Chapter 6

838 123 55
                                    

Sepulang dari taman, putri semata wayangnya itu hanya diam dengan mata fokus menatap keluar jendela. Regan tau putrinya itu mendadak menjadi murung karna apa? Samar-samar lelaki itu mendengar pembicaraan antara anak gadisnya dengan Aluna tadi di taman.

"Kita makan dulu ya sayang?" Tanya Regan lembut.

Natha melirik sekilas ke arah Ayahnya dengan bibir cemberut. Gadis itu menghela nafas pelan kemudian menggeleng."Aku gak lapar" Setelah mengatakan itu, Natha kembali menatap ke luar jendela.

Regan menghembuskan nafasnya secara kasar.

Sebenarnya apa sih yang di liat oleh anak itu terhadap Aluna? Anak gadisnya sampai patah hati sebegininya mengetahui Bunda nya sudah memiliki seorang anak.

Eh--bentar!! Bundanya???? What!!!

Regan menggelengkan kepalanya dengan ribut. Kenapa dia jadi kebawa fikiran tentang wanita itu sih??

Tapi--------

"Papa tau gak kenapa Natha suka banget sama Bunda Aluna semenjak pertama kali kita ketemu?" Celetuk sang putri membuat Regan menoleh cepat.

Regan tidak menjawab.

"Ya, mana Papa tau nak?" Jawab Regan dalam hati.

Dia beneran gak tau lah. Justru dia mau nanya hal itu nanti sebelum Natha membahasnya seperti sekarang ini.

"Bunda Aluna itu wanita tercantik yang pernah Natha temuin, senyumnya juga tulus. Bahkan aku suka banget di peluk Bunda, rasanya nyaman" Natha menatap wajah Ayahnya dengan intens.

"Dan aku gak pernah ngeliat teman-teman wanita Papa senyum tulus ke aku. Apalagi tante Adel!!" Regan mengernyit.

Adel?

Sejak kapan Natha dan Adel bertemu?

Bahkan lelaki itu belum sempat mengenalkannya pada sang putri.

Seingat Regan.

"Adel?" Tanya Regan.

Natha mengangguk mantap."Waktu itu dia jemput aku ke sekolah. Katanya disuruh sama Papa, tapi Natha gak mau dan tangan Natha di cengkram sama dia sampe merah" Adu bocah itu membuat Regan mengerem mendadak.

"APA?!" Teriak Regan marah.

Natha terdiam sebentar, sebelum melanjutkan kalimatnya."Dan disaat itu juga Natha ketemu sama Bunda Aluna. Bunda yang nolongin dan obatin tangan aku yang merah, terus mengompresnya dengan air hangat" Ujar gadis itu jujur.

Sebelum Aluna memperkenalkan dirinya sebagai guru di Sekolah anak itu, keduanya sudah bertemu.

Saat itu Aluna sehabis mengurus berkas-berkas nya untuk mengajar, Aluna melihat seorang gadis kecil yang terduduk di taman sendirian sambil menangis.

Gadis itu juga memegangi pergelangan tangannya yang memerah dan perih.

Aluna membantu Natha mengompres pergelangan tangannya, mengajak anak itu memakan es krim untuk menghiburnya agar tidak menangis lagi.

Perlakuan itu dirasakan Natha dengan penuh ketulusan.

Mendengar penuturan dari sang putri membuat Regan mengepalkan tangannya di atas stir kemudi. Sedikit rasa bersalah juga berkecamuk di dalam hatinya, karna sempat memandang remeh gadis yang bernama Aluna itu dan merendahkan harga dirinya dengan menawarkan uang kepada gadis itu.

Regan merasa malu.

Harusnya dia tidak berlaku kasar seperti itu pada wanita yang sudah menolong anaknya.

"Papa minta maaf ya udah bikin kamu kesulitan. Papa harusnya luangin waktu untuk kamu" Regan mengelus surai panjang putri kecilnya itu dengan lembut.

Dia juga merasa bersalah karna tidak pernah ada waktu untuk anaknya dan malah sibuk bekerja. Bukan sengaja, tapi memang pekerjaan Regan di kantor sedang banyak-banyaknya.

MAS DUDA - PCY X IYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang