NAIN 21

2.2K 240 1
                                    

NAIN 21

Suhu tubuh nain itu gak boleh lebih dari 37 derajat celcius. Karena dia punya Heat exhaustion yang sering kambuh.
Jadi selama 18 tahun dia hidup, suhu disekitarnya akan diturunkan untuk menyesuaikan suhu tubuhnya. Dan untuk melakukan hal tersebut memerlukan kesabaran extra, contohnya adalah menghindari musim panas.
atau lebih tepatnya menghindari aktivitas berlebihan saat musim panas.
Waktu dia masih sekolah di US untungnya ada libur musim panas.

Dan sekarang Nain resmi menetap di Indonesia, negara dengan dua musim tanpa libur musim panas, dan pergantian musim yang tidak menentu.

Contohnya sekarang, sambil berbaring Nain mengingat bulan apa sekarang,
Nain memutar bola matanya malas, sekarang dia ingat
bulan November bukankah seharusnya sekarang musim hujan?
Tapi kenapa kemarin matahari malah bersinar serasa Cuma berjarak 1 meter dengan kepala? Aihh jadi kambuh kan.

'cklekkk'

Pintu terbuka menampilkan mommynya yang masuk sambal membawa nampan berisi makanan.

"Alhamdulillah, anak mommy pinter"
Nain berusaha duduk dibantu mommynya,

"ini minum dulu sayang"
"oh itu siapa di kamar mandi?" mommynya bertanya dan Nain yang baru siuman 2 menit lalu Cuma mengalihkan ppandangan mengikuti mommy.
" Astagfirullah, abang kamu dari tadi mandi belum selesai aja" dan mommy tau jawabannya sendiri.
Saat Hafsah sedang membantu nain melepaskan masker oksigennya,
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Yusuf yang keluar sambal mengusak rambutnya dengan handuk, rupanya dia habis keramas.

" Abang yaampun nak, kamu itu mandi apa berenang, kok lama banget, sampe mommy selesai masak buat adek kamu" tapat seperti tabiat ibu ibu pada umumnya.

Yusuf Cuma nyengir sambil beralih mengecek keadaan Nain dan menyesuaikan aliran infusnya.

"lepas "
Nain mengulurkan tangannya, lengkap dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin, melas banget.

"iya, tapi nanti tunggu ini habis" Yusuf menjawab dengan wajah tersenyum manis, yang malah bikin dain sebel.

" udah ah adek sayang, yuk makan dulu, tuh liat udah jam 11 siang"
Nain membuka mulutnya menerima suapan Hfsah dengan alis tertaut dan pipi mengembung  tanda kalo dia ngambek.

Yusuf yang ada disana langsung buru buru mengambil ponselnya,
Potret langka adeknya yang selalu dia ambil diam diam.
Soalnya Nain Cuma nunjukkin ekspresi gemas ini saat sakit.

Selebihnya, Nain mode senggol bacok.

-Keesokan harinya-

Nain berjalan menuju ruang makan dengan wajah cerah,
Karena ini adalah pertama kalinya dia ijin sakit Cuma satu hari.

"Nain, nanti ba'da isya, atau sehabis isya datang ke ruangan saya"
Semua mata tertuju pada Nain yang sedang memakai sepatunya.

"baik, uncle" Nain menjawab kemudian meninggalkan rumah.

" weh Abi, Abi di panggil uncle, Ais baru tau"

"agek ngeh po dek? Padahal kan wes ket mbiyen ya bi?" itu Yoga yang menjawab dan hanya dibalas deheman. (baru nyadar ya dek? Padahal kan udah dari dulu, ya kan bi?)

" iya mas Ais baru sadar, tapi agak aneh ya kalo didenger denger? Cuma lucu juga ternyata"

"hooh, jan bule tenan putune abah siji kui" 
(ya, beran bule banget cucu abah yang satu itu)

-16.15 wib-

Pulang sekolah nain langsung goleran dikasur tanpa ganti baju, dia kayak ngerasa capek banget hari ini, padahal kan tadi disekolah gak ngapa ngapain,

Oh ada, dia baru inget kalo tadi secara gak sengaja berhasil mencetak 3 poin,
Saat nain Cuma iseng ngetes bakatnya yang udah mangkrak, hampir dua tahun
Dan surprise, bakal bermain basketnya masih ada, julukan rajanya tembakan 3 poin yang dulu diberikan pelatihnya ternyata belum hilang.

Tembakan jarak jauhnya tadi pas istirahat, sukses membuat semua orang terkejut, dan ciwi ciwi bersorak heboh.
Dan berakhirlah dia dengan, di undang langsung oleh pelatih tim basket sekolahnya, buat jadi anggota.
Tentu saja tanpa pikir panjang dia menolak, dengan dalih akan memikirkannya lagi dan minta diberi waktu, dia berencana menolak tapi nanti dengan cara yang sedikit halus.

Ohiya, tadi sehabis shoot 3 poin, rencananya Nain dan Ahmad akan pergi makan siang di kantin, tapi gajadi soalnya astaga, dia di ikutin bahkan ditempelin cewek cewek sekolahnya.
Karena risih maka mereka berdua Cuma beli cemilan buat dimakan diem diem dikelas. Dan minta ketua tolong ke ketua kelas supaya anak kelas lain gabisa nyerobot masuk seenaknya.

tapi tenang aja, walau risih Nain juara satu menyembunyikan perasaan, dan menyamarkannya lewat wajah manisnya, sama seperti Ahmad.

--

" eh dit, ruangannya uncle Ali dimana?"
Nain bertanya ke satu satunya rekan jaamah dia kamar dekat garasi, kamar santri yang secara sukarela menawarkan diri untuk mengabdi dan sekarang ditugaskan untuk menjadi pengawas garasi.

" itu Gus, nanti panjenengan jalan ke arah gedung kampus laki laki, habis itu di depannya ada bangunan tulisannya kantor madrasah diniyah, nah panjengena masuk aja ruangnnya ada disebelah resepsionis ada tulisannya kok gus di pintu" Adit yang usianya 2 tahun diatas Nain menjelaskan dengan teliti untungnya Nain paham.

"ohh okay dit, makasi ya, oh btw gedung kampus itu yang di dekat kandng kelinci kan"

Adit mengangguk santun,
Ya.. yang diingat kandang kelincinya ternyata.

TBC.. maaf lama yaa.. 🥹
semoga kalian masih suka heheh🤍

CUCU ABAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang