Perhatikan urutan chapter!
..........
"terimakasih bantuannya" (name) menunduk kepada pekerja pengangkut barang.
Dirinya kini sedang bersiap untuk pindah. Jadi hanya beberapa barang lagi yang tersisa di dalam kamar apartemennya.
"Yosh, tinggal pindah malam nanti" seru (name) kemudian duduk dan melanjutkan kegiatan menggambarnya.
"Gaya rambut yang seperti apa ya..." Gumamnya sambil mencorat-coret asal kertas yang tersedia di atas meja itu.
Merasa jelek, ia meremas kertas itu lalu melemparnya tepat ke keranjang sampah. Mengacak-acak surainya kasar.
Dirinya menoleh ke arah ponsel yang tergeletak di ujung mejanya. Diambilnya ponsel itu dan dibuka. Menelusuri mencari sebuah kontak.
"Halo" dirinya menyeru sapa orang di sebrang sana.
"Ya halo, kenapa (name)?" Balasnya.
Wajah (name) berseri. "Siapa yang mengangkat?" Tanya (name) memastikan walau ia sudah tau.
"Ini Mikey! Ada apa?" Sahut sang lawan bicara.
✧
"Ayo Takemitchy!" Ajak Draken keluar dari kamarnya.
"Maaf ya draken kun, kau jadi terlambat" ucap takemichi menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kita masih ada waktu satu jam lagi, ayo!" Draken menyalakan motornya.
Seharusnya mereka sudah berangkat ke lokasi (name) sejak setengah jam yang lalu. Namun ada kendala yang mengharuskan mereka mengundur niat itu.
"Bajumu sudah benar-benar kering?" Tanya draken memekik.
Suara motornya dan suara kota benar-benar bising. Itu membuatnya harus memekik.
"Belum! Tapi tak apa nanti juga kering kalau dibawa motoran!" Sahut Takemichi ikut memekik.
Draken membalas dengan mengangguk.
Motornya kini melaju cepat dan berhenti di sebuah gerbang bangunan besar nan mewah. Terlihat seperti rumah, namun tidak ada rumah yang sebesar ini.
"Ja- ikuso!" Draken menyeru lalu menekan tombol bell di sana.
Tak lama seorang pria besar dengan setelan jas hitam datang. Ia membawa senjata api, alias tembakan yang tidak diketahui jenisnya.
"Hey bocah! Kalian ngapain kesini?" Ketusnya.
Melihatnya berbicara saja membuat tubuh takemichi bergidik ngeri. 'Draken kun kenapa mengajakku kesini sih' pikirnya.
"Saya suruhan gadis bernama (Name)" sahut Draken.
"(Name)? Maksudmu? Kau mencoba bermain-main ya? Nyari mati?"
Baju draken di tarik kencang. '(name), kau merepotkanku!' batinnya pasrah.
Pasalnya ia tidak diberi keterangan harus apa selain mengambil barang dari tempat ini.
"Hoi hoi, ada apa ini?" Pria bersetelan sama datang. "Kau ini, bocah pun kau ajak ribut?"
"Mereka yang mencoba bermain-main denganku! (Name) apaan! Siapa coba dia!" Pria yang oertama kembali menggerutu sambil masuk ke dalam.
"(Name)? Ousama nya geng Brahman?" Pria yang baru datang bertanya pada Draken.
"Ya"
"Ohh kau seharusnya bilang Ousama, dia ini tidak tau (Name) sama. Mari ikut aku kalian berdua!"
Pria itu membawa Draken dan Takemichi masuk ke dalam. Saat masuk, banyak semacam bodyguard yang menjaga, bahkan di setiap pintu terpasang pin. Dan banyak juga kotak kaca berisi perhiasan yang mengkilap dan mewah.
"Mari" tidak sampai situ, mereka juga dibawa ke ruangan lain. Di dalamnya berisi satu orang yang sedang melakukan kegiatan entah apa itu dan satunya lagi sedang mencatat sesuatu sambil duduk di sofa.
"Bos! Mereka suruhan Gadis kaya itu"
"Gadis kaya? Ousama? Wah halo!" Sapa sang bos ramah.
Draken mengangguk. Kemudian mereka berdua duduk berhadapan. Takemichi? Tenang saja ia berdiri di belakang draken sambil merinding.
"Baiklah, hoi asisten, ambilkan kotak untuk (Name) sama!" Pekik sang bos masih sibuk menulis.
Sang asisten yang tadinya sibuk dengan kegiatannya sendiri, kini beralih mengambil sebuah kotak hitam yang cukup besar lalu meletakkannya di meja.
"Kalian datang ke sini di titipkan uang bukan?" Sang bos bertanya.
"Ya, ini" Draken memberikan kartu kredit (Name) padanya.
"Mantap, tunggu sebentar"
Boss itu kini sedang memproses pembayaran.
Draken dan Takemichi saling diam, namun pikiran mereka tertuju pada kotak mewah itu. Tampak indah hingga membuat penasaran. Apa isinya.
"Ini, bilang terimakasih padanya ya. Dah sana pulang!" Usir sang bos seusai memberikan kartu kredit (Name).
Draken dan Takemichi pun pergi dari tempat menyeramkan itu dengan membawa kotak mewah tersebut.
Titipannya masih belum tuntas. Mereka kini berhenti di sebuah restoran. "Selamat datang" sapaan ramah didapat.
"Ada yang bisa dibantu?"
"Apa menu terenak di sini?" Tanya draken.
Lagi-lagi dirinya dibuat repot. (Name) hanya mencantumkan untuk membeli makanan enak dari restoran ini tanpa mencantumkan menu yang harus di beli.
"Menu terenak adalah menu paling laris, ada mie, ayam, takoyaki, kentang-"
"Ah maaf, tolong bungkuskan keempat menu itu" potong draken.
"Baik, tunggu sebentar ya"
Sambil menunggu Draken dan Takemichi dihidangkan teh dingin. "Apa tidak kebanyakan?" Tanya takemichi.
"Untuk ukuran gadis tukang makan, kurasa segitu cukup" draken menyahut.
Takemichi terkekeh. "Berarti (name) senpai suka makan ya"
"Memang"
Habis dari restoran. Mereka beralih ke supermarket, tempat terakhir di dalam list.
"Kali ini apa yang harus dibeli?" Tanya takemichi.
Draken membuka kertas titipan itu. "Soft drink, cat rambut hitam, dan apa saja yang kalian mau. Begitu katanya" sahut Draken.
Lantas mereka mengambil beberapa soft drink dan cat rambut, lalu membeli beberapa jenis makanan yang mereka inginkan.
Barulah mereka otw ke kediaman (Name). "
To be continue
Hehe gatau pengen up aja.
See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
RandomTokyo Revengers Fanfic! !Starting From Tokyo Revengers manga chapter 211! WARNING! • perhatian urutan chapter!!! • spoiler manga! • perubahan cerita • slow update? • kesalahan kata enjoy!