Nain -3

8.4K 599 3
                                    


" Tala'al Badru a'laina min tsariyatil wada' "

Lantunan sholawat yang diiringi oleh tabuhan albanjari sudah menggema diseluruh penjuru aula bahkan hinngga ke dalam mobil tempat Nain saat ini.

Nain melangkahkan kakinya berjalan disebelah Hafsah dengan kepala yang sedikit menunduk.

Saat ini seluruh keluarga besar Hafsah berdiri menyambut Nain dan Chris. Mereka semua tersenyum ramah. Keluarga yang berjenis kelamin laki laki berdiri berjajar di barisan awal dan perempuan di barisan kedua.

Nain mulai mendongakkan kepalan menyalami keluarga yang lainnya dengan patuh dan teramat sopan. Begitu juga dengan Chris yang ada di sebelahnya.

Tepuk tangan dan bisikan yang terdengar riuh mulain menggema ketika Nain dan Chris berdiri tepat menghadap ke arah 3.000 an santri asrama.

Riuh suara itu membuat telinga Nain berdengung keras, tangannya terulur kebelakang tubuh Chris mencengkaramnya dengan kuat.

Chris menoleh kearah Nain, pandangan Nain tetap lurus kedepan tapi dahinya sedikir menyerengit dan dia tau bahwa Nain sedang menahan sakit.

Dan secara tiba tiba Yusuf mengambil alih microfon, mengucapkan kalimat penutup yang sangat singkat.

Yusuf meraih tangan Nain membawanya menuju mobil.

Nain sempat menatapnya bingung tapi hanya sebentar karena rasa sakit dikepalanya lebih mendominasi

Dengan sigap Yusuf meraih tas adiknya dan mengambil beberapa tabung obat yang ada disana, menyuapkan ke mulut Nain bersamaan dengan air mineral yang ada dimobil.

"Ckeklekk..astagfirullah Nain..kamu kenapa sayang?"

Nain tersenyum tipis, mengisyaratkan bahwa dirinya baik baik saja.

Hafsah memeluk tubuh putranya ,menyalurkan kekuatan untuk Nain. Mengecup berulang kali dengan lembut wajah putranya. Sungguh dia sangat khawatir ketika melihat Yusuf yang langsung memberi penutupan untuk Nain secara tiba tiba.

"Kita langsung ke rumah aja bang.. adek butuh istirahat" tanpa berfikir panjang Yusuf kembali ke kursi pengemudi dan Chris duduk disebelh Yusuf.

Yusuf dan Chris memapah Nain berjalan menuju kamar yang sudah disiapkan sesuai keinginan Nain, kamar di laintai dua dengan view yang menghadap masjid asrama.

"Kamu istirahat dulu ya sayang, jangan mikirin macem macem"

"Tapi mom, tadi kan a.."

"Udah..gausah mikirin acaranya, yang oenting sekarang kamu istirahat dulu ya sayang, biar nanti mommy yg jelasin ke yang lainnya"

Nain tersenyum

dia senang, karena Hafsah masih tetap mengerti pikirannya.

tak ada yang berubah, masih sama. Itu harapnya.

dan Hafsah beranjak keluar kamar setelah mengecup puncak kepala Nain lagi.








Sangat banyak kurangnya 😊
Terimakasih

CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang