Chapter 15

701 107 24
                                    

Aluna melangkah pergi setelah membanting pintu rumah yang tengah di tempati sementara oleh Tama dan juga ibunya itu dengan keras.

Natha terbengong, gadis kecil itu terkejut. Sedangkan Regan langsung bergegas mengejar gadis itu.

"Na---?"

Aluna tidak menggubris panggilan itu, gadis itu terus berjalan sampai di depan pintu mobilnya.

Ceklek

Blam

Regan berhasil mencegahnya,"dengerin aku dulu, Na."

"Lepas!" Aluna menatap Regan tajam.

Regan menggeleng."Please dengerin aku dulu." Aluna mencoba menepis cekalan kuat dari tangan lelaki itu.

"Lepasin aku Mas!!" Suara gadis itu meninggi.

Rasanya begitu sesak, merasakan kehilangan orang terkasih, dan mendengar kenyataan pahit bahwa kepergian orang itu juga karna campur tangan dari manusia lain, membuat hatinya hancur.

"Please---dengerin aku dulu, Na."

"Aku gak mau." Tolak Aluna membuang wajah, gadis itu enggan walau hanya untuk menatap Regan.

Regan semakin mencengkram pergelangan tangan Aluna, membuat pergelangan tangan gadis itu memerah, apalagi gadis itu tidak bisa diam dan terus memberontak.

Grep

Regan mendekap tubuh Aluna, lalu lelaki itu mengelus punggung Aluna yang semakin bergerak meronta, guna menenangkannya.

"Maaf" Ucap Regan lirih.

Aluna memejam, gadis itu sekuat tenaga menahan tangisannya.

"Sumpah demi Tuhan, aku gak tau kejadiannya akan seperti ini, Na. Awalnya aku hanya ingin kamu dan Bian jauh----berjarak." Aluna terisak pilu dalam dekapan erat lelaki itu.

Jantung Regan berdegub kencang, hatinya juga merasa kalut. Ia tidak menyangka, bahwa Aluna akan tahu secepat ini.

"Mungkin cara aku salah, aku picik karna melakukan segala cara untuk mendapatkan kamu, tapi---sumpah demi Tuhan, aku juga menyesal Bian pergi ninggalin kamu untuk selamanya seperti sekarang ini, Na---maaf"

"Kenapa mas? Kenapa?" Suara Aluna terdengar bergetar. Regan yang mendengar rintihan itu, hatinya begitu sakit dan sesak di dada.

Bibir Regan bergetar, lidahnya terasa kelu. Ia harus bagaimana ya Tuhan?

"Karna----aku cinta sama kamu. Maaf, Na" Ucap laki-laki itu, mengungkapkan perasaannya.

Tiba-tiba tawa Aluna terdengar,"hahaha----kamu----mencintai aku? Bercanda kamu mas." Aluna mendongak, melengkungkan tawa namun penuh luka.

Regan menunduk, dengan kedua mata berkaca-kaca. Laki-laki itu begitu pedih melihat Aluna yang begitu rapuh----dan itu karna keegoisannya dulu.

"Maaf Na. Tapi aku serius."

Aluna menatap nyalang kedua mata Regan yang juga tengah menatapnya,"menghalalkan segala cara itu namanya bukan cinta, Mas. ITU BUKAN CINTA!!!"

Tes

Air mata duda beranak satu itu menetes, sumpah demi Tuhan, tatapan Aluna terhadapnya benar-benar penuh dengan kebencian.

Regan tidak sanggup.

"Kamu tau---impian yang sudah aku rancang bersama dengan Mas Bian sedari dulu adalah hidup bersama, menghalalkan hubungan kami yang sudah bertahun-tahun terjalin di hadapan Tuhan"

Aluna mencengkram kedua sisi jas Regan dengan tangannya, air matanya terus keluar enggan berhenti."Moment itu aku tunggu-tunggu, Mas. Aku menunggu hari itu---hari dimana aku bisa hidup bahagia bersama mas Bian. DAN KAMU DENGAN KEEGOISAN KAMU ITU----MENGHANCURKAN SEMUANYA!!! SEMUANYA REGAN!!!!" Teriak Aluna histeris.

MAS DUDA - PCY X IYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang