"AKH"
Sanzu memekik perih. Ran terus menerus memukulnya, tak memberi nafas sejenak.
"Kau kalah!" Gumam rindou.
"Payah" (name) datang dengan tongkatnya.
Tersenyum merendahkan ke arah kakaknya. Luka di sebelah mata itu benar-benar merah membekas, pasti perih.
"Apa yang kau katakan, imouto" sahut rindou.
(Name) merubah senyumnya, beralih ke senyum manisnya.
"Kau payah aniki" jawab (name) lalu berlari ke arah rindou.
Melayangkan tendangannya, namun berhasil ditangkis oleh sang empu. (Name) kemudian berlari melesat ke Sanzu.
Temannya itu sudah tidak memegang senjata, akan sulit melawan seorang Haitani tanpa senjata. Diberikannya pemukulnya pada sanzu, dan diterima.
"Sialan kau lama sekali" ucap sanzu mengusap ujung bibirnya.
"Maaf, honey" sahutmu bercanda.
Memang dasar buaya betina khas Roppongi. Tidak jauh dari figur kakak pertamanya, Ran.
"kau ambil rin!" Saran (name), lalu sanzu mengangguk sambil melayangkan senjatanya pada Rindou.
'sanzu dan Rindou setara, keduanya tidak akan mati! Aku harus atasi ran-nii terlebih dahulu' pikir (name).
"Hey, anggap aku seorang pria" ucap (name) mempersiapkan kuda-kuda.
"Kau hanyalah sampah" setelah berucap dingin, ran maju.
Ran memukul perisai tangan yang (name) buat untuk menangkis. Dibalas kepalan keras dari (name), tepat pada ulu hati sang Haitani sulung.
Ran tidak diam, di tendangnya perut sang adik tanpa rasa bersalah. Hal itu berhasil membuat (name) memuntahkan beberapa percikan darah dari mulutnya.
"Kuso– ARGH"
Dibantingnya tubuh (name) oleh ran, memanggil umpatan-umpatan dari sang gadis.
"Kau kalah–"
"Belum!" Potong (name)
Dirinya berlari memukul tengkuk sang kakak dan melesat ke arah pertarungan lainnya.
"SANZU! TUKAR" pekik (name).
Sanzu paham, dirinya mengcekcok lawannya, rindou. Dirinya berlari ke arah ran, dan (name) sebaliknya.
"Astaga kakak kita sungguh kuat" ucap (name).
"Huh? Kita? Kakakku" sahut Rindou berlari dan memulai pertarungan mereka.
✧
Belasan menit bahkan hampir 30 menit berlalu. Rindou yang tengah menetralkan nafasnya berdiri menatap (name) yang juga menetralkan nafasnya. Dada mereka kembang kempis karena kelelahan.
'gadis macam apa yang masih bertahan sampai sini? Dia gila!' batin rindou mengumpat.
'sialan' yang lebih muda juga mengumpat dalam hati.
Pandangan sebelahnya memburam, ini adalah hasil dari perbuatan Ran tadi. Tongkat pemukul itu terbuat dari besi, itu akan membuat lukanya jadi bertambah perih.
Dirinya mau menangis, tapi itu tidak mungkin.
Di alihkan pandangannya ke kedua pria bertongkat yang sedang bertarung. Di sana tidak terlalu parah seperti di sini. Lalu atensinya kembali pada kakaknya. Rindou menatapnya dengan tatapan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
RandomTokyo Revengers Fanfic! !Starting From Tokyo Revengers manga chapter 211! WARNING! • perhatian urutan chapter!!! • spoiler manga! • perubahan cerita • slow update? • kesalahan kata enjoy!