Chapter 10

810 108 78
                                    

Bian mengetuk jemarinya ke atas stir kemudi. Lelaki itu menghembuskan nafasnya secara perlahan. Saat ini lelaki itu sudah berada di rest area pintu tol keluar menuju Jakarta.

Sebenarnya ada keraguan terbesit di dalam diri lelaki itu sekarang. Hatinya selalu bertanya-tanya meyakinkan, Apakah ini pilihan terbaik untuknya dan juga Aluna?

Jika ia mundur saja, apakah semuanya akan baik-baik saja? Tapi kesempatan ini tidak akan datang dua kali kan? Bagaimanapun ini adalah kesempatan emas untuk karirnya ke depan.

Tuutt..

Tuutt..

Plip

Sudut bibir Bian sedikit terangkat."Kamu dimana?" Sapanya ketika dering ponselnya terjawab.

"Assalamualaikumnya mana Mas?" Saur seorang gadis di sebrang sana.

Bian terkekeh kecil dari balik kemudi. Namun sepersekian detik kemudian, tiba-tiba rasa sesak merangsek masuk ke dalam hatinya.

Moment seperti ini--apa akan Bian dapatkan lagi, setiap hari ketika dirinya di pindahkan ke Kalimantan?

Promosi jabatan itu pasti akan menguras waktu dan tenaganya.

Bian menggelengkan kepala, segera mengenyahkan pikiran-pikiran yang dapat mengganggunya.

"Mas?" Bian tersentak dari lamunan.

Kemudian tertawa kecil."Assalamualaikum calon istri" Terdengar jelas suara dengusan dari gadis itu disana.

"Waalaikumsalam calon suami. Btw, kenapa nih tiba-tiba telpon aku di jam kantor kaya gini?" Tanya Aluna sedikit heran. Tidak biasanya Bian menghubunginya di jam-jam sibuk seperti ini.

Mendengar itu, Bian terdiam sejenak, kemudian tersenyum tipis."Coba kamu tebak aku lagi ada dimana?"

Hening.

Tidak ada jawaban.

Bian tertawa pelan, pasti sekarang kekasihnya itu sedang menampilkan raut wajah bingung nan menggemaskan deh."Video Call an sekarang, mau gak?"

Bian sudah tidak sabar untuk melihat wajah menggemaskan milik kekasihnya itu. Membayangkannya saja membuat dada lelaki itu berdesir hangat.

Uncchhhh 😘

"Aku lagi ngajar Mas" Tolak Aluna dengan nada suara lembut.

Bukan bermaksud menolak, hanya saja saat ini dia sedang mengajar, dan tidak enak jika video call an dengan pacar di depan para  murid-muridnya.

Sejujurnya Aluna sangat ingin melakukan video call dengan kekasihnya itu. Gadis itu juga merindu, sangat.

Bian menghela nafas pelan, sedikit keceea tapi lelaki itu sangat mengerti."Aku lagi di rest area pintu keluar tol Jakarta nih. 15 menitan lagi mungkin aku sampai" Sepertinya berbasa-basi dengan kekasihnya itu, Bian tidak akan pernah bisa.

Terlebih rasa rindunya sudah menyeruak tak tertahankan.

"Hah?" Kaget Aluna.

Takut-takut gadis itu salah dengar, mungkin?

"Aku mau ke Jakarta, nyusulin kamu" Ujar Bian lagi.

Aluna terdiam sejenak.

"Loh--tapi kan kamu gak ada bilang mau kesini Mas" Jantung Aluna berdetak dengan keras bukan main.

Berdetak tidak seperti biasanya.

Bian tertawa."Ya emang kenapa kalo aku mau kasih surprise ke pacar aku yang cantik ini sih, hm?" Ucap Bian menggoda.

MAS DUDA - PCY X IYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang