Nain - 11

4.4K 418 13
                                    


21.58 wib

Tepat seperti ucapannya, Nain kembali ke rumahnya sebelum jam 10 malam.

Hafsah langsung berdiri hendak menyambut sekaligus hendak mengomel sedikit.

Pasalnya tak ada yang tau Nain pergi kemana, dan kenapa pulang selarut ini.

" Assalamualaikum mommynya Nain yang paling cantikk se dunia"

Nain berjalan menghapirim mommynya kemudian mencium tangan mommynya lembut.

" Waalaikumsalam..bisa aja rayuan kamu?! Habis darimana kok baru pulang?" Tanya Hafsah sambil menghelai lembut rambut blonde Nain.

" Aku gak ngerayu kok..itu fakta hehehe.." Nain melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang mommy.
"..habis dari taman kota"

" Disini kan ada banyak taman son, kenapa harus keluyuran malem malem?" Tanya Hafsah lagi sambil mendongak menatap putra bungsunya karena tinggi Hafsah hanya se telinga Nain.

" Pengen aja mom..lagian kan aku pulangnya gak telat" Nain menapilkan cengiran khasnya.

" Iayiya yaudah terserah kamu aja" akhirnya Hafsah menyerah..memang Nain paling jago ngeles.

" Aku tidur dulu ya..big love mom" Nain mengecup pipi mommynya.

" My pleasure son" Hafsah membalas kecupan Nain di pipi Nain.

" Astaga!"

Yusuf memundurkan langkahnya, agak kaget dengan pekikan Nain

" Bang! Ngapain dah berdiri disitu, ngagetin aja!! " Nain memekik lagi  pasalnya Yusuf berdiri tepat di belakang Nain,

Otomatis saat Nain membalikkan badan, dia langsung berhadapan dengan tubuh tegap abangnya.

Abangnya hanya menatap bingung, gasadar dia kalo udah bikin jantung adiknya hampir pindah posisi.

Nain menautkan alisnya emosi juga ditatap begitu.

" Tau ah! "

Dengan perasaan dongkol Nain berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, meninggalkan abang dan mommy nya yang masih terpaku diam.

Setelah kepergian Nain ke kamarnya, Yusuf juga berpamitan kepada Hafsah dan berjalan memasuki kamarnya.

Setelah mandi dan bersiap untuk tidur, Yusuf malah berjalan keluar kamarnya, menuju pintu kamar yang terletak tepat di sebelah kamarnya.

Dia buka pintu kamar itu perlahan, ternyata tak dikunci kebiasaan adiknya sedari kecil, karena abi yang melarang.

Dia amati kamar bernuansa abuabu muda itu,hanya aja cahaya dari lampu tidur yang menempel di dinding.

Kemudian pandangannya beralih kepada seorang remaja yang sedang tertidur dengan keadaan meringkuk seperti biasa.

Yusuf berjalan mendekat kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah Nain.

Agak sempit sih tapi gapapa Yusuf suka.

" Kalo mau nangis, nangis aja gaada yang larang" gumam Yusuf sambil menghelus lembut rambut adiknya, hal yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.


🌄

Setelah siap dengan seragam sekolahnya Nain berjalan menuju ruang makan, seluruh keluarga sudah berkumpul disana

Selalu Nain paling belakangan.

" Morning" sapa Nain dab dibalas juga oleh beberapa orang disana.

Selesai makan seperti biasa satu persatu anggota keluarga menyalimi tangan tertua untuk pamit beraktivitas.

Saat Nain hendak menyalimi Yusuf pandangan mereka bertemu.

CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang