Nain - 6

6.3K 460 12
                                    


Suasana makan malam kali ini hening dan tenang seperti biasa, hanya ada suara sendok yang beradu dengan garpu.

Nain mulai mengamati ekpresi satu persatu keluarganya yang sedang makan malam bersama, hanya ada 7 anggota yang berkumpul sekarang termasuk dirinya.

"Opa, Nain mau ngelanjutin sekolah di SMA luar ya"

Hening, semua orang disana masih mencerna perkataan pemuda blesteran itu.

"Maksud kamu bagaimana son? " Kini mommy yang menyahut.

"Maksud Nain..Nain gak mau sekolah di SMA asrama" jawab Nain dengan santainya, gak tau aja dia bahwa ada dua pasang mata yang menatapnya dengan tatapan nyalang.

" Kasih alasan yang logis agar opa mengijinkan kamu sekolah di luar" Nain menoleh ke sumber suara... Rupanya uncle Ali sedang menatapnya garang.

" Alasannya, Nain gak terbiasa sekolah di asrama"

" Itu bukan alasan yg logis Nain!" Uncle Ali mulai meninggikan suaranya.

" Itu logis uncle! Cukup dengan memaksa Nain untuk terkurung tinggal disini. Dan sekarang Nain gakmau nerima pemaksaan lagi !" Tanpa sadar Nain juga meninggikan suaranya.

" Kamu sudah banyak menghabiskan waktumu di luar Nain!"

" Karena itu aku gak mau sekolah di asrama uncle! "

" Kamu harus sekolah di asrama Nain!! Gaada penolakan!!" Kecam Ali.

"Terserah! Pokoknya aku gak mau sekolah di asrama. "

"Nain!" Hafsah memanggil putrajya yang kini malah melangkah pergi ke kamarnya

" Abah Ummah, mas Ali dan yang lainnya Hafsah mintaa maaf banget untuk oerbuatan Nain barusan, biar Hafsah yang mencoba membujuk Nain "

" Enggeh, ndakpapa ndok, agih samean susul mawon Nain" Ummah berujar dengan lembut seperti biasa.

" Kalo gitu Hafsah ke atas dulu ya, permisi " Hafsah berpamitan yang dibalas anggukan oleh semua orang yang ada di sana, termasuk Abah.

" Lapo to le, kok samean ngelarang Nain? "

" Ali cuma gak mau kalo pergaulan Nain sama seperti yang dulu Ummah" ujar Ali dengan menatap mata Ummah nya lembut, ayolah walau emosi Ali tetap tidak ingin dicap sebagai anak durhaka.

"Abah juga berfikir seperti itu nak, tapi kita semua tau kan betapa keras kepalanya Nain" Abah menghembuskan nafasnya pelan
" Yang bisa kita lakuin, hanya memberi tau batasan ke Nain dan berdoa semoga semuanya tak ada yang keliru" Abah tersenyum setelah melanjutkan kalimatnya.

Senyum itu senyum Abah yang memberikan kehangatan hingga ada sebuah senyum tipis lain yang terukir karenanya.

🕰️

" Jadi, Abah ngebolehin buat sekolah di luar gus? " Tanya Ahmad jeoada Nain dengab dibarengi oleh tatapan heran, pasalnya Ahmad tau jelas betapa susahnya mematahkan aturan yang sudah lama di taati oleh keluarga pengasuhnya.

" Sure..Opa udah ngebolehin, mommy juga dan uncle Ali tentunya" ujar Nain sambil menunjukan gegayaan sombong.

" Boong deh, mana mungkin Gus Ali mau ngijini?"

" Yee yaudah kalo gakpercaya, besok minggu liat aja, pasti udah ada setelan seragam punya lu di lemari lu"

"Lah? Aku juga?? Aku juga sekolah diluar Gus?" Ahmad grogi, tidak lebih tepatnya bingung sih.

" Iya dong, masa iya gua sekolah sendirian, ogah banget".

" Wihh gila sih ini..asik jugaa"

" Heh mau ngapain lu!!" Pekik Nain heboh karena Ahmad tibatiba mendekat kearahnya sambil tersenyum horor.

" Makasii gus Nain terhebats"

" Anjir...jijik lu..heh maluu..lepasin gak..heh Ahmadd!!" Nain berusaha melepaskan oelukan tangan yang melingkar dipinggangnya.. ayolah sekarang seluruh mata tertuju kepada mereka berdua.

"Hehehe..gak sabar banget aku gus"
Ahmad berangsur melepaskan pelukannya.

" Apaan sih aku aku an kalo ngomong.. gapantes njir"

" Lah..gimana sih gus?! Kan harus sopan" Ahmad menampilan cengiran sok polosnya

" Sok banget dah lu... Padahal dulu gak gitu"

" Yeee itumah dulu gus"

" Udah lah..intinya gua gak mau kalo lu sok sokan sopan begitu... Jadi aneh njir"

" Tapi kan.."

" Kalo lu ngomong sopan kyk yang lainnya mending lu jauh jauh sana"
Nain meralihkan wajahnya hendak melangkah pergi.

" Eitss... Okeoke kalem bro gua canda doang " Nain mendaratkan jitakan di kepala Ahmad yang menghalangi jalannya.

" Buset kasar banget"

" Minggir, gua mau balik ngantuk"
Nain melanjutkan langkahnya tanpa menoleh kebelakang tempat Ahmad berdiri menatapnya hingga hilang dari jangkauan mata.

Nain memasuki rumahnya yang tampak sepi karena ini memang sudah hampir jam 11 malam.

" Nain"

" Habis darimana kamu? " Itu Yusuf yang betanya sambil berjalan menghampiri adiknya yang sedanv berdiri di depan pintu kamar nya.

"Asrama Ahmad" jawab Nain dengan singkat.

"Senin jadi sekolah di SMA luar?"

Nain mengangguk .

Dan Yusuf hanya terdiam, kemudian melangkahkan kakinya ke kamarnya yang berada di sebelah Nain.

" Lah, gajelas" gerutu Nain kemudian masuk ke kamarnya, radak bingung sama Abangnya.














Terimakasih 🌼
Btw ini cerita pertama aku, maaf kalo banyak kurangnya ya 🙏


CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang