Nain - 10

4.5K 446 16
                                    


Kegiatan berjamaah solat maghrib di masjid asrama itu konsepnya langsungan yang diisi dengan kegiatan mengaji hingga waktu isya.

"Coba kamu lihat, ada Nain gak?" Bisik Abi Ali kepada salah satu keponakannya.

" Mboten wonten bi" pemuda itu berbisik menjawab.

Ali menggelengkan kepalanya pelan, kemana lagi keponakan nakalnya itu.

Padahal Nain kemarin sudah dia beri peringatan karena tak pernah nampak kehadirannya untuk berjamaah dimasjid, sedangkan itu adalah kewajiban Nain

" Nain kemana?" Tanya Ali saat dia bertemu Hafsah di rumah sesudah pulang dari masjid.

" Di kamarnya, barusan aku lihat dia abis dari masjid juga" jwab Hafsah karena bsrusan Nain pulang dengan setelan baju koko nya.

" Endak, Nain gaikut jamaah lagi" Ali berterus terang,

Hafsah bingung sejetika, terus habis darimana putranya kalo gak habis dari masjid?

" Mom" seseorang dari arah tangga berjalan mendekati mereka berdua.

" Aku keluar dulu ya..bentar bentarr banget sebelum jam 10 aku balik" itu Nain

Dengan setelan celana jeans panjang dan hoodie berwarna coklat milo.

Ditambah papan Skate yang ada ditangannya

Belum sempat Hafsah menjawab Nain sudah mencium tangan Ali dan Hafsah

Tak lupa Nain juga mencium pipi Mommynya.

Hafsah dan Ali otomatis kaget karena gak ada yang melakukan itu sebelumnya

Nain memanfaatkan waktu itu untuk segera berlari menuju garasi asrama.

" Gus Nain mau kemana?" Tanya seorang santri laki laki yang ditugaskan untuk menjadi sopir asrama.

" Main bentar" jawab Nain singkat kemudian masuk kedalam mobil yang akan dikendarainya.

" Loh heh Gus..ndak ndak boleh nyetir sendiri njenengan masih pelajar" laki laki itu panik sendiri saat Nain justru duduk dikursi kemudi.

" Udah sans..byee" Nain meljukan mobilnya tak peduli dengan grutuan milik laki laki tadi.

Lagi pula Nain sudah punya SIM pas di AS dan mobil ini adalah hadiah dari Daddy nya yang sengaja dibelikan di indonesia

Dan Daddy pergi sebelum pernah melihat Nain mengendari mobil pemberiannya.

Jadi ini pertama kalinya Nain membawa mobil ini jalan jalan.

Sebelumnya mobil ini hanya mangkrang di garasi tapi rutin dibersihkan dan di panasi.

Disini Nain sekarang di taman kota dekat sekolahnya tadi, dia sendirian duduk di kursi taman.

Pandangannya terarah pada sekelompok pemuda yang sedang memainkan papan skate di lintasan, tapi pikirannya melayang kembali ke AS.

"Son coba tebak daddy bawa hadiah apa?"
Nain kecil menatap daddynya lalu memggelengkan kepalanya pelan.

Lagi kurang minat sama kejutan, karena habis ini waktunya dia cek up ke rumah sakit tempat daddynya berkerja.

Daddy yang melihat respon tak bersemangat dari putranya tersenyum, kemudian mengelus pelan kepala putranya.

Dia posisikan duduknya dihadapan Nain dengan sejajar.

" Trust me..gwenchana" hibur daddy sambil satu tangannya menggenggam tangan Nain.

Nain kecil menatap daddynya ragu

Daddy balas tatapan Nain dengan senyuman penuh arti

" Ini Daddy punya hadiah ini untuk jagoan daddy"

Nain menyerengit, itukan papan skate yang Nain idam idamkan sebelumnya.

Namun Mommy melarang karena takut Nain terluka.

" Tenang aja, nanti kalo Nain sakit daddy yang ngobatin"

" Jinjja?! " Nain bersorak heboh.. sekarang semangatnya kembali lagi.

" Iya tapi Nain yang hati hati  kalo main"

Nain kecil mengangguk heboh kemudian memberikan hormat ala ala tentara.

" Ayayy kapten" soraknya.

Nain menoleh ke arah papan skate yang dia bawa.

Saat dia kecil ada daddynya yang meyakinkan dia untuk tetap bermain, walau sakitnya akan datang menghampiri sesudah dia bermain.

Dan sekarang? Entahlah Nain bingung.

Nain, dia itu penderita hemofilia tipe B. Kelaninan yang diturunkan dari grandpa nya

sekaligus menjadikan alasan mengapa Daddynya memutuskan untuk menjadi Dokter padahal semua saudaranya berkerja di perusahaan keluarga.

Saat dia masih di AS Nain dan Grandpa selalu mendapatkan perawatan khusus dari Daddy.

Sampai saat terakhirnya,

Daddy masih mengupayakan yang terbaik,

Walau banyak rekannya yang mengatakan hemofilia itu tak ada obatnya, tapi Daddy tidak menyerah.

Nain ingat betul saat daddy selalu mengatakan

" Setiap penyakit, pasti ada obatnya"






Terimakasih 🌼


CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang