01. Murid Baru

922 131 347
                                    

Jadilah kamu orang yang paling ikhlas, bukan yang paling baik. Karena yang baik belum tentu ada keikhlasan, tapi orang yang selalu ikhlas pasti baik.

ᤷ ៶ ៸
- ♡꒱ -

Bel masuk sebentar lagi berbunyi, semua siswa dan siswi sedang digemparkan dengan kedatangan seorang murid baru yang memiliki paras tampan. Di depan kelas 11 IPA-1 banyak wanita yang berebut tempat untuk melihat murid baru tersebut melalui jendela.

Dengan langkah yang terhenti di depan kelas 11 IPA-1, Meira mengernyitkan dahi. Ia memperhatikan semua orang yang berebut untuk melihat apa yang mereka ingin lihat.

Meira tidak tahu sebenarnya ada apa saat ini, ia menggelengkan kepalanya pusing melihat orang berkerumun. Meski memang ia sendiri penasaran, tapi gadis itu paling anti kalau berdesakan. Alhasil ia pergi ke kelas dengan wajah cerianya.

Disisi lain... Syabila yang sedang berjalan sambil melirik sekitar dengan tangan yang memegang erat pada tali tasnya. Dirinya terdiam, menghentikan langkahnya sama seperti halnya Meira sejak tadi.

"Ada apaan, tuh? Kelas 11 IPA-1 lagi ada bagi-bagi sembako? Ramet amat," ujar Syabila lalu melangkah kakinya menghampiri salah satu gadis yang sedang sibuk menggerakkan kepalanya kesana kemari mencari celah agar jelas melihat sang murid baru.

"Misi, ini ada apaan ya? Kok rame bener kayak mau dibagi sembako tapi bedanya ini gak ngantri, sih," ujar Syabila.

"Ada murid baru, ganteng banget. Spek pangeran surga tau!" ujar salah satu gadis disana.

Syabila penasaran. "Masa, sih? Gantengan mana sama Kak Radit sama Kak Haikal?"

"Gantengan si murid baru, lah, kulitnya mulus banget kek ubin masjid."

"Gak sekalian jalan tol? Biar lurus gak ada polisi tidur," timpal Syabila.

"Ya bisa jadi, lah, bisa jadi."

"Ada-ada aja anak perawan zaman sekarang, perasaan gue belum ada yang ngalahin kegantengan babeh gue, deh. Mana, sih, mana!!!" racau Syabila.

"Itu, tuh, yang duduk diantara Kak Haikal sama Kak Radit," tunjuk seorang siswi.

Syabila ikut berkerumun, mencari celah untuk melihat murid baru tersebut. Ia menggesek matanya sampai bisa melihat wajah tampan si murid baru yang katanya spek pangeran surga.

Saat menyadari matanya melihat seseorang berwajah tampan, berkulit sawo matang, tinggi, dan kini orang tersebut sedang menyisir-nyisir rambutnya ke belakang.

Syabila membelalakkan matanya terkejut, ternyata benar di kelas 11 IPA-1 ada pangeran surga.

"BUSET ANAK SIAPE, TUH, CAKEP BENER. YA ALLAH DIA JODOH SYABILA, KAH???!!! EDAN EDAN KU SEBUT DIA TAMPAN DAN MENGGODA IMAN!" pekik Syabila yang langsung berlari cepat menuju kelasnya, dikarenakan bel juga sudah berbunyi.

Dengan langkah yang lebar, nafas yang terengah-engah, gadis itu menghampiri Meira yang kini sedang merapihkan alat tulisnya diatas meja. Maklum, Meira ini anak pintar dia selalu memenangkan peringkat 3 besar dikelasnya.

Pantas saja ketika bel berbunyi alat tulis sudah harus dipersiapkan, berbeda dengan Syabila yang kini sedang mengatur nafasnya sambil duduk disebelah gadis yang menatap Syabila aneh.

Meira tersentak, tidak ada aba-aba sama sekali Syabila duduk dengan nafas yang sudah tidak bisa terkontrol.

"Lo kenapa, sih? Pagi-pagi ribut amat, abis dikejar rentenir?" tanya Meira.

"Hush, lo kali! Tau gak, sih, ada murid baru dikelas 11 IPA-1? Ganteng banget anjiiiiirrrrrr!!" ujar Syabila to the point.

Meira menaikkan kedua bahunya. "Au, tadi gue liat kelasnya rame banget. Gue penasaran juga cuman males aja desakan. Emang kenapa, sih, ada murid baru kok sampe ribut begitu?"

From Hi To GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang