Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******Setelah mendapatkan apa yang telah ia inginkan, pelayan tersebut pun kembali berlari menuju istana. Ia tidak ingin ada orang yang merasa curiga atas menghilangnya dirinya dari istana. Namun setelah kepergian pelayan itu, saat itu juga orang tersebut membuka tudung kepala yang menutupi seluruh wajahnya.
Saat itu juga semua orang yang ada di ruangan tersebut membulatkan matanya. Termasuk Lord Edgar dan Queen Victoria yang tidak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan.
"Livia!"
*****
"Tidak!" Teriak Livia, setelah wanita itu berhasil melepaskan pengaruh sihir yang mengunci pergerakannya.
"Itu tidak benar ayah! Semua itu salah! Aku tidak mungkin melakukan hal itu." Ujar Livia berusaha menyangkal semua perbuatan yang telah ia lakukan.
Semua orang menatap tak percaya pada wanita itu. Bahkan Lord Edgar dan Queen Victoria hanya mampu terdiam dengan ekspresi wajah yang sangat sulit diartikan. Tetapi adegan demi adegan terus berputar, menampilkan kejadian yang saat itu dialami oleh Alissya. Tak banyak dari mereka dapat merasakan bagaimana rasa sakit yang dialami oleh Alissya. Bahkan mereka merasa prihatin atas apa yang menimpa wanita malang itu.
Alissya yang tidak bisa melihat kejadian yang ada di hadapannya langsung memalingkan wajahnya. Evan yang melihat itu langsung menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Tanpa sadar, air mata kembali mengalir dari sudut matanya. Kejadian itu kembali membuka luka yang bahkan belum sepenuhnya tertutup.
Saat itu juga Lord Edgar berjalan menghadap Evan dan berlutut di hadapan pria itu, membuat semua orang membulatkan matanya.
"Ampun Yang Mulia, ini kesalahan hamba yang telah salah mendidik putri hamba sehingga berani melakukan hal keji seperti ini Yang Mulia. Saya rela menerima hukuman atas perbuatan yang telah putri hamba lakukan." Ujar Lord Edgar dengan sedikit bergetar dan tertunduk malu.
Semua orang yang ada di sana seketika membulatkan matanya terkejut. Termasuk Livia yang menatap ayahnya dengan berlinang air mata.
"Tidak ayah jangan lakukan itu!" Isak Livia.
Tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Semua orang seketika terdiam membisu, termasuk Queen Crystal yang merencanakan ini semua. Muncul rasa kasihan sekaligus prihatin setelah melihat Lord Edgar yang ingin menanggung semua kejahatan yang telah dilakukan oleh putrinya sendiri. Tidak hanya itu, ia juga harus menanggung rasa malu pada seluruh pimpinan klan yang menghadiri acara tersebut.
"Setelah melihat ini apa kau juga tidak ingin mengakui kesalahanmu Livia?" Tanya Evan dengan nada dingin.
"Itu bukan kesalahanku, aku tidak.." belum selesai Livia berbicara, namun Evan lebih dulu memotongnya.
"Bawa Lord Edgar ke penjara bawah tanah!" Titah Evan sontak membuat Livia membulatkan matanya.
"Tidak! Ayah! Tidak jangan hukum ayahku. Evan aku mohon, dia tidak bersalah." Ujar Livia dengan menangis histeris.
Queen Victoria yang melihat kelakuan putrinya hanya mampu menundukkan kepalanya. Bahkan ia tidak berniat untuk menghampiri putrinya. Karena ia tahu jika putrinya telah melakukan kesalahan yang fatal dan membuat suaminya harus menanggung perbuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️
Fantasy[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjadi penerus kerajaan Demon, King of Demon. Evan, seorang pria yang sangat dingin membuat siapapun akan segan untuk berbicara kepadanya. Evan t...