Chapter 22

803 103 8
                                    

Sudah satu bulan lebih Regan dan Aluna resmi berpacaran. Keduanya sepakat untuk saling mengenal lebih dekat dan terbuka satu sama lain, bahkan Natha---sang putri juga begitu lengket dengan Aluna.

Gadis kecil itu selalu menempeli Aluna, kemanapun Bunda nya itu pergi, bahkan saat mengajar di Sekolah sekalipun.

"Kamu kesanaan dong, Nath. Papa juga mau baring di paha Bunda tau." Gadis kecil itu terus menggeleng, memeluk perut Aluna dengan bibir memberengut. Enggan menuruti perintah Ayahnya.

"Papa gak boleh deket-deket sama Bunda, nanti setan lewat." Ucap gadis kecil itu polos.

Aluna terkekeh geli melihat perdebatan kecil dari sepasang Ayah dan anak itu.

Regan memelototkan kedua matanya,"setan apaan?" Sengitnya.

Aluna menatap Regan sambil tersenyum penuh arti.

"Kata Nenek, kalau Papa sama Bunda lagi ngobrol berdua, Natha harus ikutin terus biar gak ada setan yang lewat. Iya kan Bun?" Gadis kecil itu mendongak menatap Aluna yang tengah mengelus surai panjang hitamnya dengan usapan lembut.

Aluna menganggukkan kepala,"iya sayang."

Kemudian gadis kecil itu mengejek Ayahnya dengan menjulurkan lidah."Papa kalah, jadi---go away"

Gadis cilik itu kembali memeluk perut Aluna secara posesif. Tidak memberikan sela pada sang Ayah untuk berbaring juga di bantalan paha sang Bunda.

Regan menatap Aluna dengan tatapan memelas,"sayang~~~~~" Rengeknya membuat Aluna menghela nafasnya panjang.

"Senderan di bahu aku aja sini." Aluna menepuk-nepuk sebelah bahu sempitnya yang kosong.

Regan mencebik, meski secara perlahan lelaki itu menurut.

Grep

Chuuuu

Regan mengecup leher jenjang Aluna sekilas, kedua tangannya memeluk tubuh Aluna dari samping begitu erat.

"Mas!!" Peringat Aluna yang hanya di tanggapi cengiran menyebalkan dari lelaki itu.

Chuuuu

Chuuuu

Chuuuu

Regan terus saja mengecupi leher jenjang Aluna, membuat Aluna mendelikkan matanya tajam.

"Diem atau aku pulang!" Ancam gadis itu.

Dan---berhasil.

Regan langsung menghentikan aksinya.

Dengan mendengus, lelaki itu mendusel ke dalam ceruk leher Aluna sambil menggerutu lirih.

"Kalau kaya gini caranya, kapan kita bisa mesra-mesraan dong, sayang?"

Aluna menahan senyum dalam diam.

Tangan gadis itu terulur untuk mengelus surai berantakan sang kekasih.

"Sabar, Mas. Ada benernya juga Mama nyuruh Natha jadi satpam kita kaya gini. Soalnya kamu mesum sih" Saut Aluna berbisik.

Regan menatap Aluna dari bawah,"kamu juga menikmati kan? Apalagi waktu di mobil, beuhh---kamu agresif juga ternyata."

Srett

"Aahhh--sakit sayang." Regan menegakkan tubuhnya sambil mengusap pinggang bekas cubitan kecil Aluna.

Sakit banget woy!!

"Mulut kamu bener-bener ya."

Regan masih meringis, merasakan sakit di bagian pinggangnya.

MAS DUDA - PCY X IYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang