Episode 16

552 56 5
                                    

"Leo-ya.. Ayahmu sudah menjemput" ucap Ibu guru pada Leo seraya mempersilahkan Joongki untuk melihat anaknya yang sedang duduk di ruang kelas.

Leo terlihat menyeritkan dahi, ia bingung dengan kedatangan ayahnya yang tiba-tiba. Kemana sang Bibi yang selalu mengantar dan menjemputnya?

Kenapa ayah yang berada disini?

"Aku tidak mau pulang" ucap Leo seraya pergi berlari ke ruang bermain.

Tentu saja Bu Guru kaget mendengar ucapan Leo barusan. Karena sesungguhnya Leo tidak pernah seperti ini. Leo adalah anak yang baik, ia penurut dan dijadikan panutan dikelasnya.

Pasti ada sesuatu yang terjadi, jika Leo si anak baik menjadi seperti ini.

"Ah.. Mianhae.."

"Ani. Gwenchana. Boleh aku menghampiri anakku kesana?" tanya Joongki pada Bu Guru.

"Ne. Silahkan. Aku akan meninggalkan kalian berdua" ucapnya sambil mempersilahkan Joongki masuk.

Dengan perlahan lelaki itupun melangkahkan kakinya kedalam ruang bermain yang dimiliki oleh sekolah. Menghampiri Leo yang ternyata sedang asik menyusun Lego yang berserakan di lantai.

Joongki pun mendudukan dirinya tepat dibelakang Leo, memperhatikan anaknya dari posisi ini agar bocah tersebut tidak menjauhinya.

Fyi, di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Karena yang lain sudah pulang.

"Leo-ya, apa kau mau berbicara dengan Appa?" tanya Joongki yang ternyata diabaikan oleh anak lelakinya. Ia sibuk bermain dengan Lego yang ia genggam.

Sejujurnya Joongki sudah lama ingin mengatakan hal ini kepada Leo, namun waktunya tidak pernah pas. Dan Leo sering menolak ajakannya untuk berbicara.

Maka dari itu ia memutuskan untuk menjemput Leo hari ini. Karena sudah lama keduanya tidak bertegur sapa.

Joongki merindukan anak lelakinya.

"Arraseo jika Leo tidak mau berbicara dengan Appa, biarkan Appa bercerita ya? Kau hanya perlu mendengarkan saja" ucap Joongki pada Leo.

Hening. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Joongki. Ruangan itu sunyi, hanya ada suara balok yang bertabrakan satu dengan lain, karena Leo sedang bermain.

Sesungguhnya, Anak itupun juga menunggu. Menunggu ada suara yang keluar dari mulut Joongki. Karena ia juga penasaran. Hal apa yang membuat ayahnya kemari.

Lelaki itu tersenyum seraya memandangi foto kecil Leo di ponselnya, "Appa ingat sekali sewaktu Leo lahir ke dunia. Leo terlihat sangat kecil, berwarna merah, belum bisa membuka mata, bahkan belum punya gigi. Appa menggendong Leo yang menangis, saat itu juga Appa berbicara didalam hati bahwa Appa berjanji akan membesarkanmu sebaik mungkin. Appa akan mengajarkanmu banyak hal di dunia ini"

Leo menoleh sedikit, mendengarkan Joongki berbicara.

"Kemudian Leo semakin tumbuh setiap harinya, Leo mulai bisa tersenyum, bisa tertawa. Saat itu Appa sangat senang. Senyum yang Leo punya adalah penyemangat hidup untuk Appa. Tanpamu, Appa tidak bisa hidup Leo-ya" ucap Joongki.

Leo benar-benar menolehkan pandangannya dengan menatap Joongki kala lelaki tersebut mengeluarkan isak tangisnya.

Jujur, ini pertama kalinya Leo melihat sang Ayah menangis. Lelaki itu tidak pernah menunjukkan sisi lemahnya kepada sang anak karena ingin Leo mencontoh semua kebaikan yang ia perlihatkan.

Namun pada hari ini dan di detik ini juga, Joongki menangis. Ia biarkan Leo melihatnya.

"Appa sangat menyayangi Leo. Bagaimanapun keadaannya, karena Appa sudah mengenalmu kala kau lahir. Appa yang membesarkanmu, Appa yang menggendongmu, menyuapimu, Appa yang menimangmu dan itu semua Appa lakulan karena Appa sangat menyayangi Leo"

New PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang