yang dekat dan aku akan membeli sarapan di sana.
Weha - "Bi, saya pesan dua bubur babi komplit tapi yang satu jangan pakai bawang putih goreng" Aku tidak lupa meminta untuk tidak pakai bawang putih karena pria kecilku tidak menyukainya.
Bibi - "Tentu cantik, aku akan menyediakan untuk dua orang yang sudah menunggu lama setelah itu akan kusiapkan pesananmu."
Aku mengangguk sebelum duduk untuk menunggu.
Pelayan - "Air? Air, air, mau?" Pelayan berseragam sekolah ragu-ragu menawarkannya padaku.
Weha - "Ya." Aku tersenyum dan menjawabnya dengan sopan.
Pelayan - "Aku ingin berteriak. Aku penggemarmu. Aku mengikuti semua drama yang kamu mainkan. Bolehkah aku berfoto denganmu?"
Weha - "Ya." Aku berdiri dan mengambil ponselnya kemudian mengambil foto selfie. Aku adalah seorang publik figur dan sudah menjadi tugasku bersikap sopan dan baik pada para penggemarku.
Pelayan - "Aku senang sekali!!" Dia masih terlihat bahagia melihatku.
Weha - "Terima kasih banyak." Aku bersyukur kamu mengikuti pekerjaanku, aku mencoba menjaga para penggemarku dan tetap menjaga jarak yang masuk akal. Tidak terlalu akrab tidak terlalu terlihat arogan dan tidak berpikir.
Pelayan - "Aku suka sekali cerita terakhir yang kamu kerjakan: Aku menonton setiap episodenya. P'Weha dan P'Gift terlihat cocok bersama."
Apa yang dia katakan sedikit menggangguku, tapi aku tidak bisa menunjukkannya. Sering para penggemar memasangkanku dengan P'Gift, yang membuatku merasa lebih buruk adalah mengetahui perasaan dia padaku. Jadi, dia mencoba untuk tidak mendekat jika tidak perlu, hanya urusan pekerjaan saja. Pernikahan adalah sesuatu yang tidak akan disetujui oleh perusahaan tempatku bekerja, meskipun kami diidolakan sebagai pasangan.
Memikirkan hal itu mengingatkanku pada pasanganku dengan kenyataan bahwa kami harus bersembunyi dari yang lain. Sampai kapan itu akan tetap menjadi rahasia?
Weha - "Terima kasih. Pastikan kamu mengikuti semua episodenya, ya!"
Aku mencoba menutupi rasa frustasiku dengan merespons secara sopan, dia masih tampak bersemangat untuk terus berbicara denganku.
Bibi yang berjualan mengerti bahwa dia ingin terus berbicara denganku. Bibi itu sepertinya adalah ibunya dan mengomelinya untuk mengambil makanan yang harus dia antarkan dan kemudian melayani para pelanggan.
Aku duduk dan menunggu cukup lama sebelum mereka memberiku tas makanan yang tercium aroma fantastis walaupun tas makanannya tertutup.
Aku berjalan kembali ke apartemen, aku memutuskan untuk masuk melalui pintu belakang karena pada saat ini para mahasiswa perlahan mulai pergi.
Kembali ke kamar pria kecilku, aku mencoba tidak bersuara sebisa mungkin agar tidak mengganggunya. Tetapi saat aku masuk, aku menyadari bahwa dia sudah bangun dan terdiam.
Weha - "Kau sudah bangun? Apa aku terlalu berisik, Sayang?"
Gunn - "Mmm, tidak. Aku baru saja bangun. Kau dari mana, N'Weha?"
Pria kecilku bertanya-tanya saat menyadari bahwa tadi aku pergi.
Weha - "Lelakimu ini pergi keluar membeli sarapan. Kau lapar? Mau makan?"
Aku segera menuangkan bubur ke dalam mangkuk.
Gunn - "Iya, aku akan mencuci mukaku dulu dan menggosok gigi. Hanya sebentar.... Oh!!"
Dia berjongkok sebelum meringis kesakitan, tampak pincang, lemah dan tidak kuat lagi. Melihat itu, aku segera menjatuhkan makanan yang ada di tanganku dan dengan cepat menopang tubuhnya yang jatuh duduk di lantai.
Weha - "Ada apa? Di mana yang sakit?"
Aku bertanya khawatir, takut sesuatu akan terjadi pada pria kecilku yang bisa membuatku hancur.
Gunn - "Jangan khawatir, aku baik-baik saja."
Dia mencoba bangkit dan dan tanganku berusaha mencoba membantunya.
Weha - "Ada apa denganmu? Tidak bisakah kau mengatakannya pada Cintamu ini?"
Aku bertanya lagi saat aku melihat gejala aneh dari pria kecilku.
Gunn - "Aku tidak apa-apa, hanya saja.... sakit, di dalam...."
