Nain -16

3.9K 428 19
                                    

Yoga menunggu Umi Hafsah seharian, tapi nihil.
Hingga malam hari dia masih belum menemukannya.

Yoga sempat bertanya kepada Uminya kemana Umi Hafsah,
Kata beliau Umi Hafsah sedang ada pertemuan dengan rekan bisnisnya.

Dan sekarang dia terpaksa menunggu Yusuf,
Walau dia tau Yusuf jadwal pulangnya tidak menentu,
Dia terkadang menginap di apartemen.

" Coba samean chat aja, biar tau mas Yusuf pulang jamberapa"

Uminya mengusulkan, dan dia sudah melakukannya tapi masih gaada balasan.

" Assalamualaikum"
Itu Hafsah yang memasuki rumah.

" Waalaikumsalam"

Yoga dan Uminya menghampiri Hafsah.

" Umi, ketaman belakang bentar yuk, bebtar aja aku mau bicara"

" Eh tapi Nain"

" Nain lagi keluar sama Ahmad Umi"
Yoga yang menjawab lagi,

Kini mereka berdua sudah berada di kursi taman belakang.

Mereka sama sama terdiam, Yoga agak takut mau menabyakan inu
Tapi
Keponya dia udah di ubun ubun.

Yoga menarik nafasnya.
" Umi, tadi aku habis main kekamar Nain.
Terus waktu Nain ganti baju habis mandi, aku gak sengaja lihat
Ada beberapa bekas luka di punggung dan perut Nain"

Yoga menatap Hafsah sebentar, Hafsah tampak terkejut

" Aku mau tanya, kalo boleh tau itu bekas luka apa Umi? 
Dan kenapa kok bisa begitu?
Soalnya aku pernah lihat bekas luka Nain itu ada yang seperti bekas tembakan peluru"

Hafsah tersenyum lembut,

" Karena Gus Yoga udah tau, jadi Umi kasih tau kronologi aslinya ya.
Tapi samean janji, jangan cerita ke siapa siapa ya "

Yoga mengangguk mantap.

 Liburan musim semi tahun lalu, saat itu hanya ada Nain dan Daddynya di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liburan musim semi tahun lalu, saat itu hanya ada Nain dan Daddynya di rumah.
Hafsah sedang pulang ke indonesia menemani Yusuf  yang akan melakukan wisuda S2.
Rencanya Nain dan daddynya akan menyusul penerbangan besok hari.

Saat tengah malam

Suara bel rumah berbunyi.

" Biar daddy yang membukakan"
Nain yang saat itu sedang sedikit demam mengangguk saja.

Nain mendengar daddynya membukakan pintu, karena kamar Nain terletak di lantai satu.

Kemudian suara pintu yang di sengaja di banting terdengar keras.

Nain segera beranjak keluar memastikan apa yang terjadi,

"Dorr"
Dari arah depan Satu peluru ditembakkan tepat di kepala.
" Dorr"
Dan satunya di dada,

CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang