Nain - 9

4.4K 398 28
                                    


Bel pulang sekolah sudah berbunyi, dan 15 menit sebelum bel Nain sudah mengabari Abangnya biar dia gak kelamaan nunggu karena Nain benci itu.

Hanya ada suara Bruno mars yang mengisi kesunyian mereka bertiga. Ahmad yang sebenarnya gak nyaman sama keheningan terpaksa tetap diam, karena bisa dia lihat kakak beradik itu sama sama dalam mode gak mood ngomong. Kalo Yusuf bukan gak mood sih tapi emang dasaran orangnya aja yang gak pandai basa basi dan si Nain yang gak suka diajak basa basi.

Perpaduan yang indah.

" Bang, mampir beli skateboard ya" pinta Nain tibatiba persis kayak ngomong sama sopir angkot.

" Gak " Yusuf menolak dengan tegas, tapi Nain ga akan nyerah gitu aja.

" Yaudah kalo gak boleh.. "

" Nain bahaya!!" Yusuf berseru panik karena ancaman Nain yang ekstrim juga.

" Bodo " Nain makin sewot sambil tangannya yng udah bener bener mau bukak pintu mobil, dia niat turun padahal jalan lagi ramai ramai nya.

Yusuf melihat dari spion tengah, matanya terbelalak kemudian menoleh sekilas ke belakang.

" Iya iya, kita mampir" akhirnya Yusuf ngalah juga.

Nain tersenyum senang penuh kemenangan lalu kembali nyantai di kursi belakang sendirian karena posisi duduknya Ahmad yang duduk disebelah Yusuf dan Nain yang geletakkan dikursi belakang sendirian, selalu begitu posisi mereka bertiga, gayanya persis tuan besar.

Ahmad hanya diam saja melihat drama yang dilakukan sahabatnya, udah telampau apal sama sifat tak terbantahkan Nain.

" Kalo sama mommy gaboleh gimana ?" Tanya Yusuf tibatiba karena memang itu yang menghantui fikirannya.

" Emang ngapa gaboleh? " Nain malah balik nanya, dengan gaya nantangin.

" Kamu belum sembuh sepenuhnya "

" Lama kalo nunggu sembuh.." Nain menarik nafasny perlahan menetralkan perasaannya.

" Jadi mending turutin aja dulu "

Hening, tak ada yang merespon
Bukan karena mereka gak denger atau gak peduli, tapi karena entah harus merespon seperti apa.

Tak lama mobil yang di kendarai Yusuf berhenti di halaman parkir toko perlengkapan olahraga.

Nain tersenyum, dan Yusuf menyadari itu walau ekpresinya datar tapi hatinya beda.

Mereka bertiga melangkah masuk, Nain mulai memilih papan skate yang dia mau dan Ahmad hanya mengekori dibelakang Nain.

" Mas yang ini ya" kata Nain sambil menunjuk papan skate dengan motif abstrak yang dia mau.

" Sama ini mas" tibatiba seseorang menyodorkan satu set alat pelindung yang biasa digunakan untuk bermain skate board.

Nain dan Ahmad spontan menoleh ternyata itu Yusuf pelakunya.

"Ngapain sih bang?! Gausah udah pro" Nain menolak dengan gaya radak tengil

karena menurutnya itu ribet.

lagian dia kan emang menggeluti hobby nya itu sejak kecil ,daddy yang mengalinya sekaligus menjadi tentornya.

Namun sempat vacum beberapa saat.

Dan mulai minat lagi saat matanya melihat segerombol pemuda sedang bermain skate di taman kota.

"Safety first" tegas Yusuf tanpa bantahan.

Jadi Nain pasrah aja.

CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang