Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
*****Evan berjalan menyusuri lorong istana dengan raut wajah yang sangat dingin. Aura yang dipancarkan pria itu begitu menyeramkan. Tidak ada seorangpun yang berani bergerak saat mereka berpapasan dengannya. Steve segera melangkah mendekati Evan dan menundukkan kepalanya hormat saat melihat kedatangan pria itu.
"Dimana wanita itu?" Tanya Evan dingin.
"Ampun Yang Mulia. Sebenarnya kami sudah memasukan wanita itu ke penjara, tetapi Queen Crystal meminta kami untuk membawa wanita itu ke ruang pribadinya." Jelas Steve membuat Evan mengerutkan keningnya bingung. Saat itu juga ia berbalik menuju ruang pribadi milik ibunya.
Di tempat lain, Crystal tengah menatap tajam wanita yang tengah bersimpuh dihadapannya. Tubuh wanita itu bergetar hebat. Air mata telah mengalir membasahi wajahnya.
"Ampun Yang Mulia. Saya mengaku salah. Tolong maafkan saya Yang Mulia." Ujar pelayan tersebut dengan tubuh bergetar hebat.
Tidak ada satupun suara yang keluar dari mulut Crystal. Tangan wanita itu mengepal kuat menahan gejolak amarah dalam dirinya.
"Jika kau mengakui kesalahanmu, kenapa kau sangat berani melakukan hal keji seperti itu?!" Geram Crystal.
Veronica yang ada di samping Crystal berusaha menenangkan wanita itu. Ia tidak ingin Crystal jatuh sakit akibat amarah yang dikeluarkan olehnya.
"Ampun Yang Mulia. Saya.. saya hanya mengikuti perintah. Saya telah dibayar untuk melakukan hal ini." Crystal yang mendengar itu langsung membulatkan matanya.
"Siapa yang telah menyuruhmu?!" Ujar Evan yang baru saja masuk ke dalam ruang pribadi milik Crystal. Sedangkan Crystal yang mendengar suara putranya langsung menatap lurus ke depan. Di sana ia melihat putranya berdiri dengan raut wajah dingin.
Seketika ruangan itu menjadi mencekam, karena aura penuh mengintimidasi dari Evan. Amarah menyelimuti pria itu. Ingin rasanya ia segera membunuh wanita yang ada dihadapannya, tetapi ia masih perlu mencari informasi siapa sebenarnya yang ingin mencelakai istrinya.
"Cepat katakan!" Teriak Evan membuat tubuh pelayan itu menegang.
Crystal beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Evan. Ia dapat melihat dengan jelas jika putranya tengah menahan amarah yang ada di dalam dirinya.
"Biarkan mommy yang mengurus wanita ini nak. Lebih baik kau menemani istrimu." Ujar Crystal sambil mengusap punggung pria itu.
"Tidak mom, dia telah mencelakai istriku. Sebagai seorang suami dan pemimpin di kerajaan ini, aku akan memastikan dia mendapatkan hukuman yang berat." Ujar Evan dengan tegas sontak membuat pelayan yang bersujud dihadapan mereka bergetar ketakutan.
Pelayan itu langsung merangkak mendekati Crystal dan Evan dengan tatapan penuh memohon.
"Mohon ampuni saya Yang Mulia. Saya benar-benar mengaku salah. Saya.. saya akan mengatakan semuanya, tapi saya mohon ampuni saya Yang Mulia." Isak pelayan tersebut dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajah wanita itu.
Evan pun menurunkan tubuhnya, mensejajarkan dengan tinggi wanita tersebut. Evan menatap tajam dengan tangan mengepal kuat.
"Kau ingin aku mengampunimu setelah kau melukai istriku?!" Ujar Evan dengan penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️
Fantasía[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjadi penerus kerajaan Demon, King of Demon. Evan, seorang pria yang sangat dingin membuat siapapun akan segan untuk berbicara kepadanya. Evan t...