17. Pernyataan Cinta

296 22 0
                                    

Co-translator yan_fei 🫶🏻🫶🏻

Pernyataan Cinta

Sudut pandang Weha

Weha - "Phi, berapa lama lagi untuk tiba di sana?"

Manajer - "Sebenarnya tanpa ada kemacetan butuh waktu sepuluh menit, tapi dengan kemacetan ini mungkin tidak sampai sejam."

Setelah selesai rekaman, aku segera meninggalkan tempat rekaman. Aku sudah berjanji pada seseorang..... Aku punya janji yang harus kutepati dan sebuah pengakuan, tetapi lalu lintas di dalam kota di Jumat malam sungguh membagongkan, tidak banyak pergerakan selama satu jam.

Manajer - "Sudah hampir jam delapan, aku akan cari tempat parkir dan kamu sebaiknya cari cara supaya tiba di sana dari sini." Ini yang terbaik, meskipun begitu kuyakin aku tidak akan tiba tepat waktu.

Weha - "Baiklah, apa kau yakin bos tidak akan terganggu?"

Manajer - "Jangan khawatir, jika mereka bertanya, pekerjaan sudah selesai dan aku datang untuk menjemputmu tetapi lalu lintasnya benar-benar lambat."

Weha - "Mmm."

Manajer - "Aku akan mengantri, melewati depan mobil akan lebih mudah menyebrang. Dan berhati-hatilah."

Weha - "Iya."

Aku memutuskan untuk menggunakan layanan motor, itu lebih baik daripada duduk di dalam mobil yang tidak bergerak sama sekali.

Weha - "Phi, antarkan aku ke Universitas XX"

Pengendara layanan motor - "Jalannya macet, biaya antarnya 150 Baht."

Weha - "Baiklah, tapi aku sedang terburu-buru."

Aku tidak tahu berapa biaya normalnya, tapi karena sedang terburu-buru aku akan bayar berapa pun biaya yang mereka minta. Motor berjalan begitu cepat dan lebih efisien seperti yang sering dikatakan orang, kita tiba di sana kurang dari sepuluh menit dan aku sedikit gugup. Aku melirik jam pada ponselku, pukul delapan lewat lima belas menit.
Jika mengikuti jadwal, aku seharusnya sudah berada di sana sebelum pukul delapan, jadi aku bergegas ke tempat pertemuan. Aku merasa bersalah, sebelum masuk, mataku langsung tertuju pada bayangan yang dilemparkan oleh orang yang kukenal dengan baik. Orang yang sangat ingin kutemui hari ini.

Gunn - "N'Weha!!" pria kecil di depanku memanggilku.

Weha - "Kenapa kau tidak bekerja di dalam acara?"

Gunn - "Mereka sedang melakukan code call dan aku tidak ada pekerjaan. Jadi aku duduk di sini untuk mencari udara segar."

Weha - "Umm, maaf."

Gunn - "Baiklah, aku mengerti."

Weha - "Haruskah kita menunggu sedikit lebih lama di sini sebelum masuk?"

Gunn - "Oke."

Aku duduk di sebelahnya; Bangkunya berada dekat dengan tempat pertemuan. Keheningan membuat kami sedikit canggung, jadi aku putuskan untuk bicara.

Weha - "Maafkan aku..... Aku minta maaf atas semua yang sudah kukatakan padamu, kau tidak pernah melakukan sesuatu yang membuatku berpikir seperti itu. Itu semua hanyalah asumsi keliru imajinasiku sendiri."

Gunn - "....."

Pria kecil di sebelahku tidak menjawab atau pun bertanya padaku. Dia menatap kotak yang ada dipangkuannya, aku merasa sepertinya dia tidak percaya padaku.

Weha - "Hari ini aku akan memberitahumu segalanya seperti yang sudah kujanjikan. Tapi sebelum itu, hukumannya."

Gunn - "Mmm?"

Weha - "Penalti karena aku sudah menemukan Phi sebagai senior code-ku." Aku memelajarinya dari teman sekelasku,

Gunn - "N'Weha mau melakukan apa?"

Pria kecil di sebelahku menatapku dengan sangat tidak yakin sebelum bertanya padaku, dia terlihat begitu menggemaskan!

Weha - "... Jika kau mau menerimanya itu sudah cukup, kau tidak bisa menolak apapun yang terjadi."

Gunn - "Baiklah."

Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara.

Weha - "Jadilah pacarku"

Gunn - "....."

Weha - "Jadilah pacarku."

Aku meraih tangannya sebelum mengatakannya lagi, aku tahu pasti pria kecilku ini pasti banyak pikiran tentang apa yang kukatakan. Aku bertekad untuk memperjelasnya, aku ingin kami berdua berada dalam satu garis.... sejalan.

Gunn - "Apa yang kau katakan N'Weha?"

Weha - "Jadilah pacarku."

Gunn - "....."

Weha - "Ini bukan sebuah pertanyaan. Ini adalah pernyataan dan kau harus menerimanya."

Gunn - "Tta-tapi,"

Weha - "Tidak ada tapi."

Gunn - "Ini mustahil."
Pria kecil itu bicara padaku menatap mataku secara langsung.

Weha - "Kenapa?"

Gunn - "Kita berdia sama-sama pria, dan juga pekerjaanmu... Aku tidak ingin kau kehilangan pekerjaanmu dan ini penting bahwa kau tidak perlu berbuat seperti ini jika merasa kasihan padaku, aku tidak apa-apa, kok..."

Weha - "Siapa yang bilang karena aku merasa kasihan? Tidak ada yang perlu disesalkan dari hal ini, hati dan pikiran kita sejalan. Jangan berpikir seperti itu."

Aku mengerti kenapa dia bicara begitu, aku berada dalam situasi yang sulit memiliki hubungan dengan seseorang dan aku tahu kami pasti akan ada banyak rintangan selama berjalan tetapi aku tidak mau kehilangan orang ini pada apapun pada siapapun.

Hingga akhirnya aku menyadari perasaanku, aku sudah membuatnya menangis berkali-kali... Setelah semua yang sudah kami lewati, aku ingin kami bahagia bersama.

Gunn - "Tapi..."

Weha - "Tentang masa depan... Yang akan terjadi, biarkan terjadi. Kita akan menyelesaikannya sedikit demi sedikit, bersama-sama."

Gunn - "Oke, baiklah."

Weha - "Berarti, sekarang kita pacaran."

Gunn - "Mmm... Ya."

Pria kecilku malu-malu. Gemas sekali! Aku tentu saja tidak akan melepaskannya. Jika kau bertanya padaku, apa aku merasa malu, jawabanku adalah, ya, sangat malu tetapi aku tidak akan menjadikan rasa maluku membuatnya terluka lagi.

Weha - "Kalau begitu, ayo kita masuk?"

Akhir acara adalah  merayakan konser dengan penanggung jawab angkatan tahun keempat.

Gunn - "Tunggu dulu."

Weha - "Mmm."

Gunn - "Maukah kau terima hadiah dariku?"

Weha - "....."

Gunn - "Ini adalah hadiah untuk menyambutmu secara resmi ke kelompok code line 045."

Weha - "Terima kasih, aku akan menjaganya dengan baik. Boleh kubuka?"

Gunn - "Ya, tentu saja!"

Aku merasa hatiku akan meledak!! Sejak masuk ke dalam industri ini, adalah hal yang normal menerima hadiah-hadiah dari penggemar, tetapi menerima hadiah dari seseorang yang sangat penting bagiku merupakan hal yang sangat berharga. Sepertinya aku tidak bisa berhenti tersenyum. Aku dengan hati-hati membuka bingkisan kotak itu, dan sebelumnya aku melihat bahwa kotak ini dikemas dengan sangat indah menggunakan pola langit.

Weha - "Cantik sekali, terima kasih."

Gunn - "Apa kau suka?"

Weha - "Aku sangat sangat suka, sekali lagi, terima kasih!"

Aku mengeluarkan kotak musik dan kotak musik itu memainkan melodi 'you are my sunshine'. Itu adalah salah satu lagu favoritku, ibuku biasanya menyanyikan lagu itu ketika aku masih kecil.

Weha - "Apakah kau... matahariku?"

Gunn - "Ya, itu yang sebenarnya. Aku menginginkan sebuah lagu yang membicarakan tentang langit, tetapi mereka tidak punya lagu tentang itu. Karena itulah aku memilih kotak musik dengan melodi ini, karena aku suka liriknya. Artinya sama seperti N'Weha. Kau begitu hangat layaknya sinar mentari;  Kau membuatku merasa nyaman... Kau membuatku ingin bersama denganmu."

Weha - "....."

Aku tidak menanggapi orang yang berada di depanku ini, tetapi aku tersenyum padanya sambil merasa sangat antusias di dalam hati. Aku tergelincir lagi, memfokuskan diri pada kotak musik.


Sudut pandang Gunn

Aku benar-benar merasa malu....Aku sepertinya sekarat sekarang.

Gunn - "Ayo, kita makan sesuatu yang ada di acara ini, aku lapar."

Weha - "Umm!"

Gunn - "Hey, apa yang kau lakukan?"

