Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******Alissya mematung saat apa yang baru saja ia dengar. Hatinya merasa sangat senang saat mendengar pernyataan dari matenya, tetapi ia sangat takut jika itu hanyalah sebuah mimpi. Alissya memejamkan matanya lalu berusaha kembali untuk membuka matanya. Saat itu juga ia sadar jika itu nyata.
"Yang Mulia, kenapa anda ada di sini?" Tanya Alissya sedikit gugup.
Evan yang semula bersandar di bahu gadis itu seketika menegakkan tubuhnya dan menatap lekat manik mata milik Alissya.
"Tentu saja untuk mengambil apa yang menjadi milikku." ujar Evan membuat Alissya terkejut.
"Tapi Yang Mulia.." belum saja Alissya selesai bicara, Evan kembali memotongnya.
"Jangan memanggilku seperti itu. Kau sedang berbicara dengan matemu, bukan dengan orang lain." ujar Evan dengan nada kesal, namun tidak dengan Alissya yang telah memerah menahan malu.
Saat kesadarannya kembali, Alissya mendongakkan kepalanya dan memberanikan diri untuk menatap Evan.
"Maaf, tapi aku tidak bisa ikut denganmu," ujar Alissya pelan.
Evan yang mendengar itu mengerutkan keningnya bingung dan menatap Alissya dengan penuh tanya. Alissya yang mengerti akhirnya menghela nafas pelan lalu membuka suaranya.
"Aku tidak bisa meninggalkan mommy sendirian." lanjutnya.
Akhirnya Evan mengerti alasan Alissya selalu menolaknya dan itu karena ibunya. Evan tidak menjawab ucapan Alissya. Namun pria itu langsung mengangkat tubuh Alissya ala bridal style, lalu berjalan keluar dari dalam air menuju rumah gadis itu.
Alissya yang berada di dalam pelukan Evan langsung menyembunyikan wajahnya yang telah memerah semerah tomat. Seumur hidupnya, Alissya tidak pernah sekalipun berbicara dengan pria manapun, dan ini pertama kalinya ia sangat dekat dengan seorang pria.
Hingga tak lama kemudian, mereka akhirnya sampai di kamar milik Alissya. Evan langsung menurunkan tubuh gadis itu dan mengerutkan keningnya saat melihat Alissya terus menundukkan kepalanya.
"Ada apa?" Tanya Evan sambil mensejajarkan tinggi mereka. Saat itu juga Alissya menggelengkan kepalanya dan berusaha menormalkan detak jantungnya. Namun tidak dengan Evan yang tersenyum sangat tipis saat melihat kegugupan gadis itu.
"Ganti pakaianmu lalu beristirahatlah." ujar Evan sambil mengusap puncak kepala Alissya dengan lembut sebelum akhirnya menghilang dari kamar itu.
Saat itu juga Alissya terduduk di lantai sambil memegang dadanya, merasakan jantungnya yang berdetak sangat kencang. Bahkan wajah gadis itu kembali memerah saat mengingat sikap lembut Evan terhadapnya. Ingin rasanya gadis itu berteriak kencang menumpahkan semua kebahagiaannya.
"Astaga kenapa panas sekali di sini?" Erang Alissya sambil mengibaskan tangannya.
Saat itu juga Alissya langsung mengganti pakaiannya dan menenggelamkan tubuhnya di atas ranjang. Namun gadis itu tidak langsung tertidur, melainkan tengah menatap langit kamarnya dengan raut wajah sedih. Ia sangat bimbang. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Di satu sisi ia sangat ingin bersama dengan matenya, tetapi di sisi lain ia tidak bisa meninggalkan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️
Fantasy[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjadi penerus kerajaan Demon, King of Demon. Evan, seorang pria yang sangat dingin membuat siapapun akan segan untuk berbicara kepadanya. Evan t...