Akhir kalimat yang dia ucapkan pelan sekali sampai-sampai aku tidak bisa mendengarnya, memaksaku mendekatkan telinga ke dekat bibirnya sebelum bertanya.
Weha- "Apa yang kau katakan, Sayang? Aku, cintamu ini tidak bisa mendengarmu."
Gunn - "Ehhh, kau tidak perlu bertanya." Dia mendorongku dengan keras sebelum meninggikan suaranya.
Aku terheran-heran saat melihat sikap yang aneh dari orang yang satu ini, sebelum aku mengerti dia menjadi pincang saat ke berjalan dengan lambat menuju kamar mandi.
Weha - "Apakah tempat kita bercinta membuatmu sakit?" Aku bertanya dengan nada mengejek.
Gunn - "Dasar gila!!!"
Brakk!!!
Suara pintu kamar mandi ditutup dengan keras, aku tertawa pada orang yang bersembunyi di kamar mandi.
Walaupun aku tertawa, aku masih merasa bersalah karena menyebabkan gangguan padanya. Tentu saja, aku salah bersama dengannya beberapa kali dan berakhir menyakitinya. Aku sudah mencari beberapa kali dan, pada akhirnya, menyakiti dia. Aku mencari di laci di mana aku menyimpan beberapa item yang kubawa, termasuk penghilang rasa sakit.
Aku membuka dua dan menunggu orang yang bersembunyi di kamar mandi untuk keluar setelah kubawakan sarapan.
Saat dia keluar, dia mencoba bersembunyi dariku. Tanpa melihatku jika dirasa tidak perlu, dia tidak akan berbicara padaku jika aku tidak menanyakan sesuatu dan tentu saja pria kecilku masih merasa malu.
Weha - "Kau harus makan dan minum obat."
Gunn - "Ya, N'Weha, kau harus memberiku obatnya."
Aku memberanikan diriku menggodanya......
Weha - "Ya, cepatlah makan jadi kau bisa minum obatnya. Sakitmu harus segera pergi. Tunggu, aku bawakan air." Tentu dia melihatku dengan mata yang galak.
Weha - "Hahaha, aku tidak bermaksud menekanmu. Aku hanya ingin kau minum obatnya, jadi kau bisa tidur dan beristirahat. Aku mencoba untuk tidak membangunkanmu pagi ini."
Gunn - "Salah siapa?" Dia menurunkan kepalanya berbicara dengan suara yang sangat kecil, aku tidak tahan dan tertawa dengan sikapnya itu, tapi tidak begitu keras agar dia tidak marah padaku lagi.
Pria kecilku sudah selesai makan dan minum obatnya.
Aku membantunya menuju kasur dan beristirahat, memastikan dia berselimut sebelum duduk di sebelahnya untuk menjaganya hingga dia tertidur lagi.
Aku meraih pakaianku dan pakaian pemilik apartemen yang ada di keranjang lalu mencucinya, aku menggunakan pelembut pakaian dan menyalakan mesin cuci.
Hari ini, tugasku membersikan kamar kekasihku, aku sudah tidur di sini selama dua minggu dan singkatnya ini sudah menjadi kamarku.
Aku duduk di sofa untuk beristirahat saat selesai membersihkan, aku menunggu waktu pria kecilku untuk minum obatnya lagi.
Diam-diam, aku merasa lega karena dia tidak demam, aku ragu apakah aku harus membangunkannya yang sedang tidur dengan pulas dan damai.
Weha - "Sayang, bangun. Kau harus minum obat dulu."
Gunn - "Uff." Pria yang mengantuk itu bergeram sebelum bangun perlahan.
Weha - "Apa kau merasa lebih baik?"
Gunn - "Ya, lebih baik." Jawab pria kecil itu tanpa membuka matanya.
Weha - "Kalau begitu, minum obatnya."
Aku tahu aku menyimpan obatnya di tangan dia, tapi dia menggelengkan kepalanya.
Gunn - "Aku tidak mau; Bisakah aku tidak minum obatnya? Aku sudah merasa enakan."
Dia memberiku tatapan yang memelas. Bagaimana aku bertahan dengan kedua mata itu?
Weha - "Tidak boleh. Jika kau tidak mau minum obatnya dan tidak makan walau sedikit nanti kau akan merasa buruk. Tidak perlu minum obat tapi aku akan memaksamu untuk makan sedikit."
Gunn - "Baiklah." Dia menerima obatnya dan aku mengelus rambutnya sebelum memberinya segelas air.
Weha - "Lanjutkan tidurmu, Sayang. Tidak usah khawatir, aku akan menjagamu."
Dia mengangguk sebelum kembali beristirahat tanpa berdebat lebih lanjut.
Brr.
Brr.
Brr.
Aku mengalihkan perhatianku dari pria kecilku ketika mendengar notifikasi dari ponselku, kumelihat nama P'Man.
P'Man: Sky, kamu ada di mana?
P'Man: Telepon aku segera.
P'Man: Ada masalah darurat.
P'Man: (emoji memohon) (emoji tangan berdoa)
Saat aku membaca pesannya, aku segera menelepon manajerku.
P'Man - "Halo, kamu di mana?"
Saat Phi menjawab teleponku, dia tidak membiarkan aku bicara dan langsung bertanya di mana keberadaanku, dengan nada tergesa-gesa.
Weha - "Aku ada di apartemennya Gunn."
P'Man - "Oh, baiklah. Jangan beranjak dari sana."
Weha - "Kenapa?"
Aku tidak bisa tidak bertanya, banyak sekali keraguanku.
P'Man - "Apa kamu belum membaca berita tentang dirimu sendiri? Aku kirimkan melalui LINE, cepat baca."
P'Man segera mengirimkan link berita publikasi melalui LINE. Aku tidak memutuskan telepon tapi membiarkannya sendiri dan masuk ke link berita.
Menit terakhir ***: Sky menunjukkan dirinya yang sebenarnya
Seorang aktor yang enerjik, masih sangat muda dan dicintai banyak orang menyembunyikan seorang kekasih sesama jenisnya dan para gadis seantero negeri patah hati.
Dan yang lebih serius lagi sebuah foto telah dibocorkan, di mana pria yang tampan itu terlihat sedang mencium pipi pasangannya, mengenakan seragam kampusnya.
Foto itu diambil secara sembunyi-sembunyi, agak sedikit buram tapi aku bisa memastikan dengan jelas orang yang ada di foto itu.
Weha - "Halo, Phi.... Orang yang ada di foto itu adalah aku...."
P'Man - "Apakah itu benar, Sky?"
Weha - "Ya, itu benar."
Aku mengakui kebenarannya.
P'Man - "Sky, apa kau tahu apa yang akan terjadi setelah ini?"
Weha - "Ya, aku tahu."
P'Man - "Ini penting, perusahaan tidak akan bisa mengatur berita. Akan ada konferensi pers dan kita harus mengingkarinya, aku tidak ingin menghalangimu tapi apa kau tahu aturan perusahaan? Selain itu, orang yang kamu kencani itu.... bukan seorang perempuan."
Aku mengerti apa yang dikatakan oleh P'Man padaku, aku mengerti kenapa kakak tertuaku ini khawatir.
Aturan perusahaan melarangnya memiliki pacar, mungkin mereka tidak akan seketat itu dengan seorang aktor jika dibandingkan dengan kontrak seorang penyanyi "idol" tetapi yang menjadi kekhawatiranku adalah karena kami sama-sama pria.
Weha - "Aku tidak bisa melakukan itu, P'Man."
P'Man - "Meskipun itu akan mengakibatkan dirimu harus meninggalkan industri ini?"
Tiba-tiba saja~~~~~
Weha - "....."
P'Man - "Pikirkan baik-baik, masa depan di industri ini akan berakhir buat kita jika kita mengambil jalan ini. Apa kamu ingat dengan Ping? Kalau kita bersikeras mengambil pilihan ini, takdir kita tidak akan berbeda jauh dari apa yang sudah terjadi pada Ping."
Ping adalah seorang "idol" di tahun terakhirnya dan menandatangani kontrak dengan agensi yang sama denganku tapi tertangkap menyembunyikan pacarnya.
Dia diomeli oleh semua orang dan penggemarnya berubah melawannya karena dia mengkhianati mereka, mereka tidak mendukungnya lagi hingga mereka membuat Ping mengundurkan diri. Meskipun Ping mencoba untuk berganti jalur karir yang lain, dia sama sekali tidak mendapatkan dukungan hingga akhirnya Ping menyerah dan menyerah untuk terus berkarir di dunia entertainment.
Weha - "Ya, aku akan melakukannya." Tapi putus dengan Gunny bukan sebuah pilihan. Aku tidak bisa melakukannya.
P'Man - "Aku akan menunggu sampai kita menjadi lebih tenang sebelum membuat sebuah keputusan. Besok sore kau harus mempersiapkan diri, Presiden ingin bertemu denganmu."
Weha - "Oke."
P'Man - "Jangan pergi ke mana-mana dan jangan biarkan Gunn pergi sendirian, penggemarmu bisa menyakitinya."
Setelah menutup telepon dari P'Man aku kembali ke kamar tidur pria kecilku yang sedang tidur dengan damai, polos sekali...
Aku melihat pria imut itu tidur dengan damai, hal yang paling kutakutkan baru saja terjadi tapi aku berjanji bahwa aku tidak akan pernah menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] He is My Sky [Indo]
Teen FictionAuthor : @Gusssnk English Trans : @hanayukii_ Co-Translator : @xrodetax Saat melangkah ke pagar universitas. Bertemu teman baru dan orang baru adalah yang diharapkan orang-orang Termasuk harapan bertemu Code yang baik. Dan saat melangkah ke tahun...