N'Weha meregangkan tangannya padaku, sementara tangannya yang lain memegang kotak hadiah yang kuberi padanya.

Weha - "Berjabat tangan denganmu."

Ya Tuhan! Aku membisu seperti orang mati, meskipun Nong dan aku tidak tanpa sengaja saling bersentuhan tangan di beberapa keadaan, ini adalah pertama kalinya kami berpegangan tangan..... Seperti, hmmm..... Pacar...
Aku berjalan menyambut tangan yang disodorkan padaku dari pria tinggi yang berada di depanku, sebelum memasuki ruang konferensi. Kami tiba di area di mana mereka menyajikan makanan, kebanyakan orang fokus dengan konsernya dan tidak memerhatikan bagaimana kami masuk dan mereka juga tidak makan.

Weha - "Kau mau makan apa?"

Gunn - "Apa saja, aku tidak keberatan."

N'Weha pun pergi mencari makanan.

Gunn - "Wow!!! Jan, kamu cantik sekali!!"

Sejak kelas berakhir dan kami mulai bekerja untuk acara, aku sama sekali belum bertemu Jan lagi. Hari ini Jan terlihat sangat cantik, gaun barunya terlihat bagus dipakai olehnya dan dia juga berdandan dengan gaya rambut yang berbeda. Hal-hal ini yang tidak biasa dilakukan di hari-hari biasa dan dia terlihat sangat cantik.

Jan - "Tentunya, ayam terlihat cantik karena bulu-bulu yang dimilikinya*.
(T/N: Terjemahan peribahasa yang diartikan wanita itu cantik karena make up yang mereka pakai. Maksud sebenarnya dari peribahasa ini adalah kecantikan itu terlihat setelah dilakukan perawatan terhadap penampilannya dan memakai kosmetik.)
Banyak sekali orang cantik berkelas berdandan yang memuji kecantikanku. Hahaha!!! Tapi itu tidak penting. Yang terpenting adalah kamu, apa kamu tidak apa-apa?"

Gunn - "Mmm, ya."

Jan - "Ya, Tuhan! Malu sekali, kamu tidak perlu banyak bicara."

Gunn - "Jangan mengolok-olokku, Jan."

Jan - "Aku tidak mengolok-olokmu; Aku hanya melompat di atas satu kaki. Temanku akhirnya bahagia, kamu tahu kan kalau aku selalu mendukungmu apapun yang menjadi keputusanmu. Tidak peduli yang akan terjadi di masa depan, kamu akan selalu memiliki aku dan Nueng. Oke?"

Gunn - "Jan..."

Jan - "Kebahagiaan temanku datang dari sana, kalau begitu aku pergi. Semoga beruntung!"

Gunn - "Umm!"

Weha - "Apa ada yang salah?"

Gunn - "Tidak, temanku datang untuk menyapa."

Weha - "Aku sudah dengar."

Gunn - "Jangan mengolok-olokku..."
Hari ini aku mengalami berbagai macam perasaan, kesedihan, kebahagiaan, kejutan, dan kebingungan. Tetapi dalam waktu satu jam, perasaan yang terus-menerus berulang adalah perasaan malu.

Weha - "Kenapa kau berkata begitu?"

Gunn - "Aku malu..."

Weha - "Hahaha, kau tidak usah malu. Pergilah cuci tanganmu dan segera kembali untuk makan."

Gunn - "Ishh.... Aku segera kembali."

Sky membawa banyak makanan: Aku makan sedikit saja karena sudah makan malam sebelumnya.

Weha - "Mari kita dengarkan konser."

Gunn - "Tunggu, N'Weha."

Kelihatannya pria tinggi ini tidak mendengarkanku, dia menggenggam tanganku dan menariknya dengan sedikit tekanan untuk membawaku mendekati panggung. Kami berada di jajaran terakhir; Semua orang fokus mendengarkan lagu yang sedang diputarkan sekarang. Banyak yang saling berpelukan, melingkarkan tangannya pada pundak teman-teman mereka. Tangan kami masih terikat satu sama lain, dia tidak pernah sekali pun melepaskan tanganku.... Aku tenggelam dalam lirik lagu

🎵 🎶 🎤
Kata-kata dan tingkah lakumu dari lubuk hati terdalam memberiku semua jawaban yang selama ini kutunggu.

Adakah itu termasuk saat dua hati sepakati perasaan yang mereka miliki? Mereka mulai saling mencinta hingga nafas terakhirnya

Aku menyukai mimpi ini; Kaulah segalanya yang hatiku impikan.
Aku tidak meminta banyak, bisakah kumemiliki untuk satu bulan?

Aku ingin segalanya berakhir indah seperti di novel, cinta sejati yang berlangsung selamanya...***
🎶 🎵 🎤

Lagu ini tampaknya masuk akal dengan kehidupanku saat ini, aku terpesona saat mendengarkannya dan aku tetap berpegangan tangan. Itu membuatku merasa senasib dengan liriknya dan membuatku memikirkannya.

Jika hati kita sama apakah itu termasuk? Sekarang ketika hati kami merasakan hal yang sama, aku akan berusaha menjaga hubungan ini selama mungkin. Dan terkait masa depan, seperti yang Sky-ku katakan, kami akan menyelesaikannya sedikit demi sedikit saat masalah itu datang.

Weha - "Bisakah kita pergi?"

Gunn - "Kau boleh kembali duluan."

Weha - "Aku tidak akan pergi hingga aku mengantarkanmu pulang, jangan bilang tidak boleh. Kau tidak perlu begitu pertimbangan."

Gunn - "Baiklah, kalau begitu."

Apa yang harus kukatakan? Banyak hal akan menjadi seperti ini, dari sekarang,

Weha - "Kita pergi."

Gunn - "Aku akan kembali dengan.... code nong-ku."

Teman kampus - "Baiklah, Kamu kembalilah, pulang dengan selamat."

Gunn - "Ya, aku mengerti."

Weha - "Ayo!"

Gunn - "Iya."

Saat berjalan, aku merasakan atmosfir yang aneh,

Gunn - "N'Weha, ada yang salah?"

Weha - "Kenapa kau tidak mengatakannya?"

Gunn - "Apa?"

Weha - "Tadi kau tidak mengatakan kalau kau adalah pacarku"
Nong-ku marah soal ini.

Gunn - "Iya, maafkan aku. Aku belum terbiasa dan selain itu... Aku malu, aku sangat malu. Jangn hiraukan aku."

Aku meraih lengannya dengan tanganku dan menggoyang-goyangkan lengannya, berharap dia tidak kecewa lagi... ini adalah hari pertama kami bersama.

Weha - "Ishh... Apa yang harus kulakukan denganmu? Lain kali, kau harus mengatakannya."

Gunn - "Ummm!"

Weha - "Ayo, kemari! Mobilnya di sini."

Aku menuju mobilnya N'Weha, orang yang menyetir adalah P'Man, Manajernya N'Weha. Yang akan mengantarkan kami ke rumah.

Gunn - "Halo, P'Man!"

P'Man - "Halo, anak-anak!" Pria itu menyapaku dengan cukup percaya diri.

Weha - "P'Man, tolong lewat rumahnya P'Gunn dulu."

P'Man - "Blok XX, kan?"

Gunn - "Iya."

P'Man - "Bagus sekali, Weha, Gift bilang padaku agar kamu menghubunginya, dia meneleponmu berkali-kali tapi tidak dijawab. Makanya dia mengirimkan pesan untukmu padaku."

Weha - "Umm."
Orang di sebelahku menghela napas dan tampak kecewa.

Gunn - "N'Weha, apakah ada sesuatu yang salah?"

Weha - "Tidak ada."

P'Man - "Jadi, bagaimana kamu menghabiskan waktunya? Apakah acaranya menyenangkan? Sky terburu-buru tadi, kita hampir saja mati. Dia cerita padaku kalau Phi sedang menunggunya."

Gunn - "Benarkah?"
Aku malu sekali sampai tidak berani melihat orang di sebelahku.

Weha - "P'Man, apa kamu mau mengusikku terus?"

P'Man - "Hahaha! Aku hanya bicara kebenaran."

Akhirnya kami tiba di rumahku. P'Man menghampiri pintu, dia perhatian sekali dan aku tidak ingin dia membuang-buang waktu, tetapi dia berkata: "Ini sudah larut, berbahaya dan aku tidak mau ambil resiko."

Gunn - "Terima kasih banyak, P'Man sudah mengantarku pulang dan menjemput N'Weha, sampai jumpa."

Weha - "Ya, sampai jumpa! Segera setelah aku tiba; akan kukirim LINE."

Jika aku kena serangan jantung, N'Weha-lah penyebabnya. Dia membuat jantungku berdetak sangat kencang.... Mungkin hari ini adalah hari di mana aku tersenyum banyak di beberapa minggu terakhir.
Beberapa waktu berselang, ponselku bergetar.

Sky; aku sudah tiba di rumah

Tindakan ini membuatku menyadari bahwa kami sedang berpacaran.

----Akhir bab 17----

Lagu yang dipakai "Do songs count one" penyanyi; Phichawitwiset

[END] He is My Sky [Indo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang