Episode 9

596 64 3
                                    

Brakkkk.

Ayah memukul sebuah meja yang berada di hadapannya, kesal dengan putri kesayangannya yang telah melakukan kesalahan besar, dengan mengandung anak dari Song Joongki. Matanya sedikit merah karena menahan amarah. Sebisa mungkin ia menahan diri untuk menampar putrinya itu.

"Sejujurnya aku tidak peduli jika kau hamil. Tapi jika itu adalah anak Joongki, aku tidak bisa menerimanya" ucap Ayah pada Jiwon.

"Appa!"

"Yeobbo! Kau tidak boleh berkata seperti itu! Bayi itu tidak bersalah" ucap Ibu pada suaminya.

Ayah Jiwon terlihat memutar bola matanya, "Ada banyak lelaki di dunia ini, kenapa kau malah memilih tidur dengannya?"

Jinwoo pun hanya bisa memeluk adiknya yang sedang menangisi kesalahannya. Ia tau bahwa Jiwon juga tidak menginginkan hal itu terjadi, tapi ini semua diluar kehendaknya. Takdirnya mungkin memang menjadi Ibu dari anak-anak Joongki kelak.

Siapa yang bisa menghapus takdir ini?

"Appa sudah. Kau semakin menakutinya. Kasian bayi yang sedang ia kandung" ucap Jinwoo membela adiknya.

Air mata yang sedari tadi Ayah tahan akhirnya terjatuh juga.

Bohong jika ia bilang bahwa dirinya tega akan mengeluarkan Jiwon dari rumah, bohong jika dirinya bilang bahwa ia tidak sudi lagi melihat putrinya itu. Pada kenyataannya ia tetap seorang Ayah yang sampai saat ini masih menyayangi putrinya.

Ia hanya kesal. Ia merasa tidak berguna karena tidak bisa menjaga putrinya itu. Jiwon lagi-lagi harus berurusan dengan masa lalunya. Padahal putrinya itu sudah lama berjuang untuk melupakannya.

Dengan cepat Ayah mengusap air matanya, agar tidak ada yang melihat. Tapi sayang, Istrinya itu tau. Beliau adalah orang yang paling mengetahui suaminya. Ia paham jika omongannya itu hanya kekesalaan semata.

"Lalu apa yang akan kau lakukan, Jiwon-ah?" tanya Ibu pada Jiwon.

"Aku akan menerima niatnya untuk bertanggungjawab terhadap anakku, Eomma" ucap Jiwon yang dibalas anggukan oleh Ibunya.

Benar. Bayi itu butuh Ayahnya. Ia butuh pengakuan Negara juga. Maka dari itu, Jiwon harus menikah dengan Joongki. Tapi ternyata rencananya itu ditentang keras oleh sang Ayah,

"Mwo? Kau tidak dengar tadi dia bilang apa? Dia sudah punya anak Jiwon-ah! Sadar! Dimana otakmu?" tanya Ayah pada Jiwon.

Ibu hanya bisa mengelus pundak suaminya dengan perlahan. Seperti menyuruhnya bersabar tanpa bersuara.

"Appa dia sudah tidak lagi bersama istrinya!"

"Lalu apa kau mau menjadi Ibu dari anaknya? Kau mau mengurus anak yang bukan darah dagingmu?"

"Appa cukup! Kau sudah keterlaluan. Tolong hargai keputusan putrimu. Aku yakin dia menutupi ini semua dari kita karena ia sedang memikirkan jalan mana yang harus ia ambil. Jadi aku yakin Jiwon sudah memikirkannya matang-matang sebelum memutuskannya" ucap Jinwoo pada Ayahnya.

Ibunya itu mengangguk. Ia tau bagaimana putrinya, dan ia yakin bahwa Jiwon pasti sudah memikirkan hal tersebut dengan baik. Tidak mungkin Jiwon memutuskan untuk menerima lamaran Joongki tanpa berpikir kedepannya.

Tapi tetap saja, Ayahnya itu tidak suka.

"Oke. Fine. Urus dirimu sendiri. Appa tidak akan mau mencampuri rumah tanggamu" ucap Ayah lalu pergi dari sana.

Jiwon menunduk. Ia takut, ia takut salah dengan keputusan yang ia ambil ini. Apalagi Ayahnya sudah lepas tangan. Jiwon jadi semakin takut menjalani semuanya.

New PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang