Nain -4

7.7K 627 0
                                    


Sudah genap 4 hari Nain bedrest total di kamarnya, tak beranjak sedikitpun karena malam hari setelah penyambutan itu suhu tubuhnya naik drastis dan menggemparkan seluruh anggota keluarga, terutama mommynya.

Nain segera dilarikan kerumah sakit dengan menggunakan mobil kesehatan milik asrama. Dia dirawat satu minggu disana, karena Hb nya turun drastis.

Chris juga sudah berpamitan kembali setelah 3 hari menemani Nain di rumah sakit.

Dan kini, dengan setelan baju santainya kaos putih polos yang dipadu dengan celana kain kotak kotak Nain berjalan turun ke lantai bawah.

" Selamat pagi semuanya"

Nain kemudian duduk di sebelah mommnya setelah keluarga yang lain menjawab ucapannya.

Nain sedikit gugup, karena ini kali pertamanya sarapan dengan 12 orang anggota keluarga Hafsah. Dan itupun belum semuanya.

Setelah acara sarapan bersama selsai seluruh anggota keluarga beranjak untuk menyalimi Abah dan Ummah sebelum melanjutkan kegiatan mereka masing masing.

"Nain, nak njenengan ten kamar mawon nggeh, istirahat"

"Apa oma? Maaf, Nain gak ngerti hehehe" ucapnya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Ummah tersenyum, astaga dia lupa.

"Kata Ummah, kamu disuruh istirahat aja di kamar" Yusuf yang menerjemahkan.

Nain menatap omanya sedikit garang " Gak ah oma, bosen di kamar terus, Nain mau jalan jalan dulu"

"Yasudah, hati hati ya nak"

"Siyap oma" Nain tersenyum semangat dan beralih menyalimi opanya.

Tibatiba Abah memeluk Nain erat mengusap punggung Nain juga, Nain sempat terdiam tapi kemudian di balas pelukan opanya.

"Terimakasih Nain"

lirih opanya sebelum melepaskan Pelukan. Nain sedikit heran, kenapa opa bilang makasi?

Tapi Nain hanya membalsnya dengan senyuman dan anggukan. Setelahnya dia beranjak keluar rumah untuk menghampiri Ahmad sahabat terbaiknya yang tinggal disini.

Tanpa Nain sadari ada banyak psang mata yang memperhatikanbdia hingga tubuhnya menghilang dibalik pintu.

" Nain mirip banget sama ayahnya ya dek"
Hafsah mengangguk menanggapi Rania kakak iparnya.
Membenarkan bahwa putra bungsunya itu benar benar ciplakan suaminya mutlak.

Ah...Membahas suaminya, Hafsah jadi rindu.






Terimakasih.





CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang