"Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Jiwon ketika Leo berhasil menghabiskan susu buatannya.
Anak itu tidak menjawab, ia hanya mengangguk seraya menyodorkan gelas tersebut kepada sang Bunda. Kemudian menarik selimutnya untuk menutupi diri.
Jiwon tak langsung pergi. Perempuan itu tetap menunggu disana. Mengelus puncak kepala Leo dengan perlahan. Seakan memberinya kekuatan lebih.
"Eomma.." panggil Leo.
Jiwon sejenak terdiam. Perempuan itu pun melempar senyuman kepada putranya, "Wae?"
"Apakah benar jika kakek yang tadi itu adalah kakekku?" tanyanya.
Jujur, Jiwon juga bingung harus menjawab apa. Perempuan itu mana tau silsilah keluarga Leo? Ia saja kaget dengan ucapan si kakek.
"Nanti kutanyakan hal ini pada Ayahmu, ya. Sekarang kau tidㅡ"
"Apa benar, Appa bukanlah Appaku?" tanya Leo lagi.
Sungguh. Jiwon merasa kasihan pada anak tirinya itu. Pastinya ucapan si Kakek tadi siang membuatnya terguncang. Dia pasti saat ini mempertanyakan siapa dirinya.
Alih-alih menunjukan wajah khawatir, Jiwon malah tersenyum agar Leo merasa nyaman "Itu tidak mungkin, Leo-ya. Dia adalah Appa mu. Kau tumbuh dan dibesarkan olehnya. Jadi sudah pasti dia adalah Appa-mu"
Leo menangis lagi. Bocah kecil ini pasti bersedih karena takut. Ia takut menghadapi kenyataan bahwa Joongki bukanlah Appanya.
Jiwon pun memeluk Leo dengan erat, "Gwenchana. Kau boleh menangis. Namun kau tidak boleh meragukan Appa-mu lagi ya setelah ini"
Anak itu mengangguk. Ia mengerti. Mungkin setelah ini Leo tidak akan memikirkannya lagi, maka dari itu Jiwon mengizinkannya menangis. Karena Joongki tidak pernah mengajarinya untuk cengeng.
Itu sebabnya Leo jarang menangis ketika bersama sang Ayah. Leo memang butuh seseorang yang bisa dipercaya untuk menunjukan betapa rapuh dirinya. Dan Jiwon adalah orang yang terpilih.
※※※
"Ne, tolong bantuannya yaㅡ" ucapan Joongki terputus kala dirinya melihat Jiwon keluar dari kamar Leo.
Perempuan itu menatapnya dengan mata yang khawatir, membuat Joongki segera memutuskan sambungan telfonnya "ㅡbaiklah nanti kukabari lagi. Gomapta"
Joongki terdiam kala sang istri mendatanginya dengan wajah yang agak berbeda. Tidak setegas biasanya. Tentu itu membuat Joongki takut.
Dirinya pun duduk di sofa, "Aku ingin bertanya padamu"
"Wae? Bagaimana? Leo juga bagaimana? Dia baik-baik saja kan?"
"Kurasa ucapan pria itu membuatnya sedikit terguncang. Ia berkali-kali memastikan padaku bahwa kau adalah ayahnya" ucap Jiwon yang membuat Joongki melemah seketika.
Bagaimana tidak? Tentu lelaki itu kecewa saat mendengar bahwa Leo mempertanyakan dirinya sekarang. Namun wajar jika dia bertanya-tanya bukan?
"Orang itu siapa? Kenapa dia berkata demikian? Lalu, apa kau benar-benar bukan ayah dari Leo?" tanya Jiwon yang sontak membuat Joongki menatapnya.
Dengan tajam.
Entahlah. Mungkin ini reflek seorang Song Joongki ketika ada yang mempertanyakan dirinya. Mempertanyakan status antara ia dan Leo karena memang Joongki sangat menyayangi putranya.
Namun fakta tetaplah menjadi fakta. Leo memang bukan anak kandungnya.
"Orang itu adalah ayah dari Ibunya Leo. Jadi dia adalah kakek kandungnya" ucap Joongki.
Jiwon menyerit, "Kenapa kau membentaknya? Kenapa kau tidak membiarkan Leo mengenal kakekㅡ"
"Tidak bisa, Jiwon-ah. Tidak bisa! Dia sangat jahat! Aku tidak akan mungkin melepas anakku untuk mengenal dan dekat dengannya"
Ah, beginilah Joongki. Lelaki itu memang akan mati-matian melindungi siapapun yang ia sayangi.
"Lalu apa benar kau bukan ayahnya Leo?" tanya Jiwon.
Mata lelaki itu agak bergetar kala Jiwon bertanya. Membuatnya agak takut dengan jawaban sang suami. Ia takut jika mendengar jawaban yang mungkin juga akan mengguncangnya.
Joongki menggelengkan kepalanya, "Bukan. Leo bukan anak kandungku"Betapa kagetnya Jiwon kala mendengar hal tersebut? Bagaimana bisa? Kenapa juga Joongki menikahi Ibunya Leo jika anak itu bukanlah anak kandungnya?
"Lalu kenapa kau..."
"Pria itu mendatangiku sebelum kita menikah, dia bilang bahwa aku harus menebus seluruh kebaikan yang pernah ia lakukan kepada Nenek. Memaksaku untuk menikahi putrinya yang sedang hamil. Dan menyuruh kami untuk meninggalkan Korea demi tertutupnya fakta bahwa anaknya itu hamil diluar nikah" ucap Joongki yang membuat Jiwon luruh.
Perempuan itu sekarang tau, apa motif Joongki meninggalkannya kala itu.
"Lelaki itu jahat, Jiwon-ah. Dia bahkan tidak mengunjungi kami kala aku memberitahu bahwa Park Jia meninggal seminggu setelah melahirkan Leo"
"Jika dia sudah tidak peduli dengan Leo dan Ibunya, kenapa pria itu muncul lagi? Kenapa dia terlihat bahwa ingin mengambil Leo?" tanya Jiwon.
"Baru saja aku mendengar kabar bahwa anak lelakinya mati karena kecelakaan. Dia butuh pewaris saat ini. Dan aku yakin pasti Leo orangnya" ucap Joongki.
Sungguh. Jiwon tidak mengerti. Ia bingung dengan keadaan yang ia jalani. Hidup ini terlalu aneh baginya.
Tuhan seakan-akan gemar sekali memberikan cobaan untuk kedua insan ini."Aku takut, Jiwon-ah. Aku takut" ucap Joongki seraya menundukkan kepalanya.
Tentu saja lelaki itu bingung harus berbuat apa, karena tuan Park akan bertindak apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan yang lebih ditakutkan lagi, Joongki takut jika tuan Park akan menggunakan Jiwon yang sedang hamil untuk menaklukan dirinya.
Sama seperti dulu.
"Kita lewati ini bersama" ucap Jiwon seraya menggengam tangan suaminya.
Tentu hal tersebut membuat Joongki menoleh. Untuk pertama kalinya, Jiwon menyentuh dirinya duluan. Sentuhan yang sangat Joongki rindukan dari seorang Kim Jiwon.
Lelaki itu sangat menyayanginya. Maka sebuah pelukan pun kini ia berikan kepada Jiwon.
Tidak erat, karena takut mengganggu perutnya. Namun Jiwon tau, bahwa Joongki masih menyayanginya.
Kini Jiwon bisa merasakan kembali.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Page
Fanfiction✨KIM JIWON x SONG JOONGKI✨ Kisah lika liku kehidupan dua sejoli yang kembali bertemu atas ketidaksengajaan yang mereka lakukan. Kim Jiwon kembali bertemu dengan mantannya Song Joongki disebuah Negara saat dirinya sedang melakukan dinas kerja. Cinta...