Nain -7

5.6K 417 7
                                    

"Pagi semua"
Nain menyapa keluarga besarnya yang sudah menunggu dia diruang makan, wajahnya dia pasang sedatar mungkin padahal dalam hatinya..dia lagi girang banget sekarang.

"Umi " semua menoleh kesumber suara tepatnya disana, di kursi ujung ada Zaik kakak sepupu Nain, bicah umur 10 tahun.

" Kok Kak Nain pakek seragamnya beda sama punya mas mas SMA?" Lanjut Zaik lagi.

Yang lainnya menatap Nain,
Nain hanya bisa mengangkat kedua bahunya.
Mau jawab tapi bukan dia yang ditanya.

" Iya ,dek Nain sekolahnya beda sama mas mas SMA" itu Hafsah yang nenjawab.

Nain menoleh ke mommynya, dan mommynya menatap Nain seolah menyuruh dia diam.

Zaik mengangguk paham lalu kembali memakan sarapannya, sambil menatap Nain penasaran.

Ternyata gak cuma Zaik aja yang menatap Nain, hampir seluruh oasang mata disana menatapnya.

Nain jadi risih sendiri.

" Nain selesai " akhirnya Nain pamit duluan. Padahal dia dateng paling akhir tadi.

" Berangkat sama Bang Yusuf ya Nak" tibatiba Abah menginstrupsi, Nain menghentikan langkahnya. Berbalik menatap Abah dengan tatapan bingung.

" La..." Kalimat Nain menggantung saat pundaknya ditepuk dari samping
Ternyata bang Yusuf pelakunya.

Kalo udah dikode begini mana mungkin dia berani bantah. Takut malah batal sekolahnya.

" Okay Abah ^^ " dengan senyum yang dibuat seramah mungkin Nain merespon kemudian mereka berdua berjalan menuju garasi mobil asrama, karena mobil milik asrama juga diparkir disana.

" Selamat pagi Gus Yusuf" itu Ahmad yang menyapa sambil senyum sumringah yang ditahannya. Jaim ceritanya kalo sama Yusuf

Dan seperti biasa, Yusuf hanya mengangguk menanggapi.


🚗

" Nanti kalo udah pulang kabarin abang yang jemput"

" Okaay bang" Nain dan Ahmad berjalan masuk setelah mencium tangan dan berpamitan ke Yusuf.

" Wih gilee..keren juga ni sekolah" Ahmad terus terusan menatap kagum bangunan sekolah barunya.

Gak nyangka kalo bakal sekolah di SMA favorit.

" Tak kirain kita bakal sekolah di MA Nain " Ahmad menoleh ke arah Nain sambil tersenyum sumringah, jelas dia masih gak ngangka banget.

" Yee kalo gitumah sekalian aja gausah nyari sekolah lain" ucap Nain,
" Dahlah yuk nyari ruang kepseknya" lanjut Nain lagi dan kini kereka berjalan beriringan menuju ruang kepala sekolah dengan mengikuti papan petunjuk.

Toktoktok

" Silahkan masuk" suara dari dalam mengizinkan mereka masuk.

" Wah.. selamat datang kamu pasti Nain ya, silahkan duduk" mereka berdua duduk disofa hadapan pak kepala sekolah.

" Beneran ya muka kamu turisable banget jadi saya langsung tau kalo itu kamu " pak kepala sekolah melanjutkan ucapan sambutan awalnya.

" Kalo yang ini namanya siapa?" Kini pak kepala sekolah beralih menatap Ahmad.

" Say Ahmad pak" jawab ahmad sopan

" Oh baiklah.. Nain, Ahmad kalian bisa ikut wali kelas kalian ya, habis ini beliau datang"

Toktoktok

" Silahkan masuk" pintu ruangan terbuka
" Nah ini wali kelas kalian namanya bu Maya" pak kepala sekolah mengenalkan perempuah paruh baya itu ke Nain dan Ahmad.

" Bu Maya, tolong antarkan mereka berdua ke kelas anda ya"
" Baik pak,
Mari Nak" Nain dan Ahmad verdiri kemudian berpamitan kepada pak kepala sekolah.

" Nain" saat hendak menutup pintu tibatiba pak kepala sekolah memanggik Nain.

" Iya pak?"

" Rambut kamu, menang seperti itu warna aslinya?"

Nain terdiam astaga dia juga baru nyadar dia punya rambut dengan warna yang berbeda dengan kebanyakan murid disini.

" Iya pak" jawab Nain, ya walaupun warnanya blonde terang begini, mau gimana lagi kan ini memang rambut aslinya.

" Oh yasudah gapapa"

" Saya permisi dulu pak" pamit Nain akhirnya.

" Anak anak hari ini kita mendapatkan dua teman baru ibu harap kalian bisa berteman baik dengan mereka"

" Baik buu" sekelas menyahut.

" Ahmad, Nain silahkan masuk"

Ahmad berjalan labih dahulu dengan langkah yang seolah olah dibikin gagah padahal..aslinya dia lagi ketar ketir banget sekarang.

Sedangkan Nain dia berjalan seperti biasa tanoa ada persaan lain, karena ini bukan kali pertamanya dia ada diposisi sekarang.

" Baik anak anak, ada yang ingin ditanyakan?" Tanya bu Maya setwlah Ahmad dan Nain menperkenalkan diri mereka.

" Saya bu" disana siswi berambut panjang  curly yang daritadi antusias banget mengangkat tangannya

" Iya Aca, silahkan"

" Nomor WA bu" siswi itu tersenyum genit dan mendapat sorakan seisi kelas.

" Heh betina, kan abis ini dapet buat dimasukin grup kelas, bege banget dah" siswa lain menyeletuk.

" Bu saya" kini gantian perempuan berambut oendek yang mengangkat tangan

" Iya Rani silahkan"

" Nain sama Ahmad udah pumya pacar belom"

"Woooooo"

Ahmad terbelalak, agak syok sama kelakuan teman kelasnya, dan Nain hanya marespon dengan diam.

" Sudah sudah, makin gajelas kalo dibiarin gini. Sekarang Ahmad, Nain kalian bisa duduk di pojok sana ya"

mereka berdua mengangguk berjalan menuju meja pojok paling belakang yang dimaksud bu Maya.

Dan pelajarab dimulai seperti biasa.





Terimakasih 🌼
Gak ngangka banget kalo bakal ada yang baca hehehe..
Makasii bangett ya..
Kalo ada yang mau ngasih kritik dan saran boleh banget kok 🌼







CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang