2O. Akhir untuk Istirahat

568 99 30
                                    

Takemichi perlahan membuka matanya. Sungguh indah pemandangan awal yang ia lihat. Hinata, gadis itu tengah mengenakan gaun pengantin yang lebih megah dari sebelumnya dan memegang buket bunga mawar putih yang dihiasi manik-manik mengkilap.

Dirinya yang sempat tersentak membuat Hinata paham dengan situasinya. "Cium aku" titahnya berbisik.

"S-sekarang?" Tanya takemichi gemetar.

Hinata mengangguk.

Mungkin dirinya sudah mengatakan janji pernikahan sebelum dirinya kembali kemari. Segera di dekatkan bibirnya dengan bibir yang cantik. Dipertemukan dan diperdalam.

Para penonton berteriak bahagia. "PRIKITIW" Haruchiyo memekik dari bangku belakang tanpa malu.

"Jangan malu-maluin njing!" Koko memprotes kesal.

Inupi hanya terkekeh melihat keduanya, sudah biasa semenjak beberapa tahun lalu.

Akashi Haruchiyo, surainya yang tadinya blonde panjang kini berubah menjadi berwarna merah muda dan dipangkas cukup pendek. Dirinya kini telah menjadi guru karate di dojo keluarga Sano dan meninggalkan pekerjaan awalnya sebagai montir di bengkel bersama koko dan inupi dengan alasan lelah dimarahi koko terus menerus.

Kokonoi Hajime, surainya hitam dihiasi putih highlight. Dirinya kini menjadi CEO perusahaan suku cadang maju di Tokyo. Dengan Inui Seishu sebagai sekertaris sekaligus partnernya.

"Meja sana berisik amat" Ran berseru dijawab anggukan oleh Rindou.

Ran Haitani, surainya kini berubah menjadi ungu dengan highlight ungu tua dan pendek. Mungkin saat di masa depan sebelumnya ia tampak menatanya, kini rambutnya dibiarkan saja tanpa gel rambut atau yang lainnya.

Rindou Haitani, dirinya tidak berubah sama sekali. Bahkan surainya masih sama seperti dulu. Walau ia sempat mengganti gaya rambut dengan gaya mullet dan warna lain.

Kedua Haitani ini– kini berprofesi sebagai penerus perusahaan Haitani setelah mendiang sang ibu wafat sekitar tiga tahun lalu.

"HINA CHAN CANTIK SEKALI!" senju memekik memuji hinata.

Gadis itu datang dengan surai terangnya yang dicepol tinggi menyisakan poni serta anak rambutnya.

"Aku heran kenapa harus aku yang menjaga dua akashi gila..." Kakucho berucap lelah mengusak surai hitam pendeknya.

Mikey, pria dengan rambut blonde pendek yang diberi gel hingga membuat seluruh poninya kebelakang itu– yang tadinya tertawa pelan karena kelakuan kedua Akashi, kini tawanya jadi terbahak-bahak mendengar keluh kesah kakucho.

Kakucho dan Mikey, tak lupa Haruchiyo, mereka kembali meneruskan dojo karate keluarga Sano. Syukurlah dengan sedikit promosi bantuan dari perusahaan Haitani, dojo mereka terbilang cukup ramai karena memiliki delapan hingga sembilan puluh murid karate yang aktif.

Tak selesai dari itu. Semuanya pun, memiliki masa depan yang dibilang sama seperti masa depan yang sebelumnya. Seperti–

Kazutora dan Chifuyu yang bekerja di petshop. Hakkai sebagai model dan yuzuha sebagai manager hakkai. Kedua kawata yang tadinya membuka kedai ramen biasa, kini keduanya bekerja di hotel pusat milik Haitani sebagai koki. Dan lain-lainnya.

"Tawamu terlalu kencang, Mikey!" Mitsuya memprotes sahabatnya itu.

Seorang wanita dengan surai blondenya yang diikat pontail itu mengangguk setuju. "Sayang sekali mereka tidak bisa datang" ucapnya.

Mitsuya menyesap minuman sodanya. "Memangnya kenapa mereka tidak datang, (name)?" Tanyanya.

Wanita– (name) meletakkan kepalanya di tangan kanan dan menumpu beratnya pada telapak hingga sikunya.